26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Paksa Masuk Belawan Dua Buruh SBSI Dipukuli Polisi

BELAWAN- Perayaan May Day di Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar Kecamatan Medan Deli, diwarnai kericuhan. Dua orang buruh yang ikut mensweeping dan akan mengarah ke sejumlah industri di Belawan, dipukuli polisi.

Akibatnya, suasana sedikit tegang dan nyaris memicu bentrokan antara buruh dengan aparat kepolisian dan TNI yang melakukan pengamanan Tindakan tegas aparat itu berawal saat massa buruh yang diperkirakan mencapai seribu orang, berkumpul di KIM I dan II sekira pukul 09.00 WIB. Gelombang massa dari dua elemen, yakni SBSI 92 dan SBSI 01 bergerak menggunakan angkot, mobil pick up dan kendaraan roda dua, menuju ke Jalan KL Yossudarso Simpang KIM, Medan Deli.

UNJUK RASA: Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa  depan kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan, Rabu (1/5). Perayaan Hari Buruh  Kota Medan relatif kondusif.//triadi wibowo/sumut pos
UNJUK RASA: Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan, Rabu (1/5). Perayaan Hari Buruh di Kota Medan relatif kondusif.//triadi wibowo/sumut pos

Massa buruh gelombang pertama berseragam warna hijau berkonvoi dengan tertib menuju ke arah Lapangan Merdeka, Medan. Sedangkan massa buruh berseragam warna abu-abu dari SBSI 01, memilih melakukan sweeping ke arah industri dikawasan Belawan, sebelum bergabung dengan massa buruh lainnya di Medan.

Melihat hal itu, puluhan personil Polres Pelabuhan Belawan menghadang. Adu mulut antara buruh dan polisi tak terelakkan, hingga terjadi aksi saling dorong. Dengan mengendarai mobil pick up dan membawa alat pengeras suara, buruh mendesak petugas keamanan memberi jalan.

“Pak polisi beri kami jalan, kami ingin mengajak teman-taman buruh di Belawan untuk ikut bergabung guna menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan nasib yang terus tertindas,” teriak pendemo.
Tapi permintaan mereka tetap ditolak, membuat massa kesal dan berupaya menerobos dengan menabrakkan kendaraan yang mereka tumpangi ke arah aparat keamanan.

Kejadian itu membuat polisi mengambil tindakan tegas. Massa diperintah untuk mundur dan berbalik arah. “Saya tegaskan kalian untuk mundur. Izin kalian untuk menyampaikan aspirasi di Medan, bukan mengarah ke Belawan,” kata seorang anggota polisi.
Karena massa tetap ngotot, salah seorang anggota Polres Pelabuhan Belawan meminta Sangkot Budiman, koordinator aksi dan, Adi, sopir mobil pick up yang membawa massa, untuk turun.

Di tengah desakan massa, polisi memukuli dan memijak-mijak Sangkot Budiman dan Adi di tengah-tengah jalan raya. Akibatnya, kedua buruh mengalami cedera di bagian kepala, bibir, tangan dan perut.

Suasana yang sempat memanas mereda setelah Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Endro Kiswanto dan Komandan Yonmarhanlan I, Letkol Agung Setiyawan turun ke lokasi kericuhan, guna menenangkan massa.

Setelah mendengar arahan perwira polisi dan TNI ini, massa secara berkonvoi menarik diri dan berbalik arah menuju ke Medan. Di sepanjang perjalanan, massa buruh menyampaikan kekesalan mereka atas aksi oknum anggota Polres Pelabuhan Belawan.
“Kita akan membuat pengaduan secara resmi ke Propam Poldasu terkait penganiayaan ini,” ungkap buruh.

Amatan Sumut Pos, aksi buruh di KIM sempat mengganggu kelancaran arus lalu-lintas dan menimbulkan kemacetan dari Belawan menuju Medan sepanjang 3 kilometer. Sedangkan, gerbang tol Belmera di KIM I dan II yang dijaga ketat aparat keamanan, tidak terlihat adanya pemblokiran oleh massa buruh.

Pada peringatan May Day kemarin, aktivitas pelayanan dan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan berjalan normal. Sedikitnya 20 kapal sandar di Pelabuhan Belawan dan BICT tetap melakukan aktivitas bongkar muat dengan lancar. Sejumlah truk pangangkut barang juga terlihat keluar masuk jalur tol mengangkut berbagai jenis barang.

