30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Vaksin Kanker Serviks Sebabkan Menopause, Benarkah?

Hoax-Menopause dan Kanker Serviks.

SUMUTPOS.CO – Ada banyak kejanggalan dalam hoax berikut ini. Namun, karena para pengguna media sosial kurang jeli, pesan abal-abal produk lawas itu kembali bertebaran melalui grup-grup percakapan.

’’Vaksin kanker/Cancer Serviks yg ditujukan kepada anak2 SD ini akan menyebabkan MENOPAUSE DINI2.’’ Begitu penggalan pesan hoax yang tersebar akhir-akhir ini. Seperti biasa, penulisnya menggunakan beberapa huruf kapital secara lebay.

Pembuat pesan menganggap kebijakan itu hanya ditujukan untuk menekan populasi di Indonesia. Program tersebut merupakan agenda tersembunyi Tiongkok untuk Indonesia. ’’Ini ancaman serius dari Pemprov DKI di bawah Ahok,’’ tulis pesan tersebut.

Dari penggalan pesan terakhir itu, sudah kelihatan bahwa pesan tersebut abal-abal. Bukankah Ahok sudah tidak menjadi gubernur DKI Jakarta? Anehnya, hingga kemarin masih ada yang membagikan pesan itu. Bahkan hingga ke luar Jakarta.

Menurut pembuat pesan, vaksin untuk kanker serviks tidak lagi dilakukan di Amerika dan Inggris Raya. Juga tidak laku karena harganya mahal. ’’Wow…di DKI digratisin lho! Dikasih sama Pemprov dan uangnya dari rakyat kan? Gagal faham: kok anak2 SD yg dituju?’’ Begitu kalimat lain dalam pesan yang sama.

Di akhir kalimat, si pembuat pesan mengatakan, ’’APAPUN PENJELASAN MEREKA Vaksin Servik TETAP SEBUAH KEBOHONGAN BESAR. Raih Pahala Bantu Sebarkan!’’

Spesialis obstetri dan ginekologi dr Hanny Aditanzil SpOG menyatakan bingung atas isi pesan tersebut. Menurut dia, vaksin itu malah sebuah pencegahan yang pemberian terbaiknya adalah pada usia belum terpapar. ’’Rekomendasinya usia 10 tahun sampai 55 tahun,’’ ujarnya.

Usia-usia yang belum terpapar virus, jika mendapat vaksin, akan menghasilkan kekebalan 20 kali lebih kuat daripada infeksi alamiah. ’’Infeksi itu, misalnya, lewat hubungan seksual,’’ jelas alumnus Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga dan Udayana itu.

Vaksin serviks, menurut Hanny, berisi partikel yang mirip dengan human papillomavirus (HPV). Dengan dimasukannya vaksin, tubuh diharapkan mengenalinya sebagai HPV, lalu menghasilkan sistem kekebalan tubuh. ’’Yang saya bingung ini menjawab soal menopause dini. Dari mana ya idenya?’’ ujar Hanny.

Hoax-Menopause dan Kanker Serviks.

SUMUTPOS.CO – Ada banyak kejanggalan dalam hoax berikut ini. Namun, karena para pengguna media sosial kurang jeli, pesan abal-abal produk lawas itu kembali bertebaran melalui grup-grup percakapan.

’’Vaksin kanker/Cancer Serviks yg ditujukan kepada anak2 SD ini akan menyebabkan MENOPAUSE DINI2.’’ Begitu penggalan pesan hoax yang tersebar akhir-akhir ini. Seperti biasa, penulisnya menggunakan beberapa huruf kapital secara lebay.

Pembuat pesan menganggap kebijakan itu hanya ditujukan untuk menekan populasi di Indonesia. Program tersebut merupakan agenda tersembunyi Tiongkok untuk Indonesia. ’’Ini ancaman serius dari Pemprov DKI di bawah Ahok,’’ tulis pesan tersebut.

Dari penggalan pesan terakhir itu, sudah kelihatan bahwa pesan tersebut abal-abal. Bukankah Ahok sudah tidak menjadi gubernur DKI Jakarta? Anehnya, hingga kemarin masih ada yang membagikan pesan itu. Bahkan hingga ke luar Jakarta.

Menurut pembuat pesan, vaksin untuk kanker serviks tidak lagi dilakukan di Amerika dan Inggris Raya. Juga tidak laku karena harganya mahal. ’’Wow…di DKI digratisin lho! Dikasih sama Pemprov dan uangnya dari rakyat kan? Gagal faham: kok anak2 SD yg dituju?’’ Begitu kalimat lain dalam pesan yang sama.

Di akhir kalimat, si pembuat pesan mengatakan, ’’APAPUN PENJELASAN MEREKA Vaksin Servik TETAP SEBUAH KEBOHONGAN BESAR. Raih Pahala Bantu Sebarkan!’’

Spesialis obstetri dan ginekologi dr Hanny Aditanzil SpOG menyatakan bingung atas isi pesan tersebut. Menurut dia, vaksin itu malah sebuah pencegahan yang pemberian terbaiknya adalah pada usia belum terpapar. ’’Rekomendasinya usia 10 tahun sampai 55 tahun,’’ ujarnya.

Usia-usia yang belum terpapar virus, jika mendapat vaksin, akan menghasilkan kekebalan 20 kali lebih kuat daripada infeksi alamiah. ’’Infeksi itu, misalnya, lewat hubungan seksual,’’ jelas alumnus Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga dan Udayana itu.

Vaksin serviks, menurut Hanny, berisi partikel yang mirip dengan human papillomavirus (HPV). Dengan dimasukannya vaksin, tubuh diharapkan mengenalinya sebagai HPV, lalu menghasilkan sistem kekebalan tubuh. ’’Yang saya bingung ini menjawab soal menopause dini. Dari mana ya idenya?’’ ujar Hanny.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/