Sayangnya, diet yang dilakukan tidak tepat. Guru playgroup itu terserang penyakit pencernaan. ’’Pertama, mag karena jadwal makan saya tidak teratur. Terus, pas BAB (buang air besar), fesesnya ada darah,’’ ujarnya.
Saat konsultasi ke dokter, barulah Angel sadar bahwa cara dietnya salah. ’’Kalau diet saya diterusin, kata dokter, saya bisa diopname,’’ ungkap perempuan yang ikut komunitas X-tra Large Surabaya tersebut.
Kisah yang sama dialami Cornelia Nathalie. Dia dianugerahi perawakan bongsor, kulit eksotis, dan rambut bergelombang. Mata tajamnya membuatnya makin manis. Tapi, dunia telanjur termakan iklan sehingga dirinya sempat diejek saat duduk di bangku SD.
’’Selalu dibilang bukan anak Mama kalau pergi berdua saja. Jadi, saya bawa foto ayah ke mana-mana menunjukkan saya begini karena mirip ayah,’’ ungkapnya.
Tekanan semacam itulah yang membuat banyak pihak angkat bicara untuk mendefinisikan ulang kata ’’sempurna’’ untuk bentuk tubuh dan penampilan perempuan. Mulai membuat petisi, membuat balasan dengan tagar di media sosial, serta membuat iklan tandingan.
Produk perawatan tubuh seperti Dove sempat membuat kampanye Real Beauty dengan model perempuan berbagai ukuran dan ras. Mereka juga membuat kampanye Love Your Curls agar perempuan keriting berhenti membenci rambut mereka.
Yang terbaru, merek pakaian dalam Lane Bryant membuat iklan balasan dengan judul yang sangat menyindir Victoria Secret, I’m No Angel. Mereka menampilkan model dengan bentuk tubuh seperti perempuan kebanyakan. Punya berbagai variasi ukuran, cukup berisi, dan tidak bebas selulit.
’’Kampanye itu didesain untuk membuat semua perempuan mencintai setiap bagian tubuhnya,’’ kata Linda Heasley, CEO Lane Bryant.
Kampanye tersebut disertai tantangan agar perempuan memotret dirinya di depan cermin dan menuliskan kata-kata penyemangat. Misalnya, I love my curve, you pictured perfect, dan masih banyak lagi. (puz/c5/dos)