26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Twist Ending

 

Saya suka kejutan. Saya suka twist ending. Saya suka sesuatu yang bikin orang senang, sedih, sebel, marah, tapi ternyata ujungnya tidak seperti yang diperkirakan. Termasuk dalam kehidupan.

***

Istilah twist ending mungkin populer karena film. Yang paling terkenal mungkin adalah Sixth Sense garapan M Night Shyamalan (1999). Sepanjang film, kita tidak menyadari bahwa tokoh yang diperankan Bruce Willis ternyata sudah mati!

Akhir pekan lalu, ada satu lagi film Shyamalan yang bikin heboh Amerika, bahkan mungkin kehebohannya menyaingi prosesi pergantian presiden dari Obama ke Trump.

Film itu berjudul “Split”.

Selama diperkenalkan dan dipromosikan, orang menganggap film itu sebagai sebuah psychological thriller. Tentang seseorang dengan kelainan mental (punya 24 kepribadian) yang menculik tiga gadis remaja.

Film itu mulai diputar akhir pekan lalu di Amerika (20 Januari), dan sampai film itu hampir berakhir, orang sepertinya memang menonton sebuah psychological thriller.

Tapi kemudian, setelah film itu berakhir, ada satu adegan tambahan. Lalu, ada satu karakter superpenting, diperankan aktor superkondang, mengucapkan satu kata (sebuah nama).

Tiba-tiba saja, film itu langsung berubah genre.

Penonton di Amerika banyak yang kaget dan bersorak. Mereka terkejut, kagum, bingung, tapi pada umumnya menyampaikan salut kepada M Night Shyamalan.

Split tidak punya twist ending. SELURUH FILM itu adalah sebuah twist!

Saya tidak akan cerita apa, tapi ini adalah sebuah gebrakan spektakuler dunia film. Bagaimana satu adegan mampu mengubah pandangan terhadap seluruh film yang baru saja selesai ditonton!

Dalam sebuah wawancara, sutradara kelahiran India itu mengaku sempat khawatir rahasia ending tersebut bocor. Karena itu, saat film tersebut diputar untuk testing, ending itu tidak diikutkan. Shyamalan ingin film itu tetap disukai sebagai film yang dipromosikan. Walau pada akhirnya film itu bukanlah film yang dipromosikan!

’’Saya ingin film ini menang sebagai dirinya sendiri. Nah, kalau Anda sudah menyukainya sebagai film itu sendiri, guess what, Anda ternyata tidak menonton film yang Anda pikir Anda tonton!’’ ucapnya.

Setelah diputar di bioskop, film itu benar-benar menghebohkan. Pemasukan weekend perdananya di pasar domestik mencapai USD 40 juta, padahal biaya pembuatannya ’’hanya’’ USD 9 juta.

Pemasukan awal itu dua kali lebih besar dari xXx: The Return of Xander Cage, film action internasional yang dibintangi Vin Diesel dan Donnie Yen. Padahal, biaya pembuatannya sekitar sepuluh kali lebih besar dari Split!

Opini pribadi: Film xXx yang baru boring banget. Selama di bioskop, saya tidak menonton, malah asyik membaca via handphone. Wwkwkwk…

Sayang, Split belum diputar di Indonesia. Katanya sih Februari nanti baru masuk.

 

Saya suka kejutan. Saya suka twist ending. Saya suka sesuatu yang bikin orang senang, sedih, sebel, marah, tapi ternyata ujungnya tidak seperti yang diperkirakan. Termasuk dalam kehidupan.

***

Istilah twist ending mungkin populer karena film. Yang paling terkenal mungkin adalah Sixth Sense garapan M Night Shyamalan (1999). Sepanjang film, kita tidak menyadari bahwa tokoh yang diperankan Bruce Willis ternyata sudah mati!

Akhir pekan lalu, ada satu lagi film Shyamalan yang bikin heboh Amerika, bahkan mungkin kehebohannya menyaingi prosesi pergantian presiden dari Obama ke Trump.

Film itu berjudul “Split”.

Selama diperkenalkan dan dipromosikan, orang menganggap film itu sebagai sebuah psychological thriller. Tentang seseorang dengan kelainan mental (punya 24 kepribadian) yang menculik tiga gadis remaja.

Film itu mulai diputar akhir pekan lalu di Amerika (20 Januari), dan sampai film itu hampir berakhir, orang sepertinya memang menonton sebuah psychological thriller.

Tapi kemudian, setelah film itu berakhir, ada satu adegan tambahan. Lalu, ada satu karakter superpenting, diperankan aktor superkondang, mengucapkan satu kata (sebuah nama).

Tiba-tiba saja, film itu langsung berubah genre.

Penonton di Amerika banyak yang kaget dan bersorak. Mereka terkejut, kagum, bingung, tapi pada umumnya menyampaikan salut kepada M Night Shyamalan.

Split tidak punya twist ending. SELURUH FILM itu adalah sebuah twist!

Saya tidak akan cerita apa, tapi ini adalah sebuah gebrakan spektakuler dunia film. Bagaimana satu adegan mampu mengubah pandangan terhadap seluruh film yang baru saja selesai ditonton!

Dalam sebuah wawancara, sutradara kelahiran India itu mengaku sempat khawatir rahasia ending tersebut bocor. Karena itu, saat film tersebut diputar untuk testing, ending itu tidak diikutkan. Shyamalan ingin film itu tetap disukai sebagai film yang dipromosikan. Walau pada akhirnya film itu bukanlah film yang dipromosikan!

’’Saya ingin film ini menang sebagai dirinya sendiri. Nah, kalau Anda sudah menyukainya sebagai film itu sendiri, guess what, Anda ternyata tidak menonton film yang Anda pikir Anda tonton!’’ ucapnya.

Setelah diputar di bioskop, film itu benar-benar menghebohkan. Pemasukan weekend perdananya di pasar domestik mencapai USD 40 juta, padahal biaya pembuatannya ’’hanya’’ USD 9 juta.

Pemasukan awal itu dua kali lebih besar dari xXx: The Return of Xander Cage, film action internasional yang dibintangi Vin Diesel dan Donnie Yen. Padahal, biaya pembuatannya sekitar sepuluh kali lebih besar dari Split!

Opini pribadi: Film xXx yang baru boring banget. Selama di bioskop, saya tidak menonton, malah asyik membaca via handphone. Wwkwkwk…

Sayang, Split belum diputar di Indonesia. Katanya sih Februari nanti baru masuk.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/