26.7 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Pelayanan BICT Buruk, Sopir Truk Mogok 3 Jam

BELAWAN- Sejumlah pengguna jasa keluhkan arus distribusi peti kemas di pelabuhan BICT (Belawan Internasional Container Terminal) yang dianggap buruk. Bahkan sejumlah sopir truk turut melakukan aksi mogok selama tiga jam lamanya jelang akhir tahun. Aksi tersebut dilakukan karena masih kurang maksimalnya alat pemindah peti kemas di dermaga antar pulau.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait hal itu, Humas BICT, Yusron, mengaku belum bisa memberikan penjelasan. “Saya lagi cuti belum masuk kantor, atau silahkan langsung hubungi pak, Faat (Menajer Umum BICT ) saja,” ujarnya, Rabu (2/1).

Hal senada juga disampaikan, Menajer Umum BICT Faatulo Telaumbanua. “Besok saja, karena saya lagi diluar belum masuk kantor,” ungkap Faat singkat.
Sebelumnya, sejumlah pengguna jasa juga mengeluhkan lambatnya sistem pelayanan yang diberikan, sehingga memakan waktu penumpukan lebih lama dan menimbulkan beban biaya tambahan.

“Persoalan ini sudah lama terjadi, seharusnya BICT tidak hanya mengutamakan pelayanan di dermaga internasional saja. Tapi fasilitas alat di terminal antar pulau juga harus baik dan tidak mengecewakan,” keluh seorang pengguna jasa yang minta namanya tidak disebutkan.

Tidak hanya pemilik barang yang mengaku kecewa, seratusan sopir truk pengangkut kontainer juga menuturkan buruknya pelayanan di dermaga antar pulau. Bahkan para pengemudi truk kontainer ini sempat melakukan aksi mogok kerja dan menutup akses jalan keluar masuk ke dermaga antar pulau BICT.

“Alat pemindah kontainer (kalmar) di terminal antar pulau memang banyak, tapi yang dioperasikan hanya beberapa unit saja. Sedangkan alat pemindah lain yang baru dibeli dari China tidak dioperasikan, informasinya karena meng alami kerusakan,” ungkap, JB Sembiring sopir truk kontainer.
Aksi mogok sopir memprotes buruknya penyediaan fasilitas alat tersebut, baru usai setelah pihak pengelola pelabuhan mendatangkan alat dari dermaga internasional yang ditarik ke antar pulau.

”Memang alatnya banyak, tapi kalau tak bisa digunakan sama saja. Bahkan sebelumnya pernah ada alat yang terbakar dan ada juga yang roboh menimpa truk kontainer,” beber JB mengakihri. (mag-17)

BELAWAN- Sejumlah pengguna jasa keluhkan arus distribusi peti kemas di pelabuhan BICT (Belawan Internasional Container Terminal) yang dianggap buruk. Bahkan sejumlah sopir truk turut melakukan aksi mogok selama tiga jam lamanya jelang akhir tahun. Aksi tersebut dilakukan karena masih kurang maksimalnya alat pemindah peti kemas di dermaga antar pulau.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait hal itu, Humas BICT, Yusron, mengaku belum bisa memberikan penjelasan. “Saya lagi cuti belum masuk kantor, atau silahkan langsung hubungi pak, Faat (Menajer Umum BICT ) saja,” ujarnya, Rabu (2/1).

Hal senada juga disampaikan, Menajer Umum BICT Faatulo Telaumbanua. “Besok saja, karena saya lagi diluar belum masuk kantor,” ungkap Faat singkat.
Sebelumnya, sejumlah pengguna jasa juga mengeluhkan lambatnya sistem pelayanan yang diberikan, sehingga memakan waktu penumpukan lebih lama dan menimbulkan beban biaya tambahan.

“Persoalan ini sudah lama terjadi, seharusnya BICT tidak hanya mengutamakan pelayanan di dermaga internasional saja. Tapi fasilitas alat di terminal antar pulau juga harus baik dan tidak mengecewakan,” keluh seorang pengguna jasa yang minta namanya tidak disebutkan.

Tidak hanya pemilik barang yang mengaku kecewa, seratusan sopir truk pengangkut kontainer juga menuturkan buruknya pelayanan di dermaga antar pulau. Bahkan para pengemudi truk kontainer ini sempat melakukan aksi mogok kerja dan menutup akses jalan keluar masuk ke dermaga antar pulau BICT.

“Alat pemindah kontainer (kalmar) di terminal antar pulau memang banyak, tapi yang dioperasikan hanya beberapa unit saja. Sedangkan alat pemindah lain yang baru dibeli dari China tidak dioperasikan, informasinya karena meng alami kerusakan,” ungkap, JB Sembiring sopir truk kontainer.
Aksi mogok sopir memprotes buruknya penyediaan fasilitas alat tersebut, baru usai setelah pihak pengelola pelabuhan mendatangkan alat dari dermaga internasional yang ditarik ke antar pulau.

”Memang alatnya banyak, tapi kalau tak bisa digunakan sama saja. Bahkan sebelumnya pernah ada alat yang terbakar dan ada juga yang roboh menimpa truk kontainer,” beber JB mengakihri. (mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/