25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Bus Jamaah Haji Labura Kecelakaan di Asahan

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Bus jamaah haji asal Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang baru kembali dari Tanah Suci, terlibat kecelakaan lalulintas dengan pikap di Jalinsum Medan-Rantau Prapat, Km 217-217 Desa Ledong Barat, Kecamatan Aek Ledong, Kabupaten Asahan, Sabtu (30/7) sore pukul 18.20 WIB.

Menurut Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Asahan Iptu M Rony, dari hasil olah TKP dan pemeriksaan sejumlah saksi, bus jamaah haji BK 7267 LY yang dikemudikan Suriyadi (40)n

warga Kota Pinang, Kabupaten Labusel, membawa 24 jamaah haji dari Medan untuk kembali ke Labura. Namun saat di TKP, dari arah berlawanan datang mobil pikap BK 8076 VR yang dikemudikan Wesli Hutabarat (59), warga Kota Tanjungbalai, sehingga tabrakan tidak bisa dihindarkan.

Beruntung, dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa, hanya supir pikap yang mengalami luka dan kini masih perawatan di RSU Aek Kanopan. Untuk penyebab laka lantas, kata Rony, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. “Kita masih melakukan pemeriksaan terhadap pengemudi dan sejumlah saksi,” jelas Rony.

Kloter 8 Tiba

Jamaah haji kloter 8 asal Kabupaten Asahan dan Sibolga, tiba ke Tanah Air. Kepulangan jamaah dijemput Bupati Asahan melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Asahan Buwono Prawana didampingi Kabag Kesra Setdakab Asahan, Ali Mughofar dari Asrama Haji Medan, Sabtu (30/7) malam.

Kabag Kesra Setdakab Asahan, Ali Mughofar mengatakan, setelah penerimaan oleh pihak panitia Penyelenggara Ibadah Haji Debarkasi Medan, jamaah haji Kabupaten Asahan akan meninggalkan Asrama Haji Medan menuju Kisaran Kabupaten Asahan. “Jamaah haji Kabupaten Asahan mendarat di Bandara Kuala Namu pukul 20.20 WIB dan tiba di Asrama Haji Medan Pukul 22.00 WIB. Saat keberangkatan, jumlah jamaah haji Kabupaten Asahan sebanyak 161 orang dan Alhamdulillah Kembali sebanyak 161 orang. Hal ini patut disyukuri, dari hasil pemeriksaan kesehatan, seluruh Jemaah Haji Kabupaten Asahan dinyatakan negatif Covid 19,” terang Ali.

Sementara itu, Bupati Asahan dalam sambutannya yang disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra, Buwono Prawana menyampaikan, atas nama Pemerintah Kabupaten Asahan ucapan selamat kembali ke Tanah Air kepada seluruh jamaah haji Kabupaten Asahan. “Semoga para jamaah menjadi haji/hajjah yang Mabrur dan Mabruroh” harapnya.

Buwono Prawana juga mengatakan, bahwa keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji merupakan kebanggaan bagi Pemerintah Kabupaten Asahan dan Panitia Penyelenggara yang tentunya sangat sejalan dengan visi Pemkab Asahan yaitu religius. “Untuk itu perlu tetap dijaga semangat beribadah sebagaimana semangat yang lahir tatkala beribadah di kita Makkah dan Madinah serta tingkatkan silaturrahmi dan komunikasi sebagai perwujudan hablum minallah dan hablum minannas,” ujarnya.

Separo Jamaah Sudah Tiba di Tanah Air

Pemulangan jamaah haji Indonesia gelombang pertama tuntas. Sekitar 45 ribu jamaah atau separo dari kuota jamaah reguler telah tiba di tanah air. Kemarin (30/7), dua kloter terakhir yang terbang dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, mendarat di Jakarta. Yakni, kloter 23 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan kloter 21 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS).

Selanjutnya, pemulangan jamaah gelombang kedua dilakukan melalui Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Lima kloter jamaah berangkat pada pemulangan hari pertama dari Madinah. Yaitu, kloter 24 JKG, kloter 8 embarkasi Medan, kloter 5 embarkasi Aceh, kloter 22 embarkasi Solo, dan kloter 3 embarkasi Makassar. “Sampai saat ini untuk pemulangan tidak terlalu banyak masalah besar. Kecuali kalau ada keterlambatan (penerbangan),” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief.

