27 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Beringin Gantung Edy-Erry

Sahlul juga menyinggung soal dibentuknya Tim Penjaringan Cawagubsu Golkar mendampingi Tengku Erry Nuradi pada 11-17 Desember 2017. “Atas perintah DPP tim itu dibentuk untuk mencari wakil Tengku Erry Nuradi, bukan yang lain. Artinya konsistensi itu kan dibutuhkan,” kata Sahlul.

Mantan Ketua DPRD Kota Sibolga itu menegaskan, pengurus DPD II Golkar se Sumut bisa menerima kehadiran Tengku Erry. Bahkan, dia juga menyindir Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto. “Bukankah Ketum pernah berjanji akan lebih menyerahkan urusan Pilkada ke pengurus di daerah,” tegasnya.

Menurutnya, jika ada perubahan dalam keputusan terkait Pilgubsu dan Pilkada di Sumut lainnya, harus ada usulan dari pengurus provinsi dan kabupaten/kota di Sumut. “Seperti Jawa Barat misalnya. Keputusan diubah setelah ada usulan Golkar tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” tegas Sahlul.

Sahlul mengatakan, hal itu semua bertujuan untuk menjaga citra partai di mata publik. “Kita harus komitmen dengan yang kita putuskan. Kalau asal main putus cabut saja, lama-lama ditinggal rakyat partai kita ini. Mari membangun etika politik yang sudah kita jaga sama-sama, ini bukab khusus untuk Pilgubsu semata,” tandas Sahlul.

Jadi, harap Sahlul, pernyataan-pernyataan dari beberapa oknum DPP Golkar yang terkesan membenarkan tarik dukungan dari Erry itu tidak begitu saja ditelan mentah-mentah. “Oknum DPP Golkar jangan buat gaduh demokrasi politik yang sedang dibangun di Sumatera Utara,” bebernya.

Dia mengatakan, sejumlah pengurus DPD Golkar Sumut berencana menemui Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. “Kalau tidak besok (Rabu) malam, lusa (kamis) pertemuan dengan ketumnya,” imbuhnya.

Pada pertemuan itu, lanjut Sahlul, pihaknya akan mengklarifikasi tentang adanya isu penarikan dukungan Golkar dari Tengku Erry. Selain itu, pihaknya juga akan mempertanyakan siapa calon wakil gubernur yang akan dipilih DPP untuk mendampingi Tengku Erry. “Saat Pak Airlangga mau menjadi ketum, beliau bilang kalau daerah akan diberi kewenangan lebih perihal pilkada, kami akan tagih janji itu,”sebutnya.

Dia juga akan mendesak agar DPP memilih antara Doli Sinomba Siregar atau Nur Azizah Marpaung yang akan mendampingi Tengku Erry. “Penjaringan dan penyaringan cawagub itu kan atas perintah DPP. Pendaftaran ke KPU akan dilakukan pekan depan, jadi sudah harus ditentukan pilihannya segera,” terangnya.

Sementara, Tengku Erry Nuradi menepis kabar mengenai Partai Golkar yang menarik dukungan terhadap dirinya sebagai sosok yang akan diusung sebagai Calon Gubernur pada Pilgub Sumut 2018 mendatang. Menurutnya, persoalan keputusan pencalonan terhadap dirinya masih tahap evaluasi. “Enggak, (cabut dukungan), saya sudah ketemu sama mereka (pengurus DPP Partai Golkar),” kata Tengku Erry Nuradi, kemarin.

Dirinya pun mengaku telah bertemu dengan pengurus DPP Partai Golkar yakni Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera I (Wilayah Aceh dan Sumut), Andi Sinulingga. Erry meyakinkan bahwa dukungan terhadap dirinya oleh partai beringin rimbun itu belum dicabut.

Pun begitu, Erry tidak membantah bahwa dukungan Partai Golkar kepada dirinya memang sedang dilakukan evaluasi oleh pengurus pusat (DPP). “Mereka sedang lakukan evaluasi,” sebut Erry yang juga Gubernur Sumut aktif sekaligus Ketua DPW Nasdem Sumut.

Dengan keyakinan tersebut, Erry mengaku optimis akan tetap bisa mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur Sumut dengan dukungan dari partai Golkar dan partai lainnya seperti PKPI, PKB dan Nasdem, mulai 8-10 Januari mendatang. “Kita tunggu saja. Nanti tanggal 8 Januari 2018 kan pendafataran ke KPU,” ujar Erry.

Sahlul juga menyinggung soal dibentuknya Tim Penjaringan Cawagubsu Golkar mendampingi Tengku Erry Nuradi pada 11-17 Desember 2017. “Atas perintah DPP tim itu dibentuk untuk mencari wakil Tengku Erry Nuradi, bukan yang lain. Artinya konsistensi itu kan dibutuhkan,” kata Sahlul.

Mantan Ketua DPRD Kota Sibolga itu menegaskan, pengurus DPD II Golkar se Sumut bisa menerima kehadiran Tengku Erry. Bahkan, dia juga menyindir Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto. “Bukankah Ketum pernah berjanji akan lebih menyerahkan urusan Pilkada ke pengurus di daerah,” tegasnya.

Menurutnya, jika ada perubahan dalam keputusan terkait Pilgubsu dan Pilkada di Sumut lainnya, harus ada usulan dari pengurus provinsi dan kabupaten/kota di Sumut. “Seperti Jawa Barat misalnya. Keputusan diubah setelah ada usulan Golkar tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” tegas Sahlul.

Sahlul mengatakan, hal itu semua bertujuan untuk menjaga citra partai di mata publik. “Kita harus komitmen dengan yang kita putuskan. Kalau asal main putus cabut saja, lama-lama ditinggal rakyat partai kita ini. Mari membangun etika politik yang sudah kita jaga sama-sama, ini bukab khusus untuk Pilgubsu semata,” tandas Sahlul.

Jadi, harap Sahlul, pernyataan-pernyataan dari beberapa oknum DPP Golkar yang terkesan membenarkan tarik dukungan dari Erry itu tidak begitu saja ditelan mentah-mentah. “Oknum DPP Golkar jangan buat gaduh demokrasi politik yang sedang dibangun di Sumatera Utara,” bebernya.

Dia mengatakan, sejumlah pengurus DPD Golkar Sumut berencana menemui Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. “Kalau tidak besok (Rabu) malam, lusa (kamis) pertemuan dengan ketumnya,” imbuhnya.

Pada pertemuan itu, lanjut Sahlul, pihaknya akan mengklarifikasi tentang adanya isu penarikan dukungan Golkar dari Tengku Erry. Selain itu, pihaknya juga akan mempertanyakan siapa calon wakil gubernur yang akan dipilih DPP untuk mendampingi Tengku Erry. “Saat Pak Airlangga mau menjadi ketum, beliau bilang kalau daerah akan diberi kewenangan lebih perihal pilkada, kami akan tagih janji itu,”sebutnya.

Dia juga akan mendesak agar DPP memilih antara Doli Sinomba Siregar atau Nur Azizah Marpaung yang akan mendampingi Tengku Erry. “Penjaringan dan penyaringan cawagub itu kan atas perintah DPP. Pendaftaran ke KPU akan dilakukan pekan depan, jadi sudah harus ditentukan pilihannya segera,” terangnya.

Sementara, Tengku Erry Nuradi menepis kabar mengenai Partai Golkar yang menarik dukungan terhadap dirinya sebagai sosok yang akan diusung sebagai Calon Gubernur pada Pilgub Sumut 2018 mendatang. Menurutnya, persoalan keputusan pencalonan terhadap dirinya masih tahap evaluasi. “Enggak, (cabut dukungan), saya sudah ketemu sama mereka (pengurus DPP Partai Golkar),” kata Tengku Erry Nuradi, kemarin.

Dirinya pun mengaku telah bertemu dengan pengurus DPP Partai Golkar yakni Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera I (Wilayah Aceh dan Sumut), Andi Sinulingga. Erry meyakinkan bahwa dukungan terhadap dirinya oleh partai beringin rimbun itu belum dicabut.

Pun begitu, Erry tidak membantah bahwa dukungan Partai Golkar kepada dirinya memang sedang dilakukan evaluasi oleh pengurus pusat (DPP). “Mereka sedang lakukan evaluasi,” sebut Erry yang juga Gubernur Sumut aktif sekaligus Ketua DPW Nasdem Sumut.

Dengan keyakinan tersebut, Erry mengaku optimis akan tetap bisa mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur Sumut dengan dukungan dari partai Golkar dan partai lainnya seperti PKPI, PKB dan Nasdem, mulai 8-10 Januari mendatang. “Kita tunggu saja. Nanti tanggal 8 Januari 2018 kan pendafataran ke KPU,” ujar Erry.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru