25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Tiga Korban Banjir Labura Ditemukan

Tim Gabungan Masih Kesulitan Lalui Akses Jalan

AKSES: Tim gabungan TNI, Polri, dan BPBD membuka akses jalan paskabanjir bandang di Labura, Kamis (2/1).
AKSES: Tim gabungan TNI, Polri, dan BPBD membuka akses jalan paskabanjir bandang di Labura, Kamis (2/1).

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Tim gabungan TNI/Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dibantu warga, berhasil menemukan tiga korban hilang akibat terseret banjir bandang di Labuhanbatu Utara (Labura). Ketiga korban adalah Cahaya Nasution (27), dan dua anaknya Reniana Sipahutar (8), serta Irul Sipahutar (5), yang ditemukan di tiga lokasi berbeda dalam keadaan meninggal dunia.

Awalnya, Rabu (1/1) siang sekira pukul 14.00 WIB, Irul Sipahutar ditemukan warga Rantauprapat hanyut di Sungai Bilah, Kelurahan Paindoan, Rantau Utara, Labuhanbatu. Berselang 30 menit kemudian, warga Dusun Batu Bujur, Desa Janji, Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu, kembali menemukan jasad Cahaya Nasution. Kemudian pada Kamis (2/1), warga kembali menemukan jenazah Reniana Sipahutar di Desa Bangun Sari, Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu.

Sedangkan dua anggota keluarga lainnya, yakni Albar Sipahutar (29) dan anak bungsunya Reza Sipahutar masih belum ditemukan. Sempat beredar kabar, keduanya ditemukan warga di Dusun Lubuk Mata Kucing, namun informasi tersebut masih kabur.

“Ya, sudah ditemukan korban Cahaya dan Irul. Ibu dan anak,” kata Zainuddin, kerabat dekat korban, warga Majapahit, Rantauprapat, di komplek instalasi kamar jenazah RSUD Rantauprapat saat menjenguk jenazah korban. Diakuinya, sempat beredar informasi kalau kelima anggota keluarga itu sudah ditemukan. Namun dia juga belum mendapat kepastiannya.

Penemuan para korban mendapat perhatian luas warga Rantauprapat yang turut menyaksikan evakuasi korban. Kapolres Labuhanbatu, AKBP Agus Darojat membenarkan kedua korban merupakan anggota keluarga yang dikabarkan hilang pasca banjir bandang. “Ya, setelah mendengarkan keterangan para saksi yang merupakan sekitar lokasi kejadian membenarkan para korban banjir bandang,” ujar Kapolres kepada sejumlah wartawan di areal RSUD Rantauprapat.

Namun, untuk memastikan identitas para korban, pihak Polres Labuhanbatu sudah memintai bantuan Tim Disaster victim investigation (DVI) Mapoldasu. “Untuk memastikan identitas para korban, kita sudah memintai bantuan Tim DVI Poldasu. Sedang dalam perjalanan,” bebernya.

Kata dia, penemuan kedua jasad korban dipastikan jauh dari lokasi terjadinya banjir bandang. “Jauh. Berjam-jam jarak lokasi penemuan jasad dengan rumah para korban,” sebutnya.

Agus Darojat juga mengatakan, akan menurunkan anjing pelacak untuk membantu pencarian para korban. “Kita mengerahkan anjing pelacak dari Poldasu, untuk membantu pencarian 5 orang korban banjir bandang di Labura yang belum ditemukan. Mudah-mudahan dengan diturunkannya anjing pelacak, korban sekeluarga yang hilang segera ditemukan,” harap Kapolres.

Hingga saat ini, sebut Kapolres, personel kepolisian dibantu instanasi lain dan masyarakat, juga Tim Search and Rescue (SAR), terus melakukan pencarian satu keluarga yang masih hilang.

Sementara, jasad kedua korban yang setelah menjalani proses VeR di RSUD Rantauprapat, selanjutnya dibawa ke rumah duka di Desa Pematang, NA IX-X, Labura untuk disemayamkan.

Terpisah, Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis kepada wartawan juga mengakui temuan jenazah korban banjir bandang di Labura. “Ya, para korban ditemukan sekitar 30 Km dari lokasi hanyut,” kata Riadil Akhir Lubis, Kamis (2/1).

