27.8 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Petahana Harus Gerak Cepat

Erry Nuradi

SUMUTPOS.CO  – Dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada), calon petahana selalu memiliki nilai lebih. Sebab, dengan status petahana akan lebih mudah menjalin komunikasi dengan parpol politik (parpol) lain untuk berkoalisi.

Banyak hal yang bisa dipergunakan calon petahana untuk menarik minat parpol lain untuk berkoalisi. Posisi gubernur petahana, Tengku Erry Nuradi juga menarik untuk dibicarakan, khususnya parpol mana yang ingin berkoalisi untuk bertarung di Pilgubsu 2018 mendatang.

Tengku Erry saat ini menjabat sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Sumut yang memiliki 5 kursi di DPRD Sumut. Artinya, butuh 15 kursi tambahan dari parpol lain untuk bisa melengkapi syarat minimal 20 kursi agar bisa menjadi peserta pilgusbu 2018.

Pengamat Politik, Sohibul Anshor Siregar menyebut, kerja Tengku Erry Nuradi untuk mencari parpol koalisi yang memiliki 15 kursi tambahan bukanlah pekerjaan mudah. “Saya pikir Golkar, Demokrat, PDIP, Gerindra akan sulit diajak berkoalisi oleh calon petahana. Empat parpol dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2014 lalu itu pasti menginginkan agar bisa mengusung calon terbaiknya,” kata Sohibul kepada Sumut Pos, kemarin.

Ajang Pilgusbu 2018, diyakininya dijadikan persiapan atau pemanasan jelang pagelaran pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) serentak 2019. Kata dia, Golkar saat ini memiliki sosok Ngogesa Sitepu yang digadang-gadang bakal maju pada Pilgubsu 2018. Sedangkan Demokrat mempunyai JR Saragih yang juga Bupati Simalungun.

Sementara itu, Gerindra punya Gus Irawan Pasaribu. “Sejauh ini hanya PDIP yang belum memunculkan jagoannya. Memang sejauh ini belum ada sosok yang kuat dari PDIP,” bilangnya.

Karenanya, dia menilai, peluang petahana (Nardem, Red) untuk berkoalisi dengan PDIP ada, tapi itu sangat kecil. “Bukan tidak mungkin PDIP menunjuk kadernya atau yang dianggap mampu bertarung di Pilgubsu 2018. Kalau itu terjadi bisa terancam posisi gubernur petahana,” sebutnya.

Alternatif lain, kata Sohibul, peluang petahana menggandeng Ketua DPD Hanura Sumut, Tuani Lumban Tobing. Meski Nasdem dan Hanura sepakat, masih butuh 5 kursi tambahan karena Hanura hanya memiliki 10 kursi.

“Tuani tidak mungkin tidak ingin maju di Pilgubsu 2018, karena untuk mendapat kursi Ketua Hanura Sumut pasti butuh perjuangan dan pengorbanan. Mungkin Tuani realistis, meski tidak dapat kursi Sumut 1, tetap bersedia ditempatkan di kursi Sumut 2,” paparnya.

Erry Nuradi

SUMUTPOS.CO  – Dalam setiap kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada), calon petahana selalu memiliki nilai lebih. Sebab, dengan status petahana akan lebih mudah menjalin komunikasi dengan parpol politik (parpol) lain untuk berkoalisi.

Banyak hal yang bisa dipergunakan calon petahana untuk menarik minat parpol lain untuk berkoalisi. Posisi gubernur petahana, Tengku Erry Nuradi juga menarik untuk dibicarakan, khususnya parpol mana yang ingin berkoalisi untuk bertarung di Pilgubsu 2018 mendatang.

Tengku Erry saat ini menjabat sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Sumut yang memiliki 5 kursi di DPRD Sumut. Artinya, butuh 15 kursi tambahan dari parpol lain untuk bisa melengkapi syarat minimal 20 kursi agar bisa menjadi peserta pilgusbu 2018.

Pengamat Politik, Sohibul Anshor Siregar menyebut, kerja Tengku Erry Nuradi untuk mencari parpol koalisi yang memiliki 15 kursi tambahan bukanlah pekerjaan mudah. “Saya pikir Golkar, Demokrat, PDIP, Gerindra akan sulit diajak berkoalisi oleh calon petahana. Empat parpol dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2014 lalu itu pasti menginginkan agar bisa mengusung calon terbaiknya,” kata Sohibul kepada Sumut Pos, kemarin.

Ajang Pilgusbu 2018, diyakininya dijadikan persiapan atau pemanasan jelang pagelaran pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) serentak 2019. Kata dia, Golkar saat ini memiliki sosok Ngogesa Sitepu yang digadang-gadang bakal maju pada Pilgubsu 2018. Sedangkan Demokrat mempunyai JR Saragih yang juga Bupati Simalungun.

Sementara itu, Gerindra punya Gus Irawan Pasaribu. “Sejauh ini hanya PDIP yang belum memunculkan jagoannya. Memang sejauh ini belum ada sosok yang kuat dari PDIP,” bilangnya.

Karenanya, dia menilai, peluang petahana (Nardem, Red) untuk berkoalisi dengan PDIP ada, tapi itu sangat kecil. “Bukan tidak mungkin PDIP menunjuk kadernya atau yang dianggap mampu bertarung di Pilgubsu 2018. Kalau itu terjadi bisa terancam posisi gubernur petahana,” sebutnya.

Alternatif lain, kata Sohibul, peluang petahana menggandeng Ketua DPD Hanura Sumut, Tuani Lumban Tobing. Meski Nasdem dan Hanura sepakat, masih butuh 5 kursi tambahan karena Hanura hanya memiliki 10 kursi.

“Tuani tidak mungkin tidak ingin maju di Pilgubsu 2018, karena untuk mendapat kursi Ketua Hanura Sumut pasti butuh perjuangan dan pengorbanan. Mungkin Tuani realistis, meski tidak dapat kursi Sumut 1, tetap bersedia ditempatkan di kursi Sumut 2,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/