26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Ampun… Nenek Ini Lompat ke Sungai, Katanya Sakit Hati Diusir Borunya

Foto: Agus/Metro Siantar/Sumut Pos Grup Sonti Boru Turnip, nenek yang mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan di Perdagangan Sumut, karena sakit hati dimaki dan diusir putrinya dari rumah, Senin (29/1/2016).
Foto: Agus/Metro Siantar/Sumut Pos Grup
Sonti Boru Turnip, nenek yang mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan di Perdagangan Sumut, karena sakit hati dimaki dan diusir putrinya dari rumah, Senin (29/1/2016).

PERDAGANGAN, SUMUTPOS.CO – Sakit hati sering diperlakukan kasar, dimaki bahkan diusir oleh anak kandung sendiri, Sonti Boru Sianturi (93) nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan Sungai Bah Bolon, Kelurahan Perdagangan I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Minggu (28/2) sore.

Beruntung, nyawa warga Huta Tobarajahombang, Nagori Pokan Baru, Kecamatan Hutabayu Raja itu berhasil diselamatkan Supriadi (43), warga sekitar yang saat kejadian tengah memancing.

Supriadi yang ditemui mengaku, sore itu sekira pukul 15.00 WIB, dia terkejut melihat seorang nenek tua melompat dari atas jembatan.

Melihat korban kelelep nyaris kehabisan nafas, Supriadi spontan nyemplung ke sungai dan berenang ke arah korban. Ternyata bukan Supriadi saja yang melihat kejadian itu, tapi di saat bersamaan beberapa warga sekitar juga datang membantu. “Aku lagi mancing, tiba tiba aku mendengar orang menjerit dan melihat nenek ini sudah hampir tenggelam ke dalam air sesekali mengapung-apung di tengah sungai,” ucap Supriadi.

Setelah berhasil meraih tubuh korban, Supriadi dibantu temannya langsung mengevakuasi korban dari derasnya arus air sungai. Setelah itu, mereka membawa korban ke rumah salah seorang warga untuk mendapat portolongan sekaligus memastikan kondisinya. “Nenek itu kami angkat dari ke dalam air dan bawa ke rumah warga,” ujarnya.

Sonti yang diwawancarai mengaku selama ini tinggal bersama anak perempuannya. Dia mengaku ingin bunuh diri karena tak tahan selalu mendapat perlakukan kasar dari anaknya, boru Samosir tanpa menyebutkan namanya.

Karena tak tahan lagi, korban berangkat dari kampungnya menumpang angkot menuju ke Kota Siantar. Setiba di Siantar, korban menumpang angkot lagi dengan tujuan ke Kota Perdagangan dan minta kepada sopir menurunkannya di sekitar jembatan Sungai Bah Bolon, Kelurahan perdagangan I, kecamatan Bandar. “Aku sakit hati, selalu dicaci maki dan diusir anakku sendiri dari rumahnya,” lirihnya.

Kanit Reskrim Iptu SM Hutagaol menerangkan, personel Polsek Perdagangan yang mendapat informasi langsung mendatangi lokasi dan selanjutnya mengevakuasi korban ke Mapolsek untuk dimintai keterangan lalu dipulangkan ke pihak keluarganya. “Benar, saat ini sudah dibawa ke komando untuk memeriksa kondisi juga menunggu pihak keluarga untuk menjemputnya yang sebelumnya telah dihubungi,” terang Hutagaol. (ag/smg/deo)

Foto: Agus/Metro Siantar/Sumut Pos Grup Sonti Boru Turnip, nenek yang mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan di Perdagangan Sumut, karena sakit hati dimaki dan diusir putrinya dari rumah, Senin (29/1/2016).
Foto: Agus/Metro Siantar/Sumut Pos Grup
Sonti Boru Turnip, nenek yang mencoba bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan di Perdagangan Sumut, karena sakit hati dimaki dan diusir putrinya dari rumah, Senin (29/1/2016).

PERDAGANGAN, SUMUTPOS.CO – Sakit hati sering diperlakukan kasar, dimaki bahkan diusir oleh anak kandung sendiri, Sonti Boru Sianturi (93) nekat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan Sungai Bah Bolon, Kelurahan Perdagangan I, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Minggu (28/2) sore.

Beruntung, nyawa warga Huta Tobarajahombang, Nagori Pokan Baru, Kecamatan Hutabayu Raja itu berhasil diselamatkan Supriadi (43), warga sekitar yang saat kejadian tengah memancing.

Supriadi yang ditemui mengaku, sore itu sekira pukul 15.00 WIB, dia terkejut melihat seorang nenek tua melompat dari atas jembatan.

Melihat korban kelelep nyaris kehabisan nafas, Supriadi spontan nyemplung ke sungai dan berenang ke arah korban. Ternyata bukan Supriadi saja yang melihat kejadian itu, tapi di saat bersamaan beberapa warga sekitar juga datang membantu. “Aku lagi mancing, tiba tiba aku mendengar orang menjerit dan melihat nenek ini sudah hampir tenggelam ke dalam air sesekali mengapung-apung di tengah sungai,” ucap Supriadi.

Setelah berhasil meraih tubuh korban, Supriadi dibantu temannya langsung mengevakuasi korban dari derasnya arus air sungai. Setelah itu, mereka membawa korban ke rumah salah seorang warga untuk mendapat portolongan sekaligus memastikan kondisinya. “Nenek itu kami angkat dari ke dalam air dan bawa ke rumah warga,” ujarnya.

Sonti yang diwawancarai mengaku selama ini tinggal bersama anak perempuannya. Dia mengaku ingin bunuh diri karena tak tahan selalu mendapat perlakukan kasar dari anaknya, boru Samosir tanpa menyebutkan namanya.

Karena tak tahan lagi, korban berangkat dari kampungnya menumpang angkot menuju ke Kota Siantar. Setiba di Siantar, korban menumpang angkot lagi dengan tujuan ke Kota Perdagangan dan minta kepada sopir menurunkannya di sekitar jembatan Sungai Bah Bolon, Kelurahan perdagangan I, kecamatan Bandar. “Aku sakit hati, selalu dicaci maki dan diusir anakku sendiri dari rumahnya,” lirihnya.

Kanit Reskrim Iptu SM Hutagaol menerangkan, personel Polsek Perdagangan yang mendapat informasi langsung mendatangi lokasi dan selanjutnya mengevakuasi korban ke Mapolsek untuk dimintai keterangan lalu dipulangkan ke pihak keluarganya. “Benar, saat ini sudah dibawa ke komando untuk memeriksa kondisi juga menunggu pihak keluarga untuk menjemputnya yang sebelumnya telah dihubungi,” terang Hutagaol. (ag/smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/