Ia mengatakan, pencarian korban banjir yang belum ditemukan akan dilanjutkan hingga hari ketujuh, pascabanjir melanda. Perpanjangan status darurat ini langsung dicetus Bupati Labura, Khairuddin Syah alias H Buyung.

Riadil mengatakan, saat ini pihaknya sudah menurunkan empat unit alat berat. Jembatan yang sempat putus terseret arus banjir, kini sudah diperbaiki. Hanya saja perbaikan jembatan bersifat sementara. “Jembatan sudah diperbaiki sementara agar bisa dilalui sepeda motor dan kendaraan lainnya,” ujarnya.

Posko-posko kesehatan dan dapur umum, kata dia, sudah dibangun untuk memberikan pelayanan kepada warga sekitaran. Soal adanya kerusakan lingkungan yang menjadi penyebab utama banjir bandang ini, belum bisa dikomentari olehnya. Akan tetapi, adanya izin penebangan kayu (IPK) perlu dipertanyakan. “Saya tidak bisa mengomentari ini soal adanya temuan batang-batang kayu. Akan tetapi kenapa itu bisa ada IPK? Perlu dipertanyakan juga itu,” ucapnya seraya menyebut tim saat ini belum bisa sampai ke lokasi adanya tumpukan batang-batang kayu tersebut, sebab akses jalan masih sulit untuk dilalui kendaraan.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting mengharapkan, banjir bandang Labura merupakan peristiwa terakhir yang terjadi di Sumut. “Kita harapkan banjir bandang di Labura menjadi banjir bandang terakhir di Sumut. Karena itu, kita minta janganlah pemerintah keluarkan izin sesukanya untuk merambah hutan, jagalah aset kita,” kata dia dihadapan Forum Pimpinan Komunikasi Daerah (Forkopimda) saat Open House Tahun Baru di Rumah Dinas Ketua DPRD Sumut, kemarin.

Dalam kesempatan itu juga, dia mengharapkan Sumut ke depan benar-benar bermartabat. “Ke depan kita lebih kompak dan akrab dan lebih terbuka. Kita harus saling bersinergi membantu untuk membangun Sumut,” tambahnya.

Sementara itu, Kapoldasu Irjen Pol Martuani Sormin melaporkan tentang peran aktif membantu korban bencana banjir bandang di Labura. “Personel kita kerahkan untuk membantu bencana Labura, dua dari lima orang yang hilang sudah ditemukan. Pencarian difokuskan untuk tiga orang, semoga bencana segera berakhir,” kata Martuani sembari mengajak Forkopimda turun ke Labura.

Dia juga menyebutkan kalau Sumut merupakan Indonesia mini yang sangat menjunjung pluralisme. “Sumut sangat kondusif bagi seluruh agama,” tambahnya.

Sedangkan Gubsu Edy Rahmayadi mengharapkan 2020 lebih baik dari 2019. “Kita tak akan bisa bekerja sendiri, mari kita bersama-sama kalau ada yang kurang baik mari kita saling koreksi. Saya berharap kita punya cita-cita yang sama, semoga Tuhan menjaga Sumut,” katanya.

Poldasu Kirim Tim ke Labura

Terkait adanya dugaan kasus ilegal loging yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Labura, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Utara (Sumut) mengaku akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan di sana. Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana menyampaikan, pihaknya sudah menurunkan tim usai kejadian banjir bandang itu terjadi.

“Sekarang tim kita sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus ilegal loging tersebut,” kkata Rony kepada wartawan, Kamis (2/1).

Lebih lanjut, Rony mengaku, pihaknya menurunkan sebanyak 2 tim ke Labura, di mana masing-masing tim beranggotakan 5 personel. Sayang, Rony enggan mengungkapkan gambaran hasil penyelidikan yang dilakukan timnya tersebut. Namun intinya, sambung dia, penyebab banjir bandang di Labura masih dalam tahap penyelidikan.

