25 C
Medan
Saturday, September 21, 2024

Garuda di Dada Orang Asing

Oleh: Faliruddin Lubis
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

Laga Indonesian Selection melawan klub papan atas dunia Inter Milan yang disiarkan langsung melalui televisi sangat menyesakkan dada. Sudahlah kalah, perjuangan itu ternyata bukan sepenuhnya perjuangan putra bangsa. Pasalnya, ada pemain asing yang ikut di lapangan hijau.

Saya sebelumnya sempat tak ngeh juga dengan kondisi itu.

Tapi, setelah saya tonton ternyata betul juga. Ada lima pemain asing yang membela tim Indonesia Selection.

Sebut saja David Pagbe, Mario Karlovic, Kwon Jun. Eduard Wilson Junior. Bahkan kapten yang memimpin tim Indonesia Selection itu juga orang asing, Otavio Dutra. Ditambah lagi pemain naturalisasi Diego Michels.
Tak berapa lama saya mencatat nama-nama itu. Teman saya membuat status di BBM-nya. Statusnya begini, “Sedih lihat Garuda di dada orang asing.”
Kemudian saya balas BBM-nya, “Betul kau kawan, jeli kali kau.”

Kawan saya tadi pun balik membalas,” Lembaga negara, suatu yang sakral, tapi dipakai orang asing.”

Setelah itu saya iseng-iseng buka facebook. Akun facebook dengan nama Indonesia Selection pun saya buka. Banyak komentar di akun itu. Salah satunya komentarnya, “Timnas Indonesia Selection nggak pede nih. Pake narik pemain asing segala, mending itu pemain asingnya bagus. Ah apa ini PSSI.”

Kawan saya sekantor pun nyeletuk. “Pemain asing apa itu namanya saja saya tak kenal,” kata kawan saya itu.

Sudahlah pertandingan sudah bergulir, Indonesia Selection pun sudah kalah 0-3. Uang pun sudah banyak diguyurkan panitia untuk mendatangkan pemain Inter Milan. Semuanya sudah berlalu. Kini hanya tinggal malu.
Malunya, masak dengan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan sudah mencapai 245 juta jiwa tak bisa mengorbitkan 11 pemain berbakat yang asli orang Indonesia.

Atau memang pemain itu sebenarnya banyak, namun karena PSSI kita lagi berkelahi masing-masing adu gengsi. Akibatnya, untuk menetapkan pemain hasil seleksi saja suka-suka hati.
Atau memang PSSI kita yang sudah terpecah dua itu takut tak ada perlawanan, sehingga tak pede memakai pemain warga negara Indonesia. Atau, atau, atau, masih banyak lagi agaknya penyebabnya. Hanya PSSI yang berantam itu ajalah yang tahu.

Yang pasti saya sebagai warga negara Indonesia tak setuju lambang Garuda ada di dada orang asing. Kalaupun mau pakai pemain asing di acara eksebisi sebaiknya jangan pakai lambang negara. Pakai saja lambang yang lain, sehingga semboyan suporter Timnas Indonesia ‘Garuda di Dadaku’ itu tetap di dada warga Indonesia, Merdeka! (*)

Oleh: Faliruddin Lubis
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

Laga Indonesian Selection melawan klub papan atas dunia Inter Milan yang disiarkan langsung melalui televisi sangat menyesakkan dada. Sudahlah kalah, perjuangan itu ternyata bukan sepenuhnya perjuangan putra bangsa. Pasalnya, ada pemain asing yang ikut di lapangan hijau.

Saya sebelumnya sempat tak ngeh juga dengan kondisi itu.

Tapi, setelah saya tonton ternyata betul juga. Ada lima pemain asing yang membela tim Indonesia Selection.

Sebut saja David Pagbe, Mario Karlovic, Kwon Jun. Eduard Wilson Junior. Bahkan kapten yang memimpin tim Indonesia Selection itu juga orang asing, Otavio Dutra. Ditambah lagi pemain naturalisasi Diego Michels.
Tak berapa lama saya mencatat nama-nama itu. Teman saya membuat status di BBM-nya. Statusnya begini, “Sedih lihat Garuda di dada orang asing.”
Kemudian saya balas BBM-nya, “Betul kau kawan, jeli kali kau.”

Kawan saya tadi pun balik membalas,” Lembaga negara, suatu yang sakral, tapi dipakai orang asing.”

Setelah itu saya iseng-iseng buka facebook. Akun facebook dengan nama Indonesia Selection pun saya buka. Banyak komentar di akun itu. Salah satunya komentarnya, “Timnas Indonesia Selection nggak pede nih. Pake narik pemain asing segala, mending itu pemain asingnya bagus. Ah apa ini PSSI.”

Kawan saya sekantor pun nyeletuk. “Pemain asing apa itu namanya saja saya tak kenal,” kata kawan saya itu.

Sudahlah pertandingan sudah bergulir, Indonesia Selection pun sudah kalah 0-3. Uang pun sudah banyak diguyurkan panitia untuk mendatangkan pemain Inter Milan. Semuanya sudah berlalu. Kini hanya tinggal malu.
Malunya, masak dengan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan sudah mencapai 245 juta jiwa tak bisa mengorbitkan 11 pemain berbakat yang asli orang Indonesia.

Atau memang pemain itu sebenarnya banyak, namun karena PSSI kita lagi berkelahi masing-masing adu gengsi. Akibatnya, untuk menetapkan pemain hasil seleksi saja suka-suka hati.
Atau memang PSSI kita yang sudah terpecah dua itu takut tak ada perlawanan, sehingga tak pede memakai pemain warga negara Indonesia. Atau, atau, atau, masih banyak lagi agaknya penyebabnya. Hanya PSSI yang berantam itu ajalah yang tahu.

Yang pasti saya sebagai warga negara Indonesia tak setuju lambang Garuda ada di dada orang asing. Kalaupun mau pakai pemain asing di acara eksebisi sebaiknya jangan pakai lambang negara. Pakai saja lambang yang lain, sehingga semboyan suporter Timnas Indonesia ‘Garuda di Dadaku’ itu tetap di dada warga Indonesia, Merdeka! (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/