25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Twist Ending

Bagi yang sudah rutin membaca Happy Wednesday, mungkin sadar kalau kadang-kadang ending tulisan ini tidak seperti yang panjang dituturkan di awal.

Ada yang bilang, katanya depan dan tengahnya mengalir bahagia, tapi kemudian ending-nya menonjok.

Twist ending juga bisa dibuat seru dalam kehidupan nyata.

Misalnya, waktu saya bersepeda dengan teman-teman ke kota lain, yang jarak totalnya bisa mencapai 230 km. Pada titik terjauh, saya suka mengubah mendadak rute. Belok dulu ke kota lain, sehingga jarak total menjadi lebih dari 300 km.

Karena support crew-nya ikut kelompok saya, maka mau tak mau yang lain harus ikut. Dan memang mereka tidak punya pilihan. Kalau mau pulang, ya silakan gowes sendirian lebih dari 100 km.

Jadi, rute bersepeda pun bisa dibuatkan twist ending! Wkwkwkwkwk…

Menyiksa? Tentu. Ngomel-ngomel? Awalnya iya. Tapi, pada akhirnya bermanfaat, karena mengajari teman-teman sepeda saya untuk jadi lebih tangguh dan kuat. Wkwkwkwkwk…

Mau lebih serius, twist ending juga bisa diterapkan dalam pekerjaan. Kadang, butuh waktu lama, sampai bertahun-tahun, untuk menunjukkan kalau ternyata ujungnya bisa seperti itu. Yang penting kita punya visi dan imajinasi, bahwa ending yang diharapkan itu memang bisa dicapai.

Entah berapa banyak kerjaan saya yang dulunya dikira jadi apa, ternyata sekarang menjadi sesuatu yang lain, yang lebih besar, yang bahkan bisa dibilang spektakuler. Kalau melihat awalnya dulu, mungkin tidak ada yang menyangka kalau nantinya bisa seperti ini.

Dan ketika ending itu terwujud, rasanya jauh lebih memuaskan. Selain karena tercapai, karena juga ada elemen ’’mengejek’’-nya. Tepatnya, mengejek orang-orang yang dulu tidak percaya, atau tidak menyangka ini bisa tercapai.

Malah kalau dipikir, mending dirancang saja sekalian dari awal kalau kerjaan kita itu akan memiliki twist ending. Apalagi kalau kerjaan itu sulit dipahami orang, atau sulit dipercaya orang.

Misalnya, Anda tergolong second generation di usaha keluarga. Ketika ingin sesuatu, dan orang tua tidak setuju, rancang saja seolah-olah itu sesuatu yang disetujui.

Bohongi dulu orang tua. Kemudian, terapkan twist ending. Ternyata, jadi sesuatu yang berbeda! Pasti seru!

Yang penting, bohongnya berniat baik melakukan sesuatu yang dahsyat. Wkwkwkwk…

Bagi yang sudah rutin membaca Happy Wednesday, mungkin sadar kalau kadang-kadang ending tulisan ini tidak seperti yang panjang dituturkan di awal.

Ada yang bilang, katanya depan dan tengahnya mengalir bahagia, tapi kemudian ending-nya menonjok.

Twist ending juga bisa dibuat seru dalam kehidupan nyata.

Misalnya, waktu saya bersepeda dengan teman-teman ke kota lain, yang jarak totalnya bisa mencapai 230 km. Pada titik terjauh, saya suka mengubah mendadak rute. Belok dulu ke kota lain, sehingga jarak total menjadi lebih dari 300 km.

Karena support crew-nya ikut kelompok saya, maka mau tak mau yang lain harus ikut. Dan memang mereka tidak punya pilihan. Kalau mau pulang, ya silakan gowes sendirian lebih dari 100 km.

Jadi, rute bersepeda pun bisa dibuatkan twist ending! Wkwkwkwkwk…

Menyiksa? Tentu. Ngomel-ngomel? Awalnya iya. Tapi, pada akhirnya bermanfaat, karena mengajari teman-teman sepeda saya untuk jadi lebih tangguh dan kuat. Wkwkwkwkwk…

Mau lebih serius, twist ending juga bisa diterapkan dalam pekerjaan. Kadang, butuh waktu lama, sampai bertahun-tahun, untuk menunjukkan kalau ternyata ujungnya bisa seperti itu. Yang penting kita punya visi dan imajinasi, bahwa ending yang diharapkan itu memang bisa dicapai.

Entah berapa banyak kerjaan saya yang dulunya dikira jadi apa, ternyata sekarang menjadi sesuatu yang lain, yang lebih besar, yang bahkan bisa dibilang spektakuler. Kalau melihat awalnya dulu, mungkin tidak ada yang menyangka kalau nantinya bisa seperti ini.

Dan ketika ending itu terwujud, rasanya jauh lebih memuaskan. Selain karena tercapai, karena juga ada elemen ’’mengejek’’-nya. Tepatnya, mengejek orang-orang yang dulu tidak percaya, atau tidak menyangka ini bisa tercapai.

Malah kalau dipikir, mending dirancang saja sekalian dari awal kalau kerjaan kita itu akan memiliki twist ending. Apalagi kalau kerjaan itu sulit dipahami orang, atau sulit dipercaya orang.

Misalnya, Anda tergolong second generation di usaha keluarga. Ketika ingin sesuatu, dan orang tua tidak setuju, rancang saja seolah-olah itu sesuatu yang disetujui.

Bohongi dulu orang tua. Kemudian, terapkan twist ending. Ternyata, jadi sesuatu yang berbeda! Pasti seru!

Yang penting, bohongnya berniat baik melakukan sesuatu yang dahsyat. Wkwkwkwk…

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/