***
Semoga saja keluarga saya bisa berkontribusi meminimalkan lemahnya kesukaan membaca di negara kita.
Menurut sebuah studi baru oleh John Miller dari Central Connecticut State University di New Britain, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal perilaku membaca. Di bawah Thailand, hanya di atas Botswana.
Sebenarnya hasil studi itu bukan hal mengejutkan. Rasanya kok ya hanya menegaskan bahwa Indonesia ya begini ini. Dan, dari dulu memang ada survei/penelitian yang memuji-muji Indonesia sebagai negara yang suka membaca?
Menanggapi hasil studi seperti itu, memang ada yang mencoba ”membela negara”, bilang bahwa secara budaya kita ini terbiasa bertutur, bukan menulis untuk dibaca. Tapi, ya apakah itu baik? Mungkin karena itu ya bangsa kita ini lebih cocok jadi bangsa komentator, bukan bangsa pelaku/pembuat.
Tidak, tulisan ini tidak akan sok idealis –apalagi klise– mengajak semua untuk makin rajin membaca. Seperti saya tidak memaksakan anak saya untuk suka membaca.
Dan kalau Anda membaca tulisan ini, sangat mungkin Anda sudah termasuk yang suka membaca. Jadi, buat apa saya mengingatkan Anda? Hehehe…
Paling saya hanya ingin mengingatkan: Kalau sudah suka membaca, tolong jangan lupa pula untuk berbuat. Karena takdir kita tinggal di lingkungan masyarakat yang minim gizi di dalam kepala, apa pun gizi yang kita punya di dalam kepala kita harus ada gunanya untuk orang banyak… (*)