26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Guru Olahraga Sodomi Siswa SD hingga SMP

foto: Oryza Pasaribu Pelaku diapit petugas saat diboyong ke Polres Kota Psp, Senin (30/9).
foto: Oryza Pasaribu
Pelaku diapit petugas saat diboyong ke Polres Kota Psp, Senin (30/9).

 

SIDIMPUAN-Seorang oknum guru kembali mencoreng dunia pendidikan. Guru olahraga di salah satu SD Negeri di Kota Padangsidimpuan (Psp), berinisial RBDT (36), warga Kecamatan Psp Utara, dilapor melakukan tindak sodomi terhadap siswanya, NAP (13). Perbuatan nistanya itu berlangsung sejak Februari hingga 17 September 2012.

 

Saat pertama kejadian, korban tercatat sebagai siswa di SD tempat RBDT. Juni lalu, korban masuk ke salah satu SMP Negeri di Psp. Dan, kejadian asusila itu terus berlanjut.

Menurut laporan korban kepada petugas Polres Psp, NAP mengaku sudah tidak ingat berapa kali disodomi oleh pelaku. Pengakuannya, perbuatan tersebut mulai dilakukan pelaku pada Februari lalu.

Kapolres Psp AKBP Budi Hariyanto melalui Kasat Reskrim AKP AA Siregar, kepada METRO, Senin (30/9) sekitar pukul 14.00 WIB, menceritakan, awalnya korban yang berinisial NAP, warga Kecamatan Psp Selatan dengan didampingi keluarganya mendatangi Polres untuk mengadukan perbuatan sodomi yang telah dialaminya.

Dalam laporannya yang diterima, Senin (23/9) lalu, NAP mengaku menjadi korban pencabulan dengan cara disodomi oleh seorang pria berinisial RBDT, yang tidak lain adalah mantan guru olahraga sewaktu SD dan pelatih sepakbolanya.

“Pengaduan korban kita terima, Senin (23/9). Namun, pelaku baru kita tangkap pagi tadi (kemarin, 29 September) dari sekolah tempat dia mengajar. Dan, sampai saat ini pelaku masih kita periksa dan mintai keterangan,” ujar Kasat Reskrim.

Hasil keterangan korban, pelaku sudah sering melakukan perbuatan cabul dengan cara menyodomi. “Menurut keterangan korban, ia sudah sering disodomi oleh pelaku. Di tempat dan waktu yang berbeda-beda. Sangking banyaknya, sampai-sampai korban lupa kapan dan di mana saja pelaku melakukan perbuatan tersebut,” terangnya.

 

 

>> Dipaksa di Kamar Mandi

 

 

Sementara itu, beradasarkan keterangan pelaku kepada pihak kepolisian, tindakan msnyodomi NAP berlangsung sejak korban masih duduk dibangku kelas 6 SD.

Aksi itu bermula saat oknum guru tersebut mengajak korban dan teman-temannya ke kolam renang di Psp Batunadua, usai berlatih sepakbola. Di sana, korban dicabuli pelaku dengan cara mengajak korban ke kamar mandi, kemudian mengunci pintu dan memaksa korban melakukan perbuatan itu.

Perbuatan serupa kembali terjadi. Minggu depannya, usai berlatih sepakbola, korban bersama teman-teman klub sepakbolanya kembali diajak pelaku ke kolam renang di Psp Selatan. Di sana, korban kembali disodomi dengan cara yang sama.

“Untuk sementara kita masih terus melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. Kita sudah meminta keterangan dari pelaku. Namun, ia belum mengakui perbuatannya. Dan, hal itu akan kita perkuat dengan alat bukti, berupa hasil visum dan bukti petunjuk lainnya,” pungkas Kasat.

Sementara itu, pelaku saat berusaha diwancarai enggan berkomentar. Ia hanya menundukkan wajahnya dan berusaha menghindar dari jepretan kamera. “Kita sudah memeriksanya. Namun, sampai saat ini ia tidak mengakui perbuatannya tersebut. Dan, akan terus kita perdalam dengan menghadirkan saksi dan bukti lainnya,” terang seorang penyidik yang memeriksa pelaku. (mag-01/bud)

foto: Oryza Pasaribu Pelaku diapit petugas saat diboyong ke Polres Kota Psp, Senin (30/9).
foto: Oryza Pasaribu
Pelaku diapit petugas saat diboyong ke Polres Kota Psp, Senin (30/9).

