25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Dari Sibisa ke Parapat Naik Motor, Jokowi: 20% Jalan Bergelombang

PARAPAT, SUMUTPOS.CO – SEKIRA pukul 12.05 WIB, Presiden beserta sejumlah menteri mengendarai motor dari Sibisa menuju Pantai Bebas Parapat. Saat mengendarai motor warna hijau metalik, Kepala Negara juga memakai jaket hijau G20 yang juga dipakainya di Mandalika.

Jokowi dan rombongan menempuh jarak sekitar 11 kilometer dari Simpang Sibisa, Kabupaten Toba. Setelah tiba, ia langsung memarkirkan motor custom yang kendarai lalu berjalan kaki menuju lokasi Pantai Bebas. “Saya dan menteri-menteri ingin menghirup udara segar Danau Toba, karena udara di sini fresh sekali, rugi kalau kita enggak naik motor,” kata Jokowi usai menandatangani prasasti peresmian RTP Pantai Bebas Parapat.

Selain menikmati udara segar, Jokowi mengaku mengendarai motor untuk melihat kondisi jalan. “Juga lihat infrastruktur jalannya mulus nggak, ya tadi sudah 80 persen mulus, ada 20 persen masih gelombang sedikit-sedikit. Kita sudah menyampaikan ke Menteri PU,” ungkapnya.

Jokowi mengkui jalan yang ia lewati berbeda dengan kondisi jalan di Mandalika yang pernah ia jajal beberapa waktu lalu. “Di sini udaranya dingin dan segar. Kalau di sana (Mandalika) lurus, di sini kelok-kelok, bedanya itu,” tambahnya.

Rute sejauh 11 kilometer yang dilewati Presiden memang menyuguhkan pemandangan indah di sejumlah titik, selain udara segar. Jalannya pun bervariasi dan berkelok dan hal tersebut yang membedakannya dengan jalan di Mandalika yang juga sempat dijajal Presiden.

Jokowi juga meninjau sekaligus meresmikan penataan Kawasan Pantai Bebas Parapat di, Kabupaten Simalungun. Kehadiran Presiden adalah untuk melihat revitalisasi dan perbaikan-perbaikan fasilitas guna mendukung salah satu destinasi wisata kawasan Danau Toba.

“Hari ini kita berada di Kawasan Danau Toba juga dalam rangka melihat apakah revitalisasi, perbaikan-perbaikan yang dilakukan sudah berjalan dan saya melihat ada sebuah perbaikan-perbaikan total sehingga nanti Menteri Pariwisata bisa membangun lagi, rebranding, diferensiasi, sehingga ada pembeda Danau Toba dengan kawasan destinasi wisata yang lain. Saya melihat potensi yang besar yang ada di Kawasan Danau Toba Ini,” ujar Jokowi.

Presiden tiba di Kawasan Pantai Bebas Parapat sekira pukul 12.06 WIB dan langsung disambut dengan riuh oleh masyarakat. Presiden juga diberikan Hio/Suri-Suri yang diselempangkan pada pundak kanannya dan Gotong yang dikenakan sebagai penutup kepala. Selanjutnya Presiden menerima penjelasan panel dari Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.

Dalam keterangannya, Presiden Jokowi juga menjelaskan, hingga saat ini di Kawasan Pantai Bebas Parapat sudah dibangun beberapa fasilitas untuk menyajikan pertunjukan seni budaya hingga menara pandang untuk bisa dinikmati oleh masyarakat yang berkunjung ke Danau Toba. “Dulunya tidak ada untuk menyajikan pertunjukan seni budaya, sekarang sudah ada amfiteaternya, sudah ada kawasan yang bisa dipakai masyarakat untuk memandang Danau Toba,” ucap Presiden.

Untuk diketahui, pekerjaan penataan Kawasan Pantai Bebas Parapat dengan luas total 10 ribu meter persegi menghabiskan biaya sebesar Rp84,1 miliar. Pekerjaan tersebut meliputi penataan Kawasan Pantai Bebas, pembangunan gerbang kawasan, dan penataan RTP Parapat.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti berharap, agar penataan Kawasan Pantai Bebas Parapat ini dapat meningkatkan daya tarik dari turis domestik maupun juga internasional sehingga bisa menikmati keindahan Danau Toba yang merupakan destinasi super prioritas. “Mudah-mudahan dengan hal tersebut, bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Simalungun dan di sekitar kawasan Danau Toba,” ujar Diana.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga.

Tampak perubahan yang besar pada kawasan Pantai Bebas jika dibandingkan sebelum ditata. Banyak perubahan sana sini. Kini kawasan tersebut lebih cantik, serta memiliki berbagai fasilitas yang bisa dinikmati masyarakat mulai dari jalur jogging, ampliteater, panggung geladak, menara pandang, dek pandang, area skateboard, area bermain, kios makanan, kamar kecil, dan parkir mobil.

Edy Rahmayadi mengatakan, penataan Kawasan Pantai Bebas merupakan dukungan untuk memperindah Kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Diharapkan dapat menjadi magnet wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, pertumbuhan ekonomi di Sumut juga akan meningkat. “Dengan meningkatnya kunjungan kesini, kita harapkan wisatawan banyak membelanjakan uangnya ke sini, dengan begitu peningkatan ekonomi masyarakat pun meningkat,” ujar Edy Rahmayadi, usai peresmian di Kawasan Pantai Bebas.

Proyek penataan Kawasan Pantai Bebas tersebut menggunakan biaya Rp84,6 miliar dan dibangun selama setahun, dimulai tahun 2020 dan selesai tahun 2021. Luas kawasan tersebut 10.000 meter persegi.

Resmikan Jalan Bypass Balige

Sebelum menuju Parapat, Presiden lebih dulu meresmikan Jalan Bypass di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Saat itu, Presiden Jokowi didampingi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Bupati Toba Poltak Sitorus.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian menejelaskan, Jalan Bypass Balige dibangun secara bertahap sejak 5 tahun yang lalu dan menelan biaya Rp176 miliar.

Hedy mengungkapkan Jalan tersebut, dibangun untuk mencegah terjadinya kemacetan yang terjadi di Kota Balige dan sekitarnya. Termasuk, memberikan akses ke kawasan Danau Toba. “Jadi ini jalan untuk mencegah terjadinya kemacetan di Balige, jadi sifatnya lingkar bypass sehingga traffic-traffic yang sifatnya go through tidak akan ke Balige, itu bisa melalui jalan lingkar ini,” ujar Hedy.

Selain itu, jalan sepanjang 9,8 km tersebut juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan meningkatnya kelancaran transportasi serta aksesibilitas bagi kawasan-kawasan di sekitar Kota Balige. “Ini akan memperbaiki, meningkatkan aksesibilitas untuk kawasan-kawasan di sekitar Balige. Jadi ini juga akan membentuk ruang pengembangan kota balige ke depan,” ungkap Hedy.

Manfaat tersebut dirasakan oleh masyarakat sekitar antara lain Rohana Simanjuntak, yang juga pengguna Jalan Bypass Balige. Ia mengaku bahwa kehadiran jalan tersebut dapat mempersingkat waktu tempuhnya dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

“Sebelumnya saya harus melalui kota, makan waktu terus karena kepadatan juga disana cenderung macet jadi karena sudah ada jalan bypass ini sangat membantu kira-kira 15 menit lah waktu saya sangat tertolong,” ujar Rohana.

Ia pun menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Jokowi atas kehadiran Jalan Bypass Balige dan berharap jalan bypass tersebut dapat dipelihara dengan baik sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. “Terima kasih buat Pak Jokowi buat programnya ada jalan bypass di sini, saya pribadi sangat tertolong, masyarakat sekitar sini juga sangat tertolong, banyak manfaatnya,” ucap Rohana.

“Harapannya ke depan, jalanan ini terawat dengan baik, tidak langsung rusak, jadi manfaatnya bisa berkelanjutan, pemeliharaannya berkelanjutan, jadi manfaatnya bisa maksimal,” tandasnya. (gus)

 

PARAPAT, SUMUTPOS.CO – SEKIRA pukul 12.05 WIB, Presiden beserta sejumlah menteri mengendarai motor dari Sibisa menuju Pantai Bebas Parapat. Saat mengendarai motor warna hijau metalik, Kepala Negara juga memakai jaket hijau G20 yang juga dipakainya di Mandalika.

Jokowi dan rombongan menempuh jarak sekitar 11 kilometer dari Simpang Sibisa, Kabupaten Toba. Setelah tiba, ia langsung memarkirkan motor custom yang kendarai lalu berjalan kaki menuju lokasi Pantai Bebas. “Saya dan menteri-menteri ingin menghirup udara segar Danau Toba, karena udara di sini fresh sekali, rugi kalau kita enggak naik motor,” kata Jokowi usai menandatangani prasasti peresmian RTP Pantai Bebas Parapat.

Selain menikmati udara segar, Jokowi mengaku mengendarai motor untuk melihat kondisi jalan. “Juga lihat infrastruktur jalannya mulus nggak, ya tadi sudah 80 persen mulus, ada 20 persen masih gelombang sedikit-sedikit. Kita sudah menyampaikan ke Menteri PU,” ungkapnya.

Jokowi mengkui jalan yang ia lewati berbeda dengan kondisi jalan di Mandalika yang pernah ia jajal beberapa waktu lalu. “Di sini udaranya dingin dan segar. Kalau di sana (Mandalika) lurus, di sini kelok-kelok, bedanya itu,” tambahnya.

Rute sejauh 11 kilometer yang dilewati Presiden memang menyuguhkan pemandangan indah di sejumlah titik, selain udara segar. Jalannya pun bervariasi dan berkelok dan hal tersebut yang membedakannya dengan jalan di Mandalika yang juga sempat dijajal Presiden.

Jokowi juga meninjau sekaligus meresmikan penataan Kawasan Pantai Bebas Parapat di, Kabupaten Simalungun. Kehadiran Presiden adalah untuk melihat revitalisasi dan perbaikan-perbaikan fasilitas guna mendukung salah satu destinasi wisata kawasan Danau Toba.

“Hari ini kita berada di Kawasan Danau Toba juga dalam rangka melihat apakah revitalisasi, perbaikan-perbaikan yang dilakukan sudah berjalan dan saya melihat ada sebuah perbaikan-perbaikan total sehingga nanti Menteri Pariwisata bisa membangun lagi, rebranding, diferensiasi, sehingga ada pembeda Danau Toba dengan kawasan destinasi wisata yang lain. Saya melihat potensi yang besar yang ada di Kawasan Danau Toba Ini,” ujar Jokowi.

Presiden tiba di Kawasan Pantai Bebas Parapat sekira pukul 12.06 WIB dan langsung disambut dengan riuh oleh masyarakat. Presiden juga diberikan Hio/Suri-Suri yang diselempangkan pada pundak kanannya dan Gotong yang dikenakan sebagai penutup kepala. Selanjutnya Presiden menerima penjelasan panel dari Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.

Dalam keterangannya, Presiden Jokowi juga menjelaskan, hingga saat ini di Kawasan Pantai Bebas Parapat sudah dibangun beberapa fasilitas untuk menyajikan pertunjukan seni budaya hingga menara pandang untuk bisa dinikmati oleh masyarakat yang berkunjung ke Danau Toba. “Dulunya tidak ada untuk menyajikan pertunjukan seni budaya, sekarang sudah ada amfiteaternya, sudah ada kawasan yang bisa dipakai masyarakat untuk memandang Danau Toba,” ucap Presiden.

Untuk diketahui, pekerjaan penataan Kawasan Pantai Bebas Parapat dengan luas total 10 ribu meter persegi menghabiskan biaya sebesar Rp84,1 miliar. Pekerjaan tersebut meliputi penataan Kawasan Pantai Bebas, pembangunan gerbang kawasan, dan penataan RTP Parapat.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti berharap, agar penataan Kawasan Pantai Bebas Parapat ini dapat meningkatkan daya tarik dari turis domestik maupun juga internasional sehingga bisa menikmati keindahan Danau Toba yang merupakan destinasi super prioritas. “Mudah-mudahan dengan hal tersebut, bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Simalungun dan di sekitar kawasan Danau Toba,” ujar Diana.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga.

Tampak perubahan yang besar pada kawasan Pantai Bebas jika dibandingkan sebelum ditata. Banyak perubahan sana sini. Kini kawasan tersebut lebih cantik, serta memiliki berbagai fasilitas yang bisa dinikmati masyarakat mulai dari jalur jogging, ampliteater, panggung geladak, menara pandang, dek pandang, area skateboard, area bermain, kios makanan, kamar kecil, dan parkir mobil.

Edy Rahmayadi mengatakan, penataan Kawasan Pantai Bebas merupakan dukungan untuk memperindah Kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Diharapkan dapat menjadi magnet wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, pertumbuhan ekonomi di Sumut juga akan meningkat. “Dengan meningkatnya kunjungan kesini, kita harapkan wisatawan banyak membelanjakan uangnya ke sini, dengan begitu peningkatan ekonomi masyarakat pun meningkat,” ujar Edy Rahmayadi, usai peresmian di Kawasan Pantai Bebas.

Proyek penataan Kawasan Pantai Bebas tersebut menggunakan biaya Rp84,6 miliar dan dibangun selama setahun, dimulai tahun 2020 dan selesai tahun 2021. Luas kawasan tersebut 10.000 meter persegi.

Resmikan Jalan Bypass Balige

Sebelum menuju Parapat, Presiden lebih dulu meresmikan Jalan Bypass di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba. Saat itu, Presiden Jokowi didampingi Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Bupati Toba Poltak Sitorus.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian menejelaskan, Jalan Bypass Balige dibangun secara bertahap sejak 5 tahun yang lalu dan menelan biaya Rp176 miliar.

Hedy mengungkapkan Jalan tersebut, dibangun untuk mencegah terjadinya kemacetan yang terjadi di Kota Balige dan sekitarnya. Termasuk, memberikan akses ke kawasan Danau Toba. “Jadi ini jalan untuk mencegah terjadinya kemacetan di Balige, jadi sifatnya lingkar bypass sehingga traffic-traffic yang sifatnya go through tidak akan ke Balige, itu bisa melalui jalan lingkar ini,” ujar Hedy.

Selain itu, jalan sepanjang 9,8 km tersebut juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan meningkatnya kelancaran transportasi serta aksesibilitas bagi kawasan-kawasan di sekitar Kota Balige. “Ini akan memperbaiki, meningkatkan aksesibilitas untuk kawasan-kawasan di sekitar Balige. Jadi ini juga akan membentuk ruang pengembangan kota balige ke depan,” ungkap Hedy.

Manfaat tersebut dirasakan oleh masyarakat sekitar antara lain Rohana Simanjuntak, yang juga pengguna Jalan Bypass Balige. Ia mengaku bahwa kehadiran jalan tersebut dapat mempersingkat waktu tempuhnya dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

“Sebelumnya saya harus melalui kota, makan waktu terus karena kepadatan juga disana cenderung macet jadi karena sudah ada jalan bypass ini sangat membantu kira-kira 15 menit lah waktu saya sangat tertolong,” ujar Rohana.

Ia pun menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Jokowi atas kehadiran Jalan Bypass Balige dan berharap jalan bypass tersebut dapat dipelihara dengan baik sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. “Terima kasih buat Pak Jokowi buat programnya ada jalan bypass di sini, saya pribadi sangat tertolong, masyarakat sekitar sini juga sangat tertolong, banyak manfaatnya,” ucap Rohana.

“Harapannya ke depan, jalanan ini terawat dengan baik, tidak langsung rusak, jadi manfaatnya bisa berkelanjutan, pemeliharaannya berkelanjutan, jadi manfaatnya bisa maksimal,” tandasