SUMUTPOS.CO – Isu soal Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terus digoreng sejumlah pihak membawa serangkaian kabar hoax. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun jadi korban. Dia disebut-sebut sebagai anak tokoh PKI MH Lukman. Padahal, Lukman meninggal enam tahun sebelum Fahri lahir.
Kabar hoax yang menerpa Fahri itu kini ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satu akun yang menyebarkan bahwa Fahri anak PKI adalah akun Facebook bernama Ratya Mardika Tata Koesoma. Sekitar tiga hari lalu akun itu mem-posting foto kolase antara Fahri Hamzah dan seorang laki-laki. Foto Fahri berwarna dan foto laki-laki itu hitam putih.
”Siapakah FH sebenarnya??? Anak M.H. Lukman Wakil Ketua CC PKI.” Begitulah tulisan dalam kolase foto tersebut. Si akun Ratya Mardika Tata Koesoma menambahinya dengan caption lagi. ”Fahri Hamzah anak PKI. Harusnya KTP-nya ditandai itu, gak boleh cari makan di Indonesia kaya anak turun PKI yang lainnya. Nggak adil dong kalau yang lain saja dibegitukan masak anak orang nomer dua-nya PKI bebas2 aja lenggang genjer2?.” Demikian status provokatif yang dibuat Ratya.
Senin (25/9) status itu sudah dihapus. Entah apa motif Ratya Mardika Tata Koesoma. Yang jelas, status yang dibuatnya sangat ngawur. Foto lelaki yang disandingkan dengan Fahri ternyata Mas Marco Kartodikromo. Marco pernah menjadi pewarta Medan Prijaji, Saro Tomo, dan Doenia Bergerak di era penjajahan Belanda. Salah satu karya terbaiknya adalah buku Student Hidjo. Karena aktivitas jurnalismenya yang kerap mengkritik pemerintah Belanda, Marco ditangkap dan diasingkan ke Boven Digoel di Papua.
Lantas, siapakah M.H. Lukman yang disebut sebagai ayah Fahri? M.H. Lukman memang wakil ketua Central Committee PKI. Dia merupakan anak seorang kiai dengan latar belakang Sarekat Islam, H Muchlas. Muchlas dan keluarganya (termasuk Lukman kecil) sempat diasingkan Belanda ke Boven Digoel pada 1929.
Catatan sejarah mengenai daftar tokoh yang meninggal dalam pembersihan antikomunis di Indonesia, nama Lukman masuk di dalamnya. Dia meninggal karena dihukum mati pada 1965 alias enam tahun sebelum Fahri Hamzah dilahirkan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
SUMUTPOS.CO – Isu soal Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terus digoreng sejumlah pihak membawa serangkaian kabar hoax. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun jadi korban. Dia disebut-sebut sebagai anak tokoh PKI MH Lukman. Padahal, Lukman meninggal enam tahun sebelum Fahri lahir.
Kabar hoax yang menerpa Fahri itu kini ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satu akun yang menyebarkan bahwa Fahri anak PKI adalah akun Facebook bernama Ratya Mardika Tata Koesoma. Sekitar tiga hari lalu akun itu mem-posting foto kolase antara Fahri Hamzah dan seorang laki-laki. Foto Fahri berwarna dan foto laki-laki itu hitam putih.
”Siapakah FH sebenarnya??? Anak M.H. Lukman Wakil Ketua CC PKI.” Begitulah tulisan dalam kolase foto tersebut. Si akun Ratya Mardika Tata Koesoma menambahinya dengan caption lagi. ”Fahri Hamzah anak PKI. Harusnya KTP-nya ditandai itu, gak boleh cari makan di Indonesia kaya anak turun PKI yang lainnya. Nggak adil dong kalau yang lain saja dibegitukan masak anak orang nomer dua-nya PKI bebas2 aja lenggang genjer2?.” Demikian status provokatif yang dibuat Ratya.
Senin (25/9) status itu sudah dihapus. Entah apa motif Ratya Mardika Tata Koesoma. Yang jelas, status yang dibuatnya sangat ngawur. Foto lelaki yang disandingkan dengan Fahri ternyata Mas Marco Kartodikromo. Marco pernah menjadi pewarta Medan Prijaji, Saro Tomo, dan Doenia Bergerak di era penjajahan Belanda. Salah satu karya terbaiknya adalah buku Student Hidjo. Karena aktivitas jurnalismenya yang kerap mengkritik pemerintah Belanda, Marco ditangkap dan diasingkan ke Boven Digoel di Papua.
Lantas, siapakah M.H. Lukman yang disebut sebagai ayah Fahri? M.H. Lukman memang wakil ketua Central Committee PKI. Dia merupakan anak seorang kiai dengan latar belakang Sarekat Islam, H Muchlas. Muchlas dan keluarganya (termasuk Lukman kecil) sempat diasingkan Belanda ke Boven Digoel pada 1929.
Catatan sejarah mengenai daftar tokoh yang meninggal dalam pembersihan antikomunis di Indonesia, nama Lukman masuk di dalamnya. Dia meninggal karena dihukum mati pada 1965 alias enam tahun sebelum Fahri Hamzah dilahirkan di Nusa Tenggara Barat (NTB).