30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Unjukrasa Berakhir Anarkis di Madina, 6 Personel Polisi Luka-luka

SISA: Alat berat bolduser  menbersihkan sisa-sias mobil yang dibakar massa.
SISA: Alat berat bolduser menbersihkan sisa-sias mobil yang dibakar massa.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Unjukrasa yanng berakhir dengan kerusuhan terjadi di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailingnatal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), Senin (29/6) kemarin. Akibatnya enam personel Polres Madina mengalami luka-luka dan dua mobil termasuk mobil milik Wakapolres Madina hangus dibakar massa.

Selain itu, massa sempat memblokir Jalan Lintas Sumatera. Aksi ini dikarenakan, ada warga yang tidak kebagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari sumber dana desa, Rp600 ribu.

“Keenamnya saat ini sudah ditangani oleh pihak medis RSUD Penyabungan,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan di Medan, Selasa (30/6)

Tatan menyebutkan keenam personel polisi tersebut masing-masing, AKP J Hutajulu mengalami luka robek pada tulang kering kaki kanan, Aipda AB Siagian mengalami luka memar di kaki akibat lemparan batu. Bripda WA Putra terkilir bahu kiri, Bripka AR Kurniawan mengalami luka robek pada kelopak mata sebelah kiri, Briptu M Arif dan Bripka H Sitorus mengalami luka memar di bagian kepala.

Aksi ini berlangsung hingga malam hari. Berawal warga melakukan pemblokiran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Padang, tepatnya di Desa Mompang Julu, Senin (29/6) pukul 10.30 WIB.

Kemudian, aksi diikuti sejumlah mahasiswa. Dalam orasi beberapa mahasiswa menjelaskan bahwa Kepala Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Hendri Hasibuan tidak transparan dalam pengelolaan Dana Desa Anggaran TA 2018-2020.

Warga menuding ada praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dalam pelaksanaannya. Mereka meminta kepala desa mundur dari jabatannya, sekaligus meminta Bupati Mandailing Natal mencabut SK Kepala Desa.

Selain itu, warga meminta para pihak penegak hukum memeriksa dan menangkap Hendri. Petugas sempat berupaya melakukan mediasi terhadap massa, namun tidak menemukan titik temu tindakan terjadi. Sore harinya, ratusan massa tetap melakukan pemblokiran jalan. Petugas yang melakukan pengamanan mulai diserang. Kondisi tidak terkendali personel TNI-Polri malah dilempar pakai kayu dan batu.Petugas mencoba membubarkan massa. Namun massa semakin anarkis. Massa membakar 1 unit sepeda motor, 1 unit Mobil Suzuki Baleno, dan 1 Unit Mobil Dinas Wakapolres Madina, AKBP Elizama Zalukhu.

Kasubbid Penmas Bid Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan menambahkan, pada Selasa (30/6), situasi dan kondisi Madina telah kembali kondusif. Arus lalu lintas sejak subuh sudah kembali normal dan sudah dapat dilalui.

“Sikonnya sudah terkendali, personel kepolisian hingga sekarang berjaga-jaga di Mako Polres Madina. Sebagian personel yang terluka sudah diperbolehkan pulang. Kasus dugaan korupsi BLT sedang diselidiki. Belum ada satu yang ditetapkan tersangka,,” kata MP Nainggolan kepada Sumut Pos. (mag-1)

SISA: Alat berat bolduser  menbersihkan sisa-sias mobil yang dibakar massa.
SISA: Alat berat bolduser menbersihkan sisa-sias mobil yang dibakar massa.

MADINA, SUMUTPOS.CO – Unjukrasa yanng berakhir dengan kerusuhan terjadi di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailingnatal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), Senin (29/6) kemarin. Akibatnya enam personel Polres Madina mengalami luka-luka dan dua mobil termasuk mobil milik Wakapolres Madina hangus dibakar massa.

Selain itu, massa sempat memblokir Jalan Lintas Sumatera. Aksi ini dikarenakan, ada warga yang tidak kebagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari sumber dana desa, Rp600 ribu.

“Keenamnya saat ini sudah ditangani oleh pihak medis RSUD Penyabungan,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan di Medan, Selasa (30/6)

Tatan menyebutkan keenam personel polisi tersebut masing-masing, AKP J Hutajulu mengalami luka robek pada tulang kering kaki kanan, Aipda AB Siagian mengalami luka memar di kaki akibat lemparan batu. Bripda WA Putra terkilir bahu kiri, Bripka AR Kurniawan mengalami luka robek pada kelopak mata sebelah kiri, Briptu M Arif dan Bripka H Sitorus mengalami luka memar di bagian kepala.

Aksi ini berlangsung hingga malam hari. Berawal warga melakukan pemblokiran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Padang, tepatnya di Desa Mompang Julu, Senin (29/6) pukul 10.30 WIB.

Kemudian, aksi diikuti sejumlah mahasiswa. Dalam orasi beberapa mahasiswa menjelaskan bahwa Kepala Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Hendri Hasibuan tidak transparan dalam pengelolaan Dana Desa Anggaran TA 2018-2020.

Warga menuding ada praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dalam pelaksanaannya. Mereka meminta kepala desa mundur dari jabatannya, sekaligus meminta Bupati Mandailing Natal mencabut SK Kepala Desa.

Selain itu, warga meminta para pihak penegak hukum memeriksa dan menangkap Hendri. Petugas sempat berupaya melakukan mediasi terhadap massa, namun tidak menemukan titik temu tindakan terjadi. Sore harinya, ratusan massa tetap melakukan pemblokiran jalan. Petugas yang melakukan pengamanan mulai diserang. Kondisi tidak terkendali personel TNI-Polri malah dilempar pakai kayu dan batu.Petugas mencoba membubarkan massa. Namun massa semakin anarkis. Massa membakar 1 unit sepeda motor, 1 unit Mobil Suzuki Baleno, dan 1 Unit Mobil Dinas Wakapolres Madina, AKBP Elizama Zalukhu.

Kasubbid Penmas Bid Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan menambahkan, pada Selasa (30/6), situasi dan kondisi Madina telah kembali kondusif. Arus lalu lintas sejak subuh sudah kembali normal dan sudah dapat dilalui.

“Sikonnya sudah terkendali, personel kepolisian hingga sekarang berjaga-jaga di Mako Polres Madina. Sebagian personel yang terluka sudah diperbolehkan pulang. Kasus dugaan korupsi BLT sedang diselidiki. Belum ada satu yang ditetapkan tersangka,,” kata MP Nainggolan kepada Sumut Pos. (mag-1)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/