 

SIDIMPUAN-Seorang oknum guru kembali mencoreng dunia pendidikan. Guru olahraga di salah satu SD Negeri di Kota Padangsidimpuan (Psp), berinisial RBDT (36), warga Kecamatan Psp Utara, dilapor melakukan tindak sodomi terhadap siswanya, NAP (13). Perbuatan nistanya itu berlangsung sejak Februari hingga 17 September 2012.

 

Saat pertama kejadian, korban tercatat sebagai siswa di SD tempat RBDT. Juni lalu, korban masuk ke salah satu SMP Negeri di Psp. Dan, kejadian asusila itu terus berlanjut.

Menurut laporan korban kepada petugas Polres Psp, NAP mengaku sudah tidak ingat berapa kali disodomi oleh pelaku. Pengakuannya, perbuatan tersebut mulai dilakukan pelaku pada Februari lalu.

Kapolres Psp AKBP Budi Hariyanto melalui Kasat Reskrim AKP AA Siregar, kepada METRO, Senin (30/9) sekitar pukul 14.00 WIB, menceritakan, awalnya korban yang berinisial NAP, warga Kecamatan Psp Selatan dengan didampingi keluarganya mendatangi Polres untuk mengadukan perbuatan sodomi yang telah dialaminya.

Dalam laporannya yang diterima, Senin (23/9) lalu, NAP mengaku menjadi korban pencabulan dengan cara disodomi oleh seorang pria berinisial RBDT, yang tidak lain adalah mantan guru olahraga sewaktu SD dan pelatih sepakbolanya.

“Pengaduan korban kita terima, Senin (23/9). Namun, pelaku baru kita tangkap pagi tadi (kemarin, 29 September) dari sekolah tempat dia mengajar. Dan, sampai saat ini pelaku masih kita periksa dan mintai keterangan,” ujar Kasat Reskrim.

Hasil keterangan korban, pelaku sudah sering melakukan perbuatan cabul dengan cara menyodomi. “Menurut keterangan korban, ia sudah sering disodomi oleh pelaku. Di tempat dan waktu yang berbeda-beda. Sangking banyaknya, sampai-sampai korban lupa kapan dan di mana saja pelaku melakukan perbuatan tersebut,” terangnya.

 

 

>> Dipaksa di Kamar Mandi

 

 

Sementara itu, beradasarkan keterangan pelaku kepada pihak kepolisian, tindakan msnyodomi NAP berlangsung sejak korban masih duduk dibangku kelas 6 SD.

Aksi itu bermula saat oknum guru tersebut mengajak korban dan teman-temannya ke kolam renang di Psp Batunadua, usai berlatih sepakbola. Di sana, korban dicabuli pelaku dengan cara mengajak korban ke kamar mandi, kemudian mengunci pintu dan memaksa korban melakukan perbuatan itu.

Perbuatan serupa kembali terjadi. Minggu depannya, usai berlatih sepakbola, korban bersama teman-teman klub sepakbolanya kembali diajak pelaku ke kolam renang di Psp Selatan. Di sana, korban kembali disodomi dengan cara yang sama.

“Untuk sementara kita masih terus melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini. Kita sudah meminta keterangan dari pelaku. Namun, ia belum mengakui perbuatannya. Dan, hal itu akan kita perkuat dengan alat bukti, berupa hasil visum dan bukti petunjuk lainnya,” pungkas Kasat.

Sementara itu, pelaku saat berusaha diwancarai enggan berkomentar. Ia hanya menundukkan wajahnya dan berusaha menghindar dari jepretan kamera. “Kita sudah memeriksanya. Namun, sampai saat ini ia tidak mengakui perbuatannya tersebut. Dan, akan terus kita perdalam dengan menghadirkan saksi dan bukti lainnya,” terang seorang penyidik yang memeriksa pelaku. (mag-01/bud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/