John pun berbicara hal yang sama kepada seluruh staf Ellinwood Eagles, koran sekolah saya yang juga punya kewajiban mengerjakan buku tahunan sekolah.
Dia bilang, secara bakat, tim jurnalistik saya waktu itu tidak sebaik tim tahun sebelumnya. Dan tim tahun sebelumnya memang sangat berbakat, sampai akhirnya menjadi juara negara bagian, dan menjadi salah satu yang terbaik di Amerika.
John blak-blakan di depan kami semua. Dia bilang, Pemred kami waktu itu tidak sehebat tahun sebelumnya dalam hal menulis dan meng-edit. Talenta staf yang lain juga dianggap pas-pasan. “Fotografernya saja belum fasih berbahasa Inggris,” tambahnya sambil melirik ke saya.
Tapi, dia menegaskan, tidak berarti tim ini tidak bisa berprestasi dan menghasilkan koran sekolah yang baik.
Dengan tim tahun saya itu, John benar-benar harus lebih sabar membina. Butuh waktu bagi tim itu untuk bisa bekerja dengan baik, dan bisa kompak bekerja.
Alhasil, kami pun sering bekerja sampai malam di ruang redaksi sekolah (rata-rata sampai pukul 9 malam). Demi memastikan standar setiap terbitan sebaik-baiknya (sesuai harapan John tentunya).
Kadang, kami pun harus bekerja saat weekend, saat anak-anak lain santai libur. Bayangkan, ini sebuah koran sekolah. Koran beneran saja belum tentu serajin ini!
“Di kelas ini kita bisa banyak belajar. Tapi, memenuhi deadline dan harus masuk bekerja pada akhir pekan adalah yang terburuk,” komentar salah seorang rekan saya.
Walau sering mengomel, sering saling mengomeli, dan sering diomeli John, semua kerja keras itu ternyata ada hasilnya.
Kami mampu menjadi juara tingkat regional, lalu meraih juara kedua tingkat negara bagian. Memang tidak sehebat tim tahun sebelumnya. Tapi mengingat talenta dan potensi kami pada awal pembentukan, kami sudah melangkah jauh.
Dalam buku tahunan, John memberikan komentar yang merangkum tim kami dengan sangat pas:
“Saya sering marah kepada tim koran dan Yearbook, karena mereka tidak selalu bekerja memaksimalkan potensinya. Di sisi lain, mereka tetap menghasilkan lebih banyak karya bila dibandingkan tim-tim sebelumnya. Serta menjadi juara kedua di tingkat negara bagian. Yearbook yang dihasilkan pun cukup bagus.
Lalu, ada komentar yang benar-benar dia simpan sampai akhir: “Saya akan bilang bahwa saya bangga pada mereka. Tapi, saya tak mau mereka mendengar ini sampai tahun ajaran ini selesai.
***
Tulisan ini memang personal dan contohnya diambil dari tim anak SMA. Tapi, saya rasa relevan untuk kita semua. Ya, nggak?
Gara-gara John, saya paling sebal melihat orang tidak mau berusaha. Gara-gara John, saya paling sebal melihat orang mudah menyerah.
Ya, andai memaksa maksimal pun, kita mungkin tetap tidak punya cukup bakat untuk jadi juara atau jadi yang terbaik. Tapi, kita masih bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang berkesan.
Kalau tidak, lalu hidup ini untuk apa? (*)