31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tanamkan Cinta Budaya Kepada Anak Melalui Seni Tari

SUMUTPOS.CO – Rasa cinta budaya daerah, perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Hal ini penting agar ke depan, para generasi penerus ini tidak melupakan kedaerahannya. Apalagi, saat ini banyak budaya asing yang mulai mengikis kearifan lokal di daerah. Sehingga anak-anak harus dibekali dengan kecintaan terhadap budaya seni daerah.

Seni budaya adalah penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya,yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh banyak orang dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia. Defenisi lain disebutkan, seni budaya adalah segala bentuk kegiatan manusia yang dihasilkan melalui daya ciptanya.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menanamkan rasa cinta pada budaya. Antara lain lewat seni tari. Seperti yang dilakukan guru sekolah dasar di Kabupaten Batubara, Hotma Wulansari Sitohang. Di tengah kesibukannya mengajar sebagai guru, ia menyempatkan diri mendampingi anak – anak yang masih duduk di sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya untuk berlatih tari.

‘’Sebagai warga, sudah seharusnya kita jaga dan lestarikan  budaya kita agar tidak lagi diklaim oleh negara lain seperti sebelumnya.Oleh karena itu,menanamkan rasa cinta terhadap seni budaya Indonesia sangatlah penting kepada generasi penerus bangsa,’’ujar wanita yang biasa dipanggil Wulan ini.

Wulan merupakan guru kelas 1 UPT SDN 30 Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Ia melihat anak – anak di sekitar tempat tinggalnya yakni

Desa Pasar Lapan, Dusun Ladang Baru Kecamatan Air Putih Kabupatan Batu Bara punya potensi dan semangat untuk berlatih tari.

Saat ini, tahap awal, gerakan tari yang dilatih adalah gerakan Cakilan. Cakilan

adalah salah satu gerakan yang ada dalam tarian/kesenian kuda lumping atau kuda kepang, kesenian dari pulau Jawa yang kini juga banyak ditampilkan di pulau Sumatera.

Wanita yang akrab dipanggil Wulan ini mengatakan, belakangan ia melihat fenomena anak-anak disekitar tempat tinggalnya yang setingkat sekolah dasar ( kelas 1-6 ) menggandrungi tarian kesenian Jawa itu.  Atas pertimbangan tersebut, Wulan terpanggil memfasilitasi anak berlatih agar mereka bisa menggembangkan bakat yang dimiliki.

‘’Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda. Bisa saja saat anak tidak berprestasi secara akademis, namun ia lebih menonjol dalam bidang olahraga,kesenian ataupun keagaaman. Beranjak akan hal itu,saya pikir dengan anak-anak disetiap harinya melakukan gerakan Cakilan adalah salah satu bentuk kemampuan/bakat anak dalam kesenian.Saat itu yang ada di benak saya adalah bagaimana caranya agar mereka mau mengeksplor kemampuannya. Dan akhirnya saya panggil beberapa anak tersebut  untuk latihan lebih serius. Latihan masih melihat dari youtube, tapi saya arahkan agar gerakan lebih kompak dan bagus,’’sebut Wulan yang juga Fasda Kabupatan Batu Bara Tanoto Foundation ini.

Saat ini, lanjut Wulan, ada puluhan anak yang rutin ikut berlatih. Sebagian besar merupakan anak muridnya di sekolah. Wulan mempersiapkan anak anak ini agar bisa tampil menari di acara acara baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Termasuk pada peringatan 17 Agustus mendatang, Wulan akan menggelar lomba tari Cakilan ini.  Dan kedepan, tidak hanya latihan gerak Cakilan saja tapi juga gerak tarian daerah lainnya.

Menurut Wulan, anak –anak sangat antusias latihan. Kegiatan ini juga mendapat respon positif dari warga sekitar. Salah seorang tokoh masyarakat Agus Basuki juga mendukung ide Wulan.

Dikatakan Wulan, dengan berlatih tari ini, diharapkan dapat memupuk kecintaan pada budaya bangsa utamanya seni tari sekaligus mendorong kreativitas siswa. ‘’Properti yang digunakan dalam latihan tarian ini juga hasil kreasi/buatan mereka sendiri. Ada yang dari kertas karton, dari lidi ijuk dan sebagainya.

