MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perebutan kursi Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) antara PKS dan Hanura semakin sengit. Wakil Ketua DPD Partai Hanura Sumut, Toni Togatorop menuding Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terlalu rakus kekuasaan. Sebab, pada Pilgubsu 2013 lalu, PKS sudah mengusung kadernya Gatot Pujo Nugroho menjadi Gubernur Sumatera Utara (Gubsu).
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hanura Sumut menyayangkan sikap PKS yang turut serta mengusung calon wakil gubernur. Partai besutan Sohibul Iman itu dianggap terlalu rakus akan kekuasaan. Sebab, pada Pilgubsu 2013 lalu sudah mengusung kadernya yakni Gatot Pujo Nugroho, namun kini ingin mengajukan nama calon Wagubsu.
Wakil Ketua DPD Hanura Sumut, Toni Togatorop menungkapkan, dirinya sudah pernah berkomunikasi dengan Ketua DPW PKS Sumut, M Hafez perihal posisi wakil gubernur. Saat itu, kata Toni, Hafez merelakan kursi wakil gubernur kepada Partai Hanura. Apalagi, Hanura bersama partai lain juga tercatat sebagai partai pengusung pada Pilgubsu 2013 lalu.
“Janganlah terlalu rakus sekali, Gatot itukan kader PKS. Harusnya kursi wakil gubernur sudah secara otomatis menjadi jatah dari Hanura,“ ujar Toni kepada Sumut Pos, Selasa (31/5).
“Etika berpolitiknya harus seperti itu, secara aturan tidak ada yang salah ketika PKS ikut mengusulkan calon wakil gubernur, karena sama-sama partai pengusung yang kursinya lebih dominan dibandingkan partai pengusung lain,“ imbuhnya.
Toni mengaku DPD Partai Hanura Sumut saat ini sedang menggodok nama bakal calon wakil gubernur yang akan dikirimkan ke DPP Partai Hanura untuk dimintai persetujuan Dari pembahasan internal itu, mencuat nama Ketua DPD Hanura Sumut, Zulkifli Effendi Siregar.
Menurutnya, Zulkifli dianggap layak untuk menduduki kursi Sumut 2. Karena, selama kepemimpinan Zulkifli Partai Hanura terus mengalami perkembangan.
“Pak Zulkifli itu kader terbaik, sudah saatnya Hanura mengirimkan kader terbaiknya. Banyak indikator yang menyebutkan bahwa Pak Zulkifli kader terbaik, salah satunya peningkatan kursi di DPRD Sumut dari 5 kursi priode 2009-2014 menjadi 10 kursi pada priode 2014-2019,“paparnya.
Gubernur, lanjut Toni, diyakininya bakal memilih Zulkifli Effendi Siregar karena dapat menjadi jembatan antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dengan DPRD Sumut.
“Komunikasi antara eksekutif dan legislatif bisa lebih baik kedepannya, pak Zulkifli saat ini masih menjadi pimpinan dewan, dan itu cukup disegani,“ ungkap Ketua Fraksi Hanura DPRD Sumut ini.
Sekretaris DPD Hanura Sumut, Landen Marbun menanggapi santai rencana PKS yang melakukan penjaringan internal untuk mengusulkan calon wakil gubernur. Bahkan, Landen enggan berpolemik lebih jauh.
“Sah-sah saja PKS mengusulkan calon wakil gubernur, karena kursi itu memang jatah dari partai pengusung,“ ujar Landen secara terpisah.
Meski begitu, Landen lebih mengedepankan proses yang saat ini berjalan di internal partainya. Setelah itu barulah pihaknya bakal berkomunikasi dengan partai pengusung.
“Kita tidak usah bicara soal siapa calon yang bakal diusung, yang jelas calon wakil gubernur nantinya harus bisa bekerja sama memanfaatkan waktu yang tersisa untuk bekerja semaksimal mungkin khususnya dalam menjalankan pembangunan,“ jelasnya.
“Soal tiga nama yang akan disulkan PKS, saya pikir semuanya punya kapasitas dan memiliki kemampuan,“ lanjutnya.
Politisi PKS, Ikrimah Hamidy menanggapi dingin tudingan yang dilontarkan Partai Hanura. Menurutnya PKS hanya menjalankan sesuatu sesuai aturan. “Silahkan Hanura mengusulkan calon wakil gubernur, kalau Pak Toni Togatorop mau juga silahkan, tinggal usulan nanti diproses sesuai ketentuan berlaku, PKS juga tidak rakus akan kekuasaan,“ katanya.
Ikrimah mengatakan, saat ini seluruh partai pengusung silahkan menyampaikan kepada publik siapa sosok calon wakil gubernur yang akan diusung. Pada akhirnya, nama-nama yang muncul itu akan tersaring dengan sendirinya.
“Gubernur punya hak memilih, semakin banyak pilihan akan semakin baik. Pastinya, Gubernur ingin mencari wakil yang bias membantu kerjanya, bukan sebaliknya,“ sindirnya.