“Sejauh ini masih dalam tahap penelusuran. Nanti kalau sudah dapat gambaran pasti akan kita informasikan lagi,” pungkasnya. (fdh/prn/mbc)

Tim Gabungan Masih Kesulitan Lalui Akses Jalan

AKSES: Tim gabungan TNI, Polri, dan BPBD membuka akses jalan paskabanjir bandang di Labura, Kamis (2/1).
AKSES: Tim gabungan TNI, Polri, dan BPBD membuka akses jalan paskabanjir bandang di Labura, Kamis (2/1).

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Tim gabungan TNI/Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dibantu warga, berhasil menemukan tiga korban hilang akibat terseret banjir bandang di Labuhanbatu Utara (Labura). Ketiga korban adalah Cahaya Nasution (27), dan dua anaknya Reniana Sipahutar (8), serta Irul Sipahutar (5), yang ditemukan di tiga lokasi berbeda dalam keadaan meninggal dunia.

Awalnya, Rabu (1/1) siang sekira pukul 14.00 WIB, Irul Sipahutar ditemukan warga Rantauprapat hanyut di Sungai Bilah, Kelurahan Paindoan, Rantau Utara, Labuhanbatu. Berselang 30 menit kemudian, warga Dusun Batu Bujur, Desa Janji, Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu, kembali menemukan jasad Cahaya Nasution. Kemudian pada Kamis (2/1), warga kembali menemukan jenazah Reniana Sipahutar di Desa Bangun Sari, Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu.

Sedangkan dua anggota keluarga lainnya, yakni Albar Sipahutar (29) dan anak bungsunya Reza Sipahutar masih belum ditemukan. Sempat beredar kabar, keduanya ditemukan warga di Dusun Lubuk Mata Kucing, namun informasi tersebut masih kabur.

“Ya, sudah ditemukan korban Cahaya dan Irul. Ibu dan anak,” kata Zainuddin, kerabat dekat korban, warga Majapahit, Rantauprapat, di komplek instalasi kamar jenazah RSUD Rantauprapat saat menjenguk jenazah korban. Diakuinya, sempat beredar informasi kalau kelima anggota keluarga itu sudah ditemukan. Namun dia juga belum mendapat kepastiannya.

Penemuan para korban mendapat perhatian luas warga Rantauprapat yang turut menyaksikan evakuasi korban. Kapolres Labuhanbatu, AKBP Agus Darojat membenarkan kedua korban merupakan anggota keluarga yang dikabarkan hilang pasca banjir bandang. “Ya, setelah mendengarkan keterangan para saksi yang merupakan sekitar lokasi kejadian membenarkan para korban banjir bandang,” ujar Kapolres kepada sejumlah wartawan di areal RSUD Rantauprapat.

Namun, untuk memastikan identitas para korban, pihak Polres Labuhanbatu sudah memintai bantuan Tim Disaster victim investigation (DVI) Mapoldasu. “Untuk memastikan identitas para korban, kita sudah memintai bantuan Tim DVI Poldasu. Sedang dalam perjalanan,” bebernya.

Kata dia, penemuan kedua jasad korban dipastikan jauh dari lokasi terjadinya banjir bandang. “Jauh. Berjam-jam jarak lokasi penemuan jasad dengan rumah para korban,” sebutnya.

Agus Darojat juga mengatakan, akan menurunkan anjing pelacak untuk membantu pencarian para korban. “Kita mengerahkan anjing pelacak dari Poldasu, untuk membantu pencarian 5 orang korban banjir bandang di Labura yang belum ditemukan. Mudah-mudahan dengan diturunkannya anjing pelacak, korban sekeluarga yang hilang segera ditemukan,” harap Kapolres.

Hingga saat ini, sebut Kapolres, personel kepolisian dibantu instanasi lain dan masyarakat, juga Tim Search and Rescue (SAR), terus melakukan pencarian satu keluarga yang masih hilang.

Sementara, jasad kedua korban yang setelah menjalani proses VeR di RSUD Rantauprapat, selanjutnya dibawa ke rumah duka di Desa Pematang, NA IX-X, Labura untuk disemayamkan.

Terpisah, Kepala BPBD Sumut, Riadil Akhir Lubis kepada wartawan juga mengakui temuan jenazah korban banjir bandang di Labura. “Ya, para korban ditemukan sekitar 30 Km dari lokasi hanyut,” kata Riadil Akhir Lubis, Kamis (2/1).