Pada pemulangan tahap pertama melalui Bandara Jeddah, sempat dua kali terjadi keterlambatan atau delay. Pertama, kloter 1 embarkasi Banjarmasin yang mengalami keterlambatan selama 24 jam. Kemudian, kloter 6 embarkasi Medan yang terlambat 12 jam.

Hilman menjelaskan, keterlambatan penerbangan tersebut menimbulkan konsekuensi seperti penambahan masa tinggal jamaah di hotel dan layanan katering. “Kami sudah berkomunikasi dan pihak provider (maskapai, Red), mereka mau bertanggung jawab. Tapi, yang kami ingin bukan hanya mengganti, melainkan ke depan tidak ada lagi keterlambatan,” terang dia.

Bersamaan dengan pemulangan jamaah, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) juga melakukan evaluasi. Hingga kemarin jamaah Indonesia yang wafat berjumlah 79 orang. Bandingkan dengan Malaysia yang tercatat hanya satu jamaah meninggal. Malaysia memang memberlakukan syarat kesehatan yang lebih ketat kepada calon jamaah haji.

Hilman mengatakan, pihaknya mendorong keterbukaan dalam penyelenggaraan haji. Artinya, ratusan ribu orang yang telah mendaftar haji harus diperhatikan, termasuk yang berusia lanjut atau memiliki penyakit penyerta (komorbid). “Jangan sampai ibadah haji ini jadi eksklusif. Kecuali kalau memang ada protokol kesehatan yang harus dipenuhi. Misalnya, tahun ini ada batasan maksimal usia 65 tahun yang bisa berangkat,” katanya.

Di bagian lain, kiswah atau kain penutup Kakbah diganti kemarin bertepatan dengan 1 Muharam 1444 Hijriah. Prosesi penggantian kiswah berlangsung sejak Jumat (29/7) menjelang tengah malam. Tahun-tahun sebelumnya, kiswah diganti pada 9 Zulhijah atau saat jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. (wpd/gos/jpc/adz)

ASAHAN, SUMUTPOS.CO – Bus jamaah haji asal Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang baru kembali dari Tanah Suci, terlibat kecelakaan lalulintas dengan pikap di Jalinsum Medan-Rantau Prapat, Km 217-217 Desa Ledong Barat, Kecamatan Aek Ledong, Kabupaten Asahan, Sabtu (30/7) sore pukul 18.20 WIB.

Menurut Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Asahan Iptu M Rony, dari hasil olah TKP dan pemeriksaan sejumlah saksi, bus jamaah haji BK 7267 LY yang dikemudikan Suriyadi (40)n

warga Kota Pinang, Kabupaten Labusel, membawa 24 jamaah haji dari Medan untuk kembali ke Labura. Namun saat di TKP, dari arah berlawanan datang mobil pikap BK 8076 VR yang dikemudikan Wesli Hutabarat (59), warga Kota Tanjungbalai, sehingga tabrakan tidak bisa dihindarkan.

Beruntung, dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa, hanya supir pikap yang mengalami luka dan kini masih perawatan di RSU Aek Kanopan. Untuk penyebab laka lantas, kata Rony, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. “Kita masih melakukan pemeriksaan terhadap pengemudi dan sejumlah saksi,” jelas Rony.

Kloter 8 Tiba

Jamaah haji kloter 8 asal Kabupaten Asahan dan Sibolga, tiba ke Tanah Air. Kepulangan jamaah dijemput Bupati Asahan melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Asahan Buwono Prawana didampingi Kabag Kesra Setdakab Asahan, Ali Mughofar dari Asrama Haji Medan, Sabtu (30/7) malam.

Kabag Kesra Setdakab Asahan, Ali Mughofar mengatakan, setelah penerimaan oleh pihak panitia Penyelenggara Ibadah Haji Debarkasi Medan, jamaah haji Kabupaten Asahan akan meninggalkan Asrama Haji Medan menuju Kisaran Kabupaten Asahan. “Jamaah haji Kabupaten Asahan mendarat di Bandara Kuala Namu pukul 20.20 WIB dan tiba di Asrama Haji Medan Pukul 22.00 WIB. Saat keberangkatan, jumlah jamaah haji Kabupaten Asahan sebanyak 161 orang dan Alhamdulillah Kembali sebanyak 161 orang. Hal ini patut disyukuri, dari hasil pemeriksaan kesehatan, seluruh Jemaah Haji Kabupaten Asahan dinyatakan negatif Covid 19,” terang Ali.

