Aneh juga. Sekarang ini saya melihat durian di mana-mana. Di setiap kota di sana.
Harganya: sekitar Rp 400 ribu/buah. Yang beratnya 4,5 kg.
Aneh juga: mengapa orang Tiongkok mulai bisa suka durian. Kita menyebutnya Si Raja Buah. Mereka menyebutnya: Si Bau Kaos Kaki Busuk.
Rasanya kuat menyengat. Baunya memang …. begitulah.
Mungkin karena orang sana punya sudah lama punya makanan sejenis. Bau busuk kaos kaki. Namanya: 臭豆腐 (chou doufu ). Tahu busuk.
Saya pernah merasakannya. Tapi ampuuuuun: mau muntah. Padahal kalau bisa menikmatinya bisa seperti durian. Ngangeni. Bikin kangen. Ingin makan lagi.
Seperti ke Banyuwangi bulan lalu: saya paksakan cari durian. Sayang tidak dapat yang durian merah. Atau kalau ke Jambi. Ke Medan. Ke Makassar. Ke Ambon. Ke Pontianak. Ke Sorolangun. Wajib cari durian.
Biarlah Thailand yang bedah hutan. Yang merintis pasarnya. Yang membuat 1,3 miliar pembenci durian menjadi menyukainya.
Kapan-kapan kita masuki durian yang kastanya lebih tinggi: dari Indonesia. Kapan-kapan. Kalau kita sudah mau tahu caranya. Dan kalau kita ingat bikin programnya.(dis)