“Aktivitas pelayanan dan bongkar muat peti kemas hari ini (Rabu-red) berjalan normal. Untuk di dermaga BICT saat ini ada dua kapal sedang melakukan kegiatan bongkar muat,” kata, H Suratman SSos, Staf General Manager (GM) Belawan International Container Terminal (BICT).

Aktivitas pelayanan bongkar muat di terminal peti kemas internasional terbesar di luar Pulau Jawa ini juga berjalan normal.

Masih 20 Persen Peserta Jamsostek
Di Deliserdang, ribuan buruh menggelar unjuk rasa di dua tempat yang berbeda, yakni di Kawasan Industri Medan (KIM) Star dan di Lapangan Garuda PTPN 2 Tanjung Morawa.

Kelompok buruh yang tergabung Forum Lintas Buruh Deliserdang (FLBD) berunjuk rasa di depan Kawasan Industri Medan (KIM) Star. Di sana, anggota FLBD yang terdiri terdiri SBMI Merdeka, FKUI SBSI, FSB Hukatan SBSI, FSB Kamparho, SBSI, SBPI, KBI, SBSI 01, SBSD, FNPBI, melakukan unjuk rasa dengan berorasi serta membentangkan sepanduk yang berisikan tuntutan para buruh.

Koordinator FLBD, Antony Tampubolon, mengatakan pihaknya tidak mau bergabung dengan kelompok buruh yang membuat kegiatan di Lapangan Garuda, karena kegiatan itu difasiltasi Pemkab Deliserdang. “Buruh itu harus mandiri, tidak boleh tergantung kepada pemerintah,” ketusnya.

Unjuk rasa dilanjutkan dengan mendatangi kantor Bupati Deliserdang dan kantor DPRD Deliserdang. Namun karena hanya diterima Sekdakab Deliserdang Agus Ginting, buruh bergerak ke kantor DPRD. Di sana buruh diterima anggota DPRD Deliserdang, Apoan Simanungkalit. Apoan menerima aspirasi buruh secara tertulis, dan berjanji bakal disampaikan ke pemerintah pusat.
Sementara itu, ribuan buruh dari 13 organisasi buruh menggelar peringatan hari buruh di Lapangan Garuda Tanjung Morawa. Mereka terdiri dari organisasi SBSI 1992, SPN, SBMI (Serikat Buruh Medan Indonesia), SBSU (Serikat Buruh Sumatera Utara), F-SPMI, SBSI-SEJATI, SBMI-MANDIRI, K-SPSI-KAHUT, NIKEUBA-SBSI, Serikat Buruh RI (SBSI), SBBI, F-LOMENIK SBSI, F-KAMIFARHO SBSI, SBSI 01 dan FNPBI.

Awalnya, buruh melakukan longmarch di Jalinsum Medan-Tanjung Morawa. Dalam perayaan hari buruh itu pula rata-rata perusahaan di sekitar Tanjung Morawa tutup, termasuk pusat perbelanjaan Suzuya Plaza.
Pengurus Asoisasi Pengusaha Indonesia (APINDO) H Yunan mengungkapkan, mendukung hari buruh 1 Mei menjadi hari libur nasional.
Sedangkan Kepala Cabang Jamsostek Tanjung Morawa Krista Siagian di depan ribuan buruh dan Wabup DS Zainuddin Mars, Kapolres DS AKBP Dicky Patrianegara SH Sik Msi, Dandim 0204 DS Letkol Saepul Mukti Ginanjar, mengatakan, hingga saat ini masih 20 persen buruh di Deli Serdang yang mengikuti program Jamsostek. “Jamsostek meminta dukungan pemerintah untuk menekan perusahaan, agar memasukkan pekerjanya dalam program Jamsostek demi kehidupan buruh yang layak,” bilang Krista Siagian yang disambut tepuk tangan ribuan buruh.

Kemudian, 13 organisasi buruh menyampaikan pernyataan sikapnya yang diterima Wakil Bupati Deli Serdang (Wabup DS) Zainuddin Mars.

Menanggapi pernyataan sikap 13 organisasi buruh itu, Wabup DS berjanji, akan menjadi perhatian pemerintah
Pada May Day di Deliserdang, sedikitnya 1.250 personil Poldasu, Polres Deliserdang, dan TNI ikut mengamankan.

Direktur Sabhara Polda Sumut Kombes. Pol Darman Sinuraya, saat ditemui di lokasi acara mengatakan, siap mengawal dan mengamankan aksi May Day, karena hari itu adalah perayaan.
Dalam pengamanan May Day ini, Poldasu menerjunkan 6.528 personil dan TNI 550 personil.

