KISARAN, SUMUTPOS.CO – Jika jantungnya pelajaran Matematika ada pada latihan, jantungnya pelajaran IPS pada peta, maka jantungnya pelajaran IPA ada di percobaan. Filsafat Konfusius –seorang guru bijak dari Tiongkok– yang mengatakan: “Aku dengar, aku lupa. Aku lihat, aku ingat. Aku lakukan, aku pahami”, menjadi acuan Nurgayah Hasibuan dalam mengajarkan IPA kepada anak-anak didiknya di kelas 5 SD di SDN 010089 Sendang Sari, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
“Pada pelajaran IPA, melakukan secara langsung memudahkan peserta didik memahami pelajaran. Pada materi kelas 5 SD/MI mata pelajaran IPA belum lama ini, saya mengajak peserta didik dapat mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan vitamin C. Percobaan dilakukan dengan unsur MIKiR, yang saya dapatkan dari program Pintar Tanoto Foundation,” kata Nurgayah, yang juga salahsatu fasilitator daerah Asahan Program Pintar Tanoto Foundation kepada Sumut Pos, kemarin.
MIKiR adalah konsep pembelajaran yang dikembangkan TF, yakni Mengalami dan Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi.
Selama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di Asahan, Nurgayah mengajak peserta didik melakukan percobaan di rumah dengan bantuan orang tua atau anggota keluarga lainnya.
Awalnya, ia menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi peserta didik dengan menyampaikan langkah-langkah yang mesti mereka lakukan. Langkah pertama, peserta didik (boleh dibantu keluarga) mempersiapkan bahan-bahan percobaan. Seperti nasi, roti, susu, jagung, kelapa parut, macam-macam buah-buaham, kemiri telur, minuman serbuk, dan vitamin C.
Di tahap ini, peserta didik melakukan percobaan untuk menguji bermacam makanan yang mengandung karbohidrat.
“Pertama, saya minta anak didik meetakkan masing-masing bahan makanan di atas meja. Kemudian ambil Betadine, teteskan pada masing-masing bahan makanan satu persatu. Lihat perubahan warna apa yang terjadi pada masing-masing bahan makanan,” kata Nurgayah yang juga Plt Kepala Sekolah Di SDN. 017107 Kisaran Naga Kec. Kisaran Timur ini memberi instruksi.
Bila warna menggelap, itu menunjukkan bahan makanan itu banyak mengandung karbohidrat.
Dari hasil percobaan yang dilakukan di rumah, para peserta didik kesimpulan mendapat kesimpulan, bahwa nasi, roti, susu, jagung, dan pisang mengandung mengandung karbohidrat, karena berwarna hitam pekat saat ditetesi cairan betadine. “Semakin pekat warnanya (hitam), berarti makanan tersebut semakin banyak kandungan karbohidratnya,” jelas Nurgayah.
Berikutnya, para anak didiknya disuruh melakukan percobaan kedua, yakni menguji kandungan vitamin C. Langkah-langkahnya, pertama murid menyediakan segelas air. Tuangkan beberapa tetes cairan betadine ke dalam gelas. Aduk supaya rata.
“Kemudian, mereka saya minta mencelupkan conce tablet secara perlahan. Lihat apa yang terjadi dengan warna air? Warnanya akan menunjukkan kandungan Vitamin C,” jelasnya.
Percobaan yang sama juga dapat dilakukan dengan mencampur cairan Betadine dengan bahan minuman yang lain, sepert minuman serbuk instan. Aduk campuran bahan tersebut. Dan lihat warnanya.
“Kesimpulan para murid dari percobaan kedua, air yang dicampur dengan cairan Betadine, saat dicelupkan Conce akan berubah jernih. Ini membuktikan, bahwa conce tablet banyak mengandung Vitamin C. Beda dengan bahan minuman serbuk instan. Saat cairan dicampur dengan serbuk instan, warna cairan tetap keruh. Ini membuktikan, bahan minuman serbuk tersebut hanya sedikit mengandung vitamin C,” jelas Nurgayah panjang lebar.
Selanjutnya, peserta didik disuruh melakukan percobaan ketiga. Yaitu menguji kandungan lemak yang terdapat pada beberapa jenis makanan. Murid dipandu mengmbil beberapa jenis makanan, seperti nasi, kelapa parut, kemiri, roti tawar, tepung terigu, minyak goreng, tahu, dan lain-lain.
Berikutnya, murid menyediakan kertas HVS atau kertas ubi berwarna coklat. Kertas dipotong menjadi beberapa bagian. “Beri daftar nama di atas kertas, agar tidak tertukar-tukar. Gosokkan masing-masing jenis makanan pada kertas tersebut, biarkan beberapa saat. Amati keadaan kertas. Apa yang terjadi?” instruksinya.
Kesimpulan hasil percobaan para murid, kertas yang digosok-gosokkan dengan jenis makanan, ada yang basah transparan, ada yang tidak.
“Kertas yang basah transparan adalah jenis makanan yang mengandung lemak, sedangkan yang tidak transparan, tidak mengandung lemak. Kelapa parut, kemiri, minyak goreng adalah jenis makanan yang mengandung lemak. Sedangkan nasi, roti tawar,tepung terigu, dan tahu tidak mengandung lemak,” katanya memberi penjelasan.
Usai melakukan hasil percobaan, para peserta didik diminta secara bergantian mempresentasikan hasil percobaannya ke depan kelas dalam pertemuan tatap muka terbatas di sekolah. Peserta didik lainnya dapat memberikan tanggapan.
“Pada kegiatan refleksi, saya bertanya bagaimana perasaan para anak didik saat belajar dengan melakukan percobaan. Apa kelebihan dan kekurangan yang mereka rasakan. Tanggapan peserta didik sangat baik. Murid bernama Akbar, misalnya, mengaku melakukan percobaan IPA secara langsung sangat menyenangkan. “Selain mendapatkan ilmu, keterampilan kami juga terlatih,” puji Akbar bersemangat.
Murid bernama Raisya Putri mengatakan, belajar dengan unsur MIKiR benar-benar melatih dirinya lebih aktif dan kreatif.
“Respon murid member semangat baru bagi saya selaku guru mereka. Menerapkan metode belajar asyik dengan unsur MIKiR, membuat peserta didik senang dan tujuan pembelajaran dapat tercapai,” katanya sembari tersenyum. (nur/mea)