Sementara itu, Bupati Asahan dalam sambutannya yang disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra, Buwono Prawana menyampaikan, atas nama Pemerintah Kabupaten Asahan ucapan selamat kembali ke Tanah Air kepada seluruh jamaah haji Kabupaten Asahan. “Semoga para jamaah menjadi haji/hajjah yang Mabrur dan Mabruroh” harapnya.

Buwono Prawana juga mengatakan, bahwa keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji merupakan kebanggaan bagi Pemerintah Kabupaten Asahan dan Panitia Penyelenggara yang tentunya sangat sejalan dengan visi Pemkab Asahan yaitu religius. “Untuk itu perlu tetap dijaga semangat beribadah sebagaimana semangat yang lahir tatkala beribadah di kita Makkah dan Madinah serta tingkatkan silaturrahmi dan komunikasi sebagai perwujudan hablum minallah dan hablum minannas,” ujarnya.

Separo Jamaah Sudah Tiba di Tanah Air

Pemulangan jamaah haji Indonesia gelombang pertama tuntas. Sekitar 45 ribu jamaah atau separo dari kuota jamaah reguler telah tiba di tanah air. Kemarin (30/7), dua kloter terakhir yang terbang dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, mendarat di Jakarta. Yakni, kloter 23 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan kloter 21 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS).

Selanjutnya, pemulangan jamaah gelombang kedua dilakukan melalui Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Lima kloter jamaah berangkat pada pemulangan hari pertama dari Madinah. Yaitu, kloter 24 JKG, kloter 8 embarkasi Medan, kloter 5 embarkasi Aceh, kloter 22 embarkasi Solo, dan kloter 3 embarkasi Makassar. “Sampai saat ini untuk pemulangan tidak terlalu banyak masalah besar. Kecuali kalau ada keterlambatan (penerbangan),” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief.

Pada pemulangan tahap pertama melalui Bandara Jeddah, sempat dua kali terjadi keterlambatan atau delay. Pertama, kloter 1 embarkasi Banjarmasin yang mengalami keterlambatan selama 24 jam. Kemudian, kloter 6 embarkasi Medan yang terlambat 12 jam.

Hilman menjelaskan, keterlambatan penerbangan tersebut menimbulkan konsekuensi seperti penambahan masa tinggal jamaah di hotel dan layanan katering. “Kami sudah berkomunikasi dan pihak provider (maskapai, Red), mereka mau bertanggung jawab. Tapi, yang kami ingin bukan hanya mengganti, melainkan ke depan tidak ada lagi keterlambatan,” terang dia.

Bersamaan dengan pemulangan jamaah, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) juga melakukan evaluasi. Hingga kemarin jamaah Indonesia yang wafat berjumlah 79 orang. Bandingkan dengan Malaysia yang tercatat hanya satu jamaah meninggal. Malaysia memang memberlakukan syarat kesehatan yang lebih ketat kepada calon jamaah haji.

Hilman mengatakan, pihaknya mendorong keterbukaan dalam penyelenggaraan haji. Artinya, ratusan ribu orang yang telah mendaftar haji harus diperhatikan, termasuk yang berusia lanjut atau memiliki penyakit penyerta (komorbid). “Jangan sampai ibadah haji ini jadi eksklusif. Kecuali kalau memang ada protokol kesehatan yang harus dipenuhi. Misalnya, tahun ini ada batasan maksimal usia 65 tahun yang bisa berangkat,” katanya.

Di bagian lain, kiswah atau kain penutup Kakbah diganti kemarin bertepatan dengan 1 Muharam 1444 Hijriah. Prosesi penggantian kiswah berlangsung sejak Jumat (29/7) menjelang tengah malam. Tahun-tahun sebelumnya, kiswah diganti pada 9 Zulhijah atau saat jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. (wpd/gos/jpc/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/