Ia mengatakan, pencarian korban banjir yang belum ditemukan akan dilanjutkan hingga hari ketujuh, pascabanjir melanda. Perpanjangan status darurat ini langsung dicetus Bupati Labura, Khairuddin Syah alias H Buyung.

Riadil mengatakan, saat ini pihaknya sudah menurunkan empat unit alat berat. Jembatan yang sempat putus terseret arus banjir, kini sudah diperbaiki. Hanya saja perbaikan jembatan bersifat sementara. “Jembatan sudah diperbaiki sementara agar bisa dilalui sepeda motor dan kendaraan lainnya,” ujarnya.

Posko-posko kesehatan dan dapur umum, kata dia, sudah dibangun untuk memberikan pelayanan kepada warga sekitaran. Soal adanya kerusakan lingkungan yang menjadi penyebab utama banjir bandang ini, belum bisa dikomentari olehnya. Akan tetapi, adanya izin penebangan kayu (IPK) perlu dipertanyakan. “Saya tidak bisa mengomentari ini soal adanya temuan batang-batang kayu. Akan tetapi kenapa itu bisa ada IPK? Perlu dipertanyakan juga itu,” ucapnya seraya menyebut tim saat ini belum bisa sampai ke lokasi adanya tumpukan batang-batang kayu tersebut, sebab akses jalan masih sulit untuk dilalui kendaraan.

Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting mengharapkan, banjir bandang Labura merupakan peristiwa terakhir yang terjadi di Sumut. “Kita harapkan banjir bandang di Labura menjadi banjir bandang terakhir di Sumut. Karena itu, kita minta janganlah pemerintah keluarkan izin sesukanya untuk merambah hutan, jagalah aset kita,” kata dia dihadapan Forum Pimpinan Komunikasi Daerah (Forkopimda) saat Open House Tahun Baru di Rumah Dinas Ketua DPRD Sumut, kemarin.

Dalam kesempatan itu juga, dia mengharapkan Sumut ke depan benar-benar bermartabat. “Ke depan kita lebih kompak dan akrab dan lebih terbuka. Kita harus saling bersinergi membantu untuk membangun Sumut,” tambahnya.

Sementara itu, Kapoldasu Irjen Pol Martuani Sormin melaporkan tentang peran aktif membantu korban bencana banjir bandang di Labura. “Personel kita kerahkan untuk membantu bencana Labura, dua dari lima orang yang hilang sudah ditemukan. Pencarian difokuskan untuk tiga orang, semoga bencana segera berakhir,” kata Martuani sembari mengajak Forkopimda turun ke Labura.

Dia juga menyebutkan kalau Sumut merupakan Indonesia mini yang sangat menjunjung pluralisme. “Sumut sangat kondusif bagi seluruh agama,” tambahnya.

Sedangkan Gubsu Edy Rahmayadi mengharapkan 2020 lebih baik dari 2019. “Kita tak akan bisa bekerja sendiri, mari kita bersama-sama kalau ada yang kurang baik mari kita saling koreksi. Saya berharap kita punya cita-cita yang sama, semoga Tuhan menjaga Sumut,” katanya.

Poldasu Kirim Tim ke Labura

Terkait adanya dugaan kasus ilegal loging yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Labura, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Utara (Sumut) mengaku akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan di sana. Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Sumut, Kombes Pol Rony Samtana menyampaikan, pihaknya sudah menurunkan tim usai kejadian banjir bandang itu terjadi.

“Sekarang tim kita sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus ilegal loging tersebut,” kkata Rony kepada wartawan, Kamis (2/1).

Lebih lanjut, Rony mengaku, pihaknya menurunkan sebanyak 2 tim ke Labura, di mana masing-masing tim beranggotakan 5 personel. Sayang, Rony enggan mengungkapkan gambaran hasil penyelidikan yang dilakukan timnya tersebut. Namun intinya, sambung dia, penyebab banjir bandang di Labura masih dalam tahap penyelidikan.

“Sejauh ini masih dalam tahap penelusuran. Nanti kalau sudah dapat gambaran pasti akan kita informasikan lagi,” pungkasnya. (fdh/prn/mbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/