Ini membuktikan dalam kegiatan ini mereka juga bisa sekaligus melatih kreativitas. Melalui seni ini juga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan antarsesama. Karena bagi saya sebaik-baiknya guru adalah yang tidak hanya mengayomi anak didiknya saat disekolah saja namun bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya itulah guru yang mulia,’’ujar Wulan. (sih)

SUMUTPOS.CO – Rasa cinta budaya daerah, perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Hal ini penting agar ke depan, para generasi penerus ini tidak melupakan kedaerahannya. Apalagi, saat ini banyak budaya asing yang mulai mengikis kearifan lokal di daerah. Sehingga anak-anak harus dibekali dengan kecintaan terhadap budaya seni daerah.

Seni budaya adalah penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya,yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh banyak orang dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia. Defenisi lain disebutkan, seni budaya adalah segala bentuk kegiatan manusia yang dihasilkan melalui daya ciptanya.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menanamkan rasa cinta pada budaya. Antara lain lewat seni tari. Seperti yang dilakukan guru sekolah dasar di Kabupaten Batubara, Hotma Wulansari Sitohang. Di tengah kesibukannya mengajar sebagai guru, ia menyempatkan diri mendampingi anak – anak yang masih duduk di sekolah dasar yang ada di sekitar tempat tinggalnya untuk berlatih tari.

‘’Sebagai warga, sudah seharusnya kita jaga dan lestarikan  budaya kita agar tidak lagi diklaim oleh negara lain seperti sebelumnya.Oleh karena itu,menanamkan rasa cinta terhadap seni budaya Indonesia sangatlah penting kepada generasi penerus bangsa,’’ujar wanita yang biasa dipanggil Wulan ini.

Wulan merupakan guru kelas 1 UPT SDN 30 Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara. Ia melihat anak – anak di sekitar tempat tinggalnya yakni

Desa Pasar Lapan, Dusun Ladang Baru Kecamatan Air Putih Kabupatan Batu Bara punya potensi dan semangat untuk berlatih tari.

Saat ini, tahap awal, gerakan tari yang dilatih adalah gerakan Cakilan. Cakilan

adalah salah satu gerakan yang ada dalam tarian/kesenian kuda lumping atau kuda kepang, kesenian dari pulau Jawa yang kini juga banyak ditampilkan di pulau Sumatera.

Wanita yang akrab dipanggil Wulan ini mengatakan, belakangan ia melihat fenomena anak-anak disekitar tempat tinggalnya yang setingkat sekolah dasar ( kelas 1-6 ) menggandrungi tarian kesenian Jawa itu.  Atas pertimbangan tersebut, Wulan terpanggil memfasilitasi anak berlatih agar mereka bisa menggembangkan bakat yang dimiliki.

‘’Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda. Bisa saja saat anak tidak berprestasi secara akademis, namun ia lebih menonjol dalam bidang olahraga,kesenian ataupun keagaaman. Beranjak akan hal itu,saya pikir dengan anak-anak disetiap harinya melakukan gerakan Cakilan adalah salah satu bentuk kemampuan/bakat anak dalam kesenian.Saat itu yang ada di benak saya adalah bagaimana caranya agar mereka mau mengeksplor kemampuannya. Dan akhirnya saya panggil beberapa anak tersebut  untuk latihan lebih serius. Latihan masih melihat dari youtube, tapi saya arahkan agar gerakan lebih kompak dan bagus,’’sebut Wulan yang juga Fasda Kabupatan Batu Bara Tanoto Foundation ini.

Saat ini, lanjut Wulan, ada puluhan anak yang rutin ikut berlatih. Sebagian besar merupakan anak muridnya di sekolah. Wulan mempersiapkan anak anak ini agar bisa tampil menari di acara acara baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Termasuk pada peringatan 17 Agustus mendatang, Wulan akan menggelar lomba tari Cakilan ini.  Dan kedepan, tidak hanya latihan gerak Cakilan saja tapi juga gerak tarian daerah lainnya.

Menurut Wulan, anak –anak sangat antusias latihan. Kegiatan ini juga mendapat respon positif dari warga sekitar. Salah seorang tokoh masyarakat Agus Basuki juga mendukung ide Wulan.

Dikatakan Wulan, dengan berlatih tari ini, diharapkan dapat memupuk kecintaan pada budaya bangsa utamanya seni tari sekaligus mendorong kreativitas siswa. ‘’Properti yang digunakan dalam latihan tarian ini juga hasil kreasi/buatan mereka sendiri. Ada yang dari kertas karton, dari lidi ijuk dan sebagainya.

Ini membuktikan dalam kegiatan ini mereka juga bisa sekaligus melatih kreativitas. Melalui seni ini juga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan antarsesama. Karena bagi saya sebaik-baiknya guru adalah yang tidak hanya mengayomi anak didiknya saat disekolah saja namun bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya itulah guru yang mulia,’’ujar Wulan. (sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/