25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Petahana Harus Gerak Cepat

Sedangkan PKS, bilang Sohibul, berpeluang besar untuk menggandeng Gerindra. “Mungkin PKS memunculkan nama Tifatul Sembiring, dan Gerindra ada nama Gus Irawan. Tergantung kesepakatan siapa yang di kursi Sumut 1 dan siapa yang di kursi Sumut 2. Kalau saya boleh berpendapat, Gus Irawan dijadikan calon gubernur dan Tifatul menjadi calon wakil gubernur, itu koalisi yang sulit dan berpeluang besar untuk menang,” jelasnya.

Artinya, yang tersedia tinggal kursi milik PAN (6 kursi), PPP (4 kursi), PKPI (3 kursi), dan PKB (3 kursi). “Kalau PPP diambil Golkar, PKPI dan PKB di gandeng PDIP. Sementara PAN diambil Demokrat. Maka Hanura dan Nasdem tidak cukup untuk berkoalisi, bahaya posisi petahana,” bebernya.

“Tapi itu masih kalkulasi kasat mata, politik itu dinamis. Petahana harus bergerak cepat agar tidak tertinggal,” tambahnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan agar Tengku Erry untuk mencari alternatif lain agar tetap bisa maju pada Pilgubsu 2018. “Jalur perseorangan bisa dijadikan alternatif oleh Tengku Erry. Dia bisa mendekati organisasi-organisasi untuk mencari dukungan seperti KNPI, Muhammadiyah, NU dan yang lain,” katanya.

Muhammadiyah, lanjut dia, memiliki basic yang kuat sampai ke tingkat bawah. “Muhammadiyah itu punya musala, masjid, universitas, rumah sakit, dan sekolah. Jadi Muhammadiyah bisa dijadikan gandengan oleh Tengku Erry agar bisa maju dari jalur perseorangan,” bebernya.

Disebutkannya, calon petahana memiliki peluang 85 persen untuk bisa kembali bertarung pada kontestasi Pilkada. Sebab, calon petahana memiliki kekuasaan yang bisa dipergunakannya. “Petahana itu sangat mudah berkampanye, cukup dia menunjukkan kinerjanya, maka itu sudah bisa menarik perhatian masyarakat,”bebernya.

Sebelumnya, Sekretaris DPW Nasdem Sumut, Iskandar menyebut, pihaknya masih memprioritaskan Tengku Erry Nuradi sebagai calon Gubernur Sumut. Meski begitu, Iskandar mengakui bahwa partainya belum menjalin komunikasi apapun dengan parpol lain. “Dengan semua parpol kita terbuka, hubungan juga baik,” kata Iskandar.

Ketua PKPI Sumut, Juliski Simorangkir mengatakan, sampai saat ini partainya juga belum ada didekati parpol lain untuk menjajaki peluang berkoalisi di Pilgubsu 2018. “Saya tidak tahu apakah karena PKPI hanya memiliki 3 kursi, makanya kurang dilirik atau kurang begitu diperhitungkan,” bilang Juliski.

Sampai saat ini, dikatakan Juliski, belum ada sosok dari kalangan parpol yang menyatakan diri secara resmi akan maju di Pilgubsu 2018.

“Semua kan masih arus bawah, belum ada yang resmi. Kita tunggu saja, siapa kandidat yang punya rencana membangun Sumut 5 tahun kedepan,” akunya.

Hal yang sama disampaikan Ketua DPW PPP Sumut, Yulizar Parlagutan Lubis. Dia menyebut masih terlalu dini berbicara pilgubsu 2018. “Belum ada komunikasi dengan parpol manapun, dengan seluruh parpol kita membuka diri. Tidak musti Pilkada DKI dijadikan patokan, semua tergantung kondisi daerahnya. Setiap daerah pasti berbeda peta koalisinya,” kata pria yang akrab disapa Puli ini. (dik/adz)

Sedangkan PKS, bilang Sohibul, berpeluang besar untuk menggandeng Gerindra. “Mungkin PKS memunculkan nama Tifatul Sembiring, dan Gerindra ada nama Gus Irawan. Tergantung kesepakatan siapa yang di kursi Sumut 1 dan siapa yang di kursi Sumut 2. Kalau saya boleh berpendapat, Gus Irawan dijadikan calon gubernur dan Tifatul menjadi calon wakil gubernur, itu koalisi yang sulit dan berpeluang besar untuk menang,” jelasnya.

Artinya, yang tersedia tinggal kursi milik PAN (6 kursi), PPP (4 kursi), PKPI (3 kursi), dan PKB (3 kursi). “Kalau PPP diambil Golkar, PKPI dan PKB di gandeng PDIP. Sementara PAN diambil Demokrat. Maka Hanura dan Nasdem tidak cukup untuk berkoalisi, bahaya posisi petahana,” bebernya.

“Tapi itu masih kalkulasi kasat mata, politik itu dinamis. Petahana harus bergerak cepat agar tidak tertinggal,” tambahnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan agar Tengku Erry untuk mencari alternatif lain agar tetap bisa maju pada Pilgubsu 2018. “Jalur perseorangan bisa dijadikan alternatif oleh Tengku Erry. Dia bisa mendekati organisasi-organisasi untuk mencari dukungan seperti KNPI, Muhammadiyah, NU dan yang lain,” katanya.

Muhammadiyah, lanjut dia, memiliki basic yang kuat sampai ke tingkat bawah. “Muhammadiyah itu punya musala, masjid, universitas, rumah sakit, dan sekolah. Jadi Muhammadiyah bisa dijadikan gandengan oleh Tengku Erry agar bisa maju dari jalur perseorangan,” bebernya.

Disebutkannya, calon petahana memiliki peluang 85 persen untuk bisa kembali bertarung pada kontestasi Pilkada. Sebab, calon petahana memiliki kekuasaan yang bisa dipergunakannya. “Petahana itu sangat mudah berkampanye, cukup dia menunjukkan kinerjanya, maka itu sudah bisa menarik perhatian masyarakat,”bebernya.

Sebelumnya, Sekretaris DPW Nasdem Sumut, Iskandar menyebut, pihaknya masih memprioritaskan Tengku Erry Nuradi sebagai calon Gubernur Sumut. Meski begitu, Iskandar mengakui bahwa partainya belum menjalin komunikasi apapun dengan parpol lain. “Dengan semua parpol kita terbuka, hubungan juga baik,” kata Iskandar.

Ketua PKPI Sumut, Juliski Simorangkir mengatakan, sampai saat ini partainya juga belum ada didekati parpol lain untuk menjajaki peluang berkoalisi di Pilgubsu 2018. “Saya tidak tahu apakah karena PKPI hanya memiliki 3 kursi, makanya kurang dilirik atau kurang begitu diperhitungkan,” bilang Juliski.

Sampai saat ini, dikatakan Juliski, belum ada sosok dari kalangan parpol yang menyatakan diri secara resmi akan maju di Pilgubsu 2018.

“Semua kan masih arus bawah, belum ada yang resmi. Kita tunggu saja, siapa kandidat yang punya rencana membangun Sumut 5 tahun kedepan,” akunya.

Hal yang sama disampaikan Ketua DPW PPP Sumut, Yulizar Parlagutan Lubis. Dia menyebut masih terlalu dini berbicara pilgubsu 2018. “Belum ada komunikasi dengan parpol manapun, dengan seluruh parpol kita membuka diri. Tidak musti Pilkada DKI dijadikan patokan, semua tergantung kondisi daerahnya. Setiap daerah pasti berbeda peta koalisinya,” kata pria yang akrab disapa Puli ini. (dik/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/