Buruh di Sergai Berorasi
Di Serdangbedagai, hanya 320 buruh dan DPC SBSI yang ikut menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati dan Kantor Dinas Tenaga Kerja, sekitar pukul 09.30 WIB.

Ratusan buruh datang menggunakan sepeda motor dan mobil yang dilengkapi dengan alat pengeras suara. Mereka dikawal 100 personel Polres Sergai.

Muhammad Hendrik dari DPC SBSI 1992, dalam orasinya mengancam Pemkab, akan mendatangkan massa yang lebih besar, jika 9 poin tuntutan mereka tidak terpenuhi.

Asisten 2 Pemkab Sergai, A Damanik, kepada buruh mengatakan, akan menyampaikan aspirasi para pengunjuk rasa kepada atasan dan akan menindak lanjuti kepada perusahaan dimana buruh bekerja.
Kapolres Sergai AKBP Arif Budiman didampingi Waka Polres Kompol Zahri yang menurunkan pasukannya sebanyak 100 personel, mengucapkan syukur karena aksi unjuk rasa berjalan damai.

Koburan: Pemerintah Gagal mengayomi
Di Labuhanbatu, puluhan buruh dari serikat Lentera Rakyat, SBPI dan SBSI 1992 yang tergabung di Koalisi Buruh Perkebunan (Koburan) menggelar aksi damai, di bilangan Jalan SM Raja, Rantaupraat, tepatnya didepan kantor Bupati Pemkab Labuhanbatu.
Koburan menilai pemerintah gagal dalam menyejahterakan dan mengayomi para buruh. Terbukti, kebijakan upah yang diputuskan mengikuti permintaan BKSPPS meski bertentangan dengan Undang-Undang. “Pemerintah gagal melindungi buruh,” teriak mereka.

Menurut mereka, lebih satu abad perkebunan sawit beroperasi di Sumatera Utara, namun kehidupan buruh terus mengalami kemiskinan. Bahkan dari tahun ke tahun hak-hak buruh justru berkurang. Selain itu, pemerintah tetap menerima status buruh yang masih outsourcing yang berdampak hilangnya hak-hak buruh
Untuk itu, Koburan mengajak serta menyerukan kepada buruh perkebunan untuk bersatu dan bangkit melawan penindasan. “Tidak jamannya lagi buruh menjadi budak maupun diperdagangkan serta tidak jamannya lagi buruh jadi sapi perahan,” teriak mereka.

Kami Ingin Makan, Bukan Dimakan
Di Langkat, ratusan buruh PT Langkat Nusantara Kepong (LNK) yang tergabung di Badan Pelaksana Wilayah (BPW) Serikat Buruh Pekerja Indonesia (SBPI), menggelar aksi di Pemkab Langkat. Para buruh tergabung dari berbagai wilayah kerja di antaranya PT LNK Sawit Hulu, Tanjung Beringin, Gohor Lama dan PT Lonsum Turangie Estate, berkonsentrasi di Gohor Lama Dusun III Gohor Lama Kec Wampu.

Setelah terlebih dahulu meminta izin, massa menggunakan puluhan sepeda motor berkonvoi ke Pemkab dan DPRD Langkat dengan pengawalan ekstra ketat.

Supono ST selaku Ketua Badan SBPI Nasional di depan gerbang kantor bupati berorasi, buruh masih acapk menerima diskriminasi perusahaan. “Kami para buruh ini hanya ingin makan, bukan dimakan. Kenapa sampai saat ini kami dianggap kuman oleh perusahaan?” koarnya.

Di antara diskriminasi tersebut, menurutntya, santunan hari tua (SHT) tak kunjung ada atau diberikan. Alat pelindung diri (APD) atau K3 saat bekerja juga kurang, serta masih banyaknya sistem outsourcing diberlakukan PT LNK. “Pemkab Langkat kami minta menindaklanjuti semua persoalan ini,” ungkap dia.

Sekdakab Langkat, H Surya Djahisa, bersama Muspida menerima 15 buruh sebagai perwakilan. Menyikapi permintaan buruh, Supardi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) mengatakan, untuk persoalan outsourcing, pihaknya akan menyurati Dirut PT LNK. “Semua aspirasi secepat mungkin kami sikapi, dan hasilnya segera kami beritahukan kepada para buruh,” ujar Supardi.

Usai berorasi di gedung dewan, ratusan buruh membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke pos masing-masing. (rul/gus/btr/ian/jok/jie)

BELAWAN- Perayaan May Day di Kawasan Industri Medan (KIM) Mabar Kecamatan Medan Deli, diwarnai kericuhan. Dua orang buruh yang ikut mensweeping dan akan mengarah ke sejumlah industri di Belawan, dipukuli polisi.

Akibatnya, suasana sedikit tegang dan nyaris memicu bentrokan antara buruh dengan aparat kepolisian dan TNI yang melakukan pengamanan Tindakan tegas aparat itu berawal saat massa buruh yang diperkirakan mencapai seribu orang, berkumpul di KIM I dan II sekira pukul 09.00 WIB. Gelombang massa dari dua elemen, yakni SBSI 92 dan SBSI 01 bergerak menggunakan angkot, mobil pick up dan kendaraan roda dua, menuju ke Jalan KL Yossudarso Simpang KIM, Medan Deli.

UNJUK RASA: Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa  depan kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan, Rabu (1/5). Perayaan Hari Buruh  Kota Medan relatif kondusif.//triadi wibowo/sumut pos
UNJUK RASA: Ratusan buruh melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan, Rabu (1/5). Perayaan Hari Buruh di Kota Medan relatif kondusif.//triadi wibowo/sumut pos

Massa buruh gelombang pertama berseragam warna hijau berkonvoi dengan tertib menuju ke arah Lapangan Merdeka, Medan. Sedangkan massa buruh berseragam warna abu-abu dari SBSI 01, memilih melakukan sweeping ke arah industri dikawasan Belawan, sebelum bergabung dengan massa buruh lainnya di Medan.

Melihat hal itu, puluhan personil Polres Pelabuhan Belawan menghadang. Adu mulut antara buruh dan polisi tak terelakkan, hingga terjadi aksi saling dorong. Dengan mengendarai mobil pick up dan membawa alat pengeras suara, buruh mendesak petugas keamanan memberi jalan.

“Pak polisi beri kami jalan, kami ingin mengajak teman-taman buruh di Belawan untuk ikut bergabung guna menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan nasib yang terus tertindas,” teriak pendemo.
Tapi permintaan mereka tetap ditolak, membuat massa kesal dan berupaya menerobos dengan menabrakkan kendaraan yang mereka tumpangi ke arah aparat keamanan.

Kejadian itu membuat polisi mengambil tindakan tegas. Massa diperintah untuk mundur dan berbalik arah. “Saya tegaskan kalian untuk mundur. Izin kalian untuk menyampaikan aspirasi di Medan, bukan mengarah ke Belawan,” kata seorang anggota polisi.
Karena massa tetap ngotot, salah seorang anggota Polres Pelabuhan Belawan meminta Sangkot Budiman, koordinator aksi dan, Adi, sopir mobil pick up yang membawa massa, untuk turun.

Di tengah desakan massa, polisi memukuli dan memijak-mijak Sangkot Budiman dan Adi di tengah-tengah jalan raya. Akibatnya, kedua buruh mengalami cedera di bagian kepala, bibir, tangan dan perut.

Suasana yang sempat memanas mereda setelah Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Endro Kiswanto dan Komandan Yonmarhanlan I, Letkol Agung Setiyawan turun ke lokasi kericuhan, guna menenangkan massa.

Setelah mendengar arahan perwira polisi dan TNI ini, massa secara berkonvoi menarik diri dan berbalik arah menuju ke Medan. Di sepanjang perjalanan, massa buruh menyampaikan kekesalan mereka atas aksi oknum anggota Polres Pelabuhan Belawan.
“Kita akan membuat pengaduan secara resmi ke Propam Poldasu terkait penganiayaan ini,” ungkap buruh.

Amatan Sumut Pos, aksi buruh di KIM sempat mengganggu kelancaran arus lalu-lintas dan menimbulkan kemacetan dari Belawan menuju Medan sepanjang 3 kilometer. Sedangkan, gerbang tol Belmera di KIM I dan II yang dijaga ketat aparat keamanan, tidak terlihat adanya pemblokiran oleh massa buruh.

Pada peringatan May Day kemarin, aktivitas pelayanan dan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan berjalan normal. Sedikitnya 20 kapal sandar di Pelabuhan Belawan dan BICT tetap melakukan aktivitas bongkar muat dengan lancar. Sejumlah truk pangangkut barang juga terlihat keluar masuk jalur tol mengangkut berbagai jenis barang.

“Aktivitas pelayanan dan bongkar muat peti kemas hari ini (Rabu-red) berjalan normal. Untuk di dermaga BICT saat ini ada dua kapal sedang melakukan kegiatan bongkar muat,” kata, H Suratman SSos, Staf General Manager (GM) Belawan International Container Terminal (BICT).

Aktivitas pelayanan bongkar muat di terminal peti kemas internasional terbesar di luar Pulau Jawa ini juga berjalan normal.

Masih 20 Persen Peserta Jamsostek
Di Deliserdang, ribuan buruh menggelar unjuk rasa di dua tempat yang berbeda, yakni di Kawasan Industri Medan (KIM) Star dan di Lapangan Garuda PTPN 2 Tanjung Morawa.

Kelompok buruh yang tergabung Forum Lintas Buruh Deliserdang (FLBD) berunjuk rasa di depan Kawasan Industri Medan (KIM) Star. Di sana, anggota FLBD yang terdiri terdiri SBMI Merdeka, FKUI SBSI, FSB Hukatan SBSI, FSB Kamparho, SBSI, SBPI, KBI, SBSI 01, SBSD, FNPBI, melakukan unjuk rasa dengan berorasi serta membentangkan sepanduk yang berisikan tuntutan para buruh.

Koordinator FLBD, Antony Tampubolon, mengatakan pihaknya tidak mau bergabung dengan kelompok buruh yang membuat kegiatan di Lapangan Garuda, karena kegiatan itu difasiltasi Pemkab Deliserdang. “Buruh itu harus mandiri, tidak boleh tergantung kepada pemerintah,” ketusnya.

Unjuk rasa dilanjutkan dengan mendatangi kantor Bupati Deliserdang dan kantor DPRD Deliserdang. Namun karena hanya diterima Sekdakab Deliserdang Agus Ginting, buruh bergerak ke kantor DPRD. Di sana buruh diterima anggota DPRD Deliserdang, Apoan Simanungkalit. Apoan menerima aspirasi buruh secara tertulis, dan berjanji bakal disampaikan ke pemerintah pusat.
Sementara itu, ribuan buruh dari 13 organisasi buruh menggelar peringatan hari buruh di Lapangan Garuda Tanjung Morawa. Mereka terdiri dari organisasi SBSI 1992, SPN, SBMI (Serikat Buruh Medan Indonesia), SBSU (Serikat Buruh Sumatera Utara), F-SPMI, SBSI-SEJATI, SBMI-MANDIRI, K-SPSI-KAHUT, NIKEUBA-SBSI, Serikat Buruh RI (SBSI), SBBI, F-LOMENIK SBSI, F-KAMIFARHO SBSI, SBSI 01 dan FNPBI.

Awalnya, buruh melakukan longmarch di Jalinsum Medan-Tanjung Morawa. Dalam perayaan hari buruh itu pula rata-rata perusahaan di sekitar Tanjung Morawa tutup, termasuk pusat perbelanjaan Suzuya Plaza.
Pengurus Asoisasi Pengusaha Indonesia (APINDO) H Yunan mengungkapkan, mendukung hari buruh 1 Mei menjadi hari libur nasional.
Sedangkan Kepala Cabang Jamsostek Tanjung Morawa Krista Siagian di depan ribuan buruh dan Wabup DS Zainuddin Mars, Kapolres DS AKBP Dicky Patrianegara SH Sik Msi, Dandim 0204 DS Letkol Saepul Mukti Ginanjar, mengatakan, hingga saat ini masih 20 persen buruh di Deli Serdang yang mengikuti program Jamsostek. “Jamsostek meminta dukungan pemerintah untuk menekan perusahaan, agar memasukkan pekerjanya dalam program Jamsostek demi kehidupan buruh yang layak,” bilang Krista Siagian yang disambut tepuk tangan ribuan buruh.

Kemudian, 13 organisasi buruh menyampaikan pernyataan sikapnya yang diterima Wakil Bupati Deli Serdang (Wabup DS) Zainuddin Mars.

Menanggapi pernyataan sikap 13 organisasi buruh itu, Wabup DS berjanji, akan menjadi perhatian pemerintah
Pada May Day di Deliserdang, sedikitnya 1.250 personil Poldasu, Polres Deliserdang, dan TNI ikut mengamankan.

Direktur Sabhara Polda Sumut Kombes. Pol Darman Sinuraya, saat ditemui di lokasi acara mengatakan, siap mengawal dan mengamankan aksi May Day, karena hari itu adalah perayaan.
Dalam pengamanan May Day ini, Poldasu menerjunkan 6.528 personil dan TNI 550 personil.

Buruh di Sergai Berorasi
Di Serdangbedagai, hanya 320 buruh dan DPC SBSI yang ikut menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati dan Kantor Dinas Tenaga Kerja, sekitar pukul 09.30 WIB.

Ratusan buruh datang menggunakan sepeda motor dan mobil yang dilengkapi dengan alat pengeras suara. Mereka dikawal 100 personel Polres Sergai.

Muhammad Hendrik dari DPC SBSI 1992, dalam orasinya mengancam Pemkab, akan mendatangkan massa yang lebih besar, jika 9 poin tuntutan mereka tidak terpenuhi.

Asisten 2 Pemkab Sergai, A Damanik, kepada buruh mengatakan, akan menyampaikan aspirasi para pengunjuk rasa kepada atasan dan akan menindak lanjuti kepada perusahaan dimana buruh bekerja.
Kapolres Sergai AKBP Arif Budiman didampingi Waka Polres Kompol Zahri yang menurunkan pasukannya sebanyak 100 personel, mengucapkan syukur karena aksi unjuk rasa berjalan damai.

Koburan: Pemerintah Gagal mengayomi
Di Labuhanbatu, puluhan buruh dari serikat Lentera Rakyat, SBPI dan SBSI 1992 yang tergabung di Koalisi Buruh Perkebunan (Koburan) menggelar aksi damai, di bilangan Jalan SM Raja, Rantaupraat, tepatnya didepan kantor Bupati Pemkab Labuhanbatu.
Koburan menilai pemerintah gagal dalam menyejahterakan dan mengayomi para buruh. Terbukti, kebijakan upah yang diputuskan mengikuti permintaan BKSPPS meski bertentangan dengan Undang-Undang. “Pemerintah gagal melindungi buruh,” teriak mereka.

Menurut mereka, lebih satu abad perkebunan sawit beroperasi di Sumatera Utara, namun kehidupan buruh terus mengalami kemiskinan. Bahkan dari tahun ke tahun hak-hak buruh justru berkurang. Selain itu, pemerintah tetap menerima status buruh yang masih outsourcing yang berdampak hilangnya hak-hak buruh
Untuk itu, Koburan mengajak serta menyerukan kepada buruh perkebunan untuk bersatu dan bangkit melawan penindasan. “Tidak jamannya lagi buruh menjadi budak maupun diperdagangkan serta tidak jamannya lagi buruh jadi sapi perahan,” teriak mereka.

Kami Ingin Makan, Bukan Dimakan
Di Langkat, ratusan buruh PT Langkat Nusantara Kepong (LNK) yang tergabung di Badan Pelaksana Wilayah (BPW) Serikat Buruh Pekerja Indonesia (SBPI), menggelar aksi di Pemkab Langkat. Para buruh tergabung dari berbagai wilayah kerja di antaranya PT LNK Sawit Hulu, Tanjung Beringin, Gohor Lama dan PT Lonsum Turangie Estate, berkonsentrasi di Gohor Lama Dusun III Gohor Lama Kec Wampu.

Setelah terlebih dahulu meminta izin, massa menggunakan puluhan sepeda motor berkonvoi ke Pemkab dan DPRD Langkat dengan pengawalan ekstra ketat.

Supono ST selaku Ketua Badan SBPI Nasional di depan gerbang kantor bupati berorasi, buruh masih acapk menerima diskriminasi perusahaan. “Kami para buruh ini hanya ingin makan, bukan dimakan. Kenapa sampai saat ini kami dianggap kuman oleh perusahaan?” koarnya.

Di antara diskriminasi tersebut, menurutntya, santunan hari tua (SHT) tak kunjung ada atau diberikan. Alat pelindung diri (APD) atau K3 saat bekerja juga kurang, serta masih banyaknya sistem outsourcing diberlakukan PT LNK. “Pemkab Langkat kami minta menindaklanjuti semua persoalan ini,” ungkap dia.

Sekdakab Langkat, H Surya Djahisa, bersama Muspida menerima 15 buruh sebagai perwakilan. Menyikapi permintaan buruh, Supardi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) mengatakan, untuk persoalan outsourcing, pihaknya akan menyurati Dirut PT LNK. “Semua aspirasi secepat mungkin kami sikapi, dan hasilnya segera kami beritahukan kepada para buruh,” ujar Supardi.

Usai berorasi di gedung dewan, ratusan buruh membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke pos masing-masing. (rul/gus/btr/ian/jok/jie)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/