27.8 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Ngaku Tergiur Upah Rp5 Juta, Ketiganya Dipandu via Hape

Foto: Manahan/PM Sat Narkoba Polres DS memaparkan ketiga janda penyelundup sabu-sabu, serta tangkapan sabu, Jumat (10/4/2015).
Foto: Manahan/PM
Sat Narkoba Polres DS memaparkan ketiga janda penyelundup sabu-sabu, serta tangkapan sabu, Jumat (10/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketiga janda yang ditangkap di bandara Kualanamu karena coba menyelundupkan sabu-sabu di celana dalamnya, mengaku tergiur upah Rp5 juta. Tapi mereka mengatakan, belum tahu, apakah masing-masing diupah Rp5 juta atau ketiganya hanya dapat Rp5 juta. ”Sampai saat ini, sepeser pun upah yang dijanjikan belum kami terima,” kata ketiga janda itu, yakni Rostiana (35) janda 2 anak warga Dusun TGK Saed Teupok Baroh Jeumpa Aceh, Erdawati (43) janda 2 anak warga Dusun TGK Mustafa Bireun Meunasah Blang Kota Juang serta Ariana Nurdin (50) janda 4 anak warga Keude Alue Rheng Kecamatan Peudada, Aceh Utara.

Mereka adalah calon penumpang Citilink tujuan Lombok transit Bandung.

Pengakuan ketiganya klasik. Sabu diperoleh dari orang tak dikenal di jalinsum Medan-Banda Aceh pada Kamis (9/4) sekira pukul 21.00 WIB. Para pelaku mengaku tidak ada menerima uang jalan dari pria misterius itu. Saat sabu diterima, sudah di dalam kaos kaki hitam.

“Sekira jam 7 kurang ketiganya masuk ke dalam toilet yang ada di terminal chek in. Erdawati membawa tas merah dan Ariana tas abu-abu. Ide simpan di celana dalam merupakan ide dari pria yang memberikan kaos kaki hitam, yang terdapat bungkusan plastik transparan berisi sabu. Komunikasi hanya lewat hp, semuanya satu kampung dan sudah lama kenal. Ketiga pelaku mengaku ini yang pertama kali,” kata petugas yang memeriksa pelaku.

Ketiga janda itu tampak menutupi wajahnya saat dipaparkan. Ketiganya tidak bersedia berkomentar, dan hanya tertunduk serta menangis. Begitu juga saat ditemui di ruang penyidik, ketiga pelaku langsung menutup wajahnya dengan kain dan tidak bersedia memberikan keterangan.

Kasat Narkoba Polres Deliserdang, AKP Eddy Safari menerangkan bahwa Rostiana bertugas penyedia tiket dan pemandu Erdawati dan Ariana. Lanjutnya bahwa ketiga pelaku dipandu oleh seseorang anggota jaringan yang dikenal oleh Rostiana melalui hp.

Saat tiba di Lombok nanti, ketiga pelaku akan dijemput seseorang yang identitasnya masih dalam penyelidikan. ”Berdasarkan data yang diperoleh dari hp Rostiana, diketahui bahwa pengiriman ini sudah direncanakan sejak tanggal 7 lalu. Nomor hp yang akan menerima sabu di Lombok sudah diketahui dan akan dilacak menggunakan teknologi,” tegasnya.(cr1/trg)

Foto: Manahan/PM Sat Narkoba Polres DS memaparkan ketiga janda penyelundup sabu-sabu, serta tangkapan sabu, Jumat (10/4/2015).
Foto: Manahan/PM
Sat Narkoba Polres DS memaparkan ketiga janda penyelundup sabu-sabu, serta tangkapan sabu, Jumat (10/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketiga janda yang ditangkap di bandara Kualanamu karena coba menyelundupkan sabu-sabu di celana dalamnya, mengaku tergiur upah Rp5 juta. Tapi mereka mengatakan, belum tahu, apakah masing-masing diupah Rp5 juta atau ketiganya hanya dapat Rp5 juta. ”Sampai saat ini, sepeser pun upah yang dijanjikan belum kami terima,” kata ketiga janda itu, yakni Rostiana (35) janda 2 anak warga Dusun TGK Saed Teupok Baroh Jeumpa Aceh, Erdawati (43) janda 2 anak warga Dusun TGK Mustafa Bireun Meunasah Blang Kota Juang serta Ariana Nurdin (50) janda 4 anak warga Keude Alue Rheng Kecamatan Peudada, Aceh Utara.

Mereka adalah calon penumpang Citilink tujuan Lombok transit Bandung.

Pengakuan ketiganya klasik. Sabu diperoleh dari orang tak dikenal di jalinsum Medan-Banda Aceh pada Kamis (9/4) sekira pukul 21.00 WIB. Para pelaku mengaku tidak ada menerima uang jalan dari pria misterius itu. Saat sabu diterima, sudah di dalam kaos kaki hitam.

“Sekira jam 7 kurang ketiganya masuk ke dalam toilet yang ada di terminal chek in. Erdawati membawa tas merah dan Ariana tas abu-abu. Ide simpan di celana dalam merupakan ide dari pria yang memberikan kaos kaki hitam, yang terdapat bungkusan plastik transparan berisi sabu. Komunikasi hanya lewat hp, semuanya satu kampung dan sudah lama kenal. Ketiga pelaku mengaku ini yang pertama kali,” kata petugas yang memeriksa pelaku.

Ketiga janda itu tampak menutupi wajahnya saat dipaparkan. Ketiganya tidak bersedia berkomentar, dan hanya tertunduk serta menangis. Begitu juga saat ditemui di ruang penyidik, ketiga pelaku langsung menutup wajahnya dengan kain dan tidak bersedia memberikan keterangan.

Kasat Narkoba Polres Deliserdang, AKP Eddy Safari menerangkan bahwa Rostiana bertugas penyedia tiket dan pemandu Erdawati dan Ariana. Lanjutnya bahwa ketiga pelaku dipandu oleh seseorang anggota jaringan yang dikenal oleh Rostiana melalui hp.

Saat tiba di Lombok nanti, ketiga pelaku akan dijemput seseorang yang identitasnya masih dalam penyelidikan. ”Berdasarkan data yang diperoleh dari hp Rostiana, diketahui bahwa pengiriman ini sudah direncanakan sejak tanggal 7 lalu. Nomor hp yang akan menerima sabu di Lombok sudah diketahui dan akan dilacak menggunakan teknologi,” tegasnya.(cr1/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/