KARO, SUMUTPOS.CO – Musibah kembali menghampiri pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang tinggal di relokasi Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dump truk yang ditumpangi 14 anak-anak warga tiga desa pengungsi terjun ke jurang, Selasa (2/2) sekira pukul 16.00 WIB. Peristiwa itu menyebabkan 1 orang tewas, 13 lainnya menderita luka dan masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Seperti biasa, sepulang sekolah di Kota Kabanjahe, ke 14 korban yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu menunggu mobil pengangkut yang telah disediakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo. Namun entah kenapa khusus di hari naas itu, mobil BPBD justru terlambat datang.
Takut terlalu sore tiba di rumah, para generasi penerus bangsa itu memilih menumpangi mobil Datsun pick-up yang kebetulan menuju ke Siosar. Karena kasihan dan alasan kemanusiaan, sang sopir yang belum diketahui identitasnya ini pun mempersilahkan bocah-bocah itu numpang.
Semula perjalanan mereka aman dan lancar saja. Masalah baru muncul di tengah perjalanan tak jauh dari Puncak 2000. Karena kondisi mesinnya sudah usang, mobil itu pun tak sanggup melaju dengan muatan berat di medan yang memang terjal. Takut mobilnya mobilnya mundur, sang sopir dengan terpaksa menurunkan para pelajar itu di lokasi. Sedang, mobil pick-up tersebut melanjutkan perjalanannya ke Siosar. Selang beberapa menit, datang dump truk muatan batu koral itu pun melintas di lokasi.
Karena Siosar masih jauh, para pelajar yang beberapa diantaranya masih duduk di bangku kelas 5 SD itu menghentikan dump truk tersebut di tanjakan. Naas, saat para pelajar itu naik, sang sopir tidak mengganjal ban dump truknya. Alhasil, setelah seluruh murid itu naik, dump truk yang berniat berjalan justru mengalami mati mesin lalu mundur dan terjun ke jurang.
“Mereka pulang sekolah sudah pukul 16.00 WIB, hari itu memang masuk sore. Karena mobil jemputan tak datang-datang, mereka numpang mobil Datsun, tapi mobil itu tak sanggup mengangkut mereka. Sehingga mereka diturunkan, dari situ ada dump truk lewat dan mereka numpang,” ujar Bali Ukur Ginting Ketua KNPI Karo, Selasa (2/2) di RSUD Kabanjahe.
Biasanya, setiap hari para murid itu dijemput pihak BPBD. Namun, entah siswa yang cepat pulang atau pihak BPBD yang terlambat menjemput, sehingga mereka berinisiatif menumpang mobil yang melintas menuju ke Siosar.
“Diduga rem blong, sehingga dump truk langsung mundur pas ditanjakan menuju Puncak 2000. Mobilnya langsung terjun ke sungai kira-kira sedalam 50 meter,” katanya.
Data diperoleh , ada 12 korban yang dirawat di RSUD Kabanjahe. Mereka adalah Nabila Br Ginting (11), Rio Brema Sitepu (13), Reza Cristiani br Ginting (12), Lova Oktavia br Karo (12), Sanjay Milala (12), Ester Reh Litna br Sitepu (12), Nuzur Aini br Karo (11), Heri Aditiya Ngangkat (11). Lastri br Sembiring (10), Pita Damaria br Milala (11), Novitasari br Bangun (14), Pertiwi br Sembiring (13).Para korban mengalami luka lecet, kepala dan kaki koyak, hidung, bibir pecah bahkan ada yang nyaris kehilangan jari kaki.
Dua orang dirujuk ke RSU Efarina Etaham karena kritis masing-masing bernama Emiya dan Chairunisa br Ginting. Menurut dr Arjuna Bangun Direktur RSUD Kabanjahe, dua siswa tersebut mengalami patah tulang terbuka kaki sebelah kiri.
Saat berita ini dilansir, wartawan mendapat info bahwa seorang murid yang dirujuk itu meninggal dunia atas nama Chairunisa br Ginting. Dan pihak BPBD belum memberikan keterangan resmi mengenai meninggalnya siswa tersebut. Pantauan wartawan di RSUD Kabanjahe setelah mendapat penanganan di IGD seluruh siswa dirawat di ruang 6 didampingi orangtua dan keluarganya masing-masing. Nampak di RSUD Kabanjahe Sekda, Kepala BPBD, Kadis Kesehatan, Dir RSUD, Ass I Setkab, sejumlah anggota DPRD Karo dan Kapolres Karo.
Sedangkan salah satu Kabid BPBD Karo Nail Peranginangin katika memberikan keterangan mengatakan, sore itu para korban memang sudah berkumpul di satu tempat untuk diangkut. Dia tidak mengetahui persis apakah mobil yang terlambat datang menjemput atau para siswa yang cepat pulang sekolah. Ketika pelajar sedang menunggu, dia yang hendak pergi ke Siosar juga mengangkut sebagian pelajar itu.
Karena mobilnya tak muat, dia sempat berpesan kepada para murid dan guru agar jangan menumpang mobil apapun selain mobil angkutan milik BNPB. “Namun tiba-tiba kita mendapat berita ada mobil yang mengangkut anak sekolah masuk jurang. Dan kami langsung ke TKP mengevakuasi dan membawa seluruh siswa yang mengalami kecelakaan ke RSUD Kabanjahe. Di situ kami sudah tidak mendapati sopir dumptruk yang mengangkut mereka. Sopirnya sudah melarikan diri,” tandas Nail. (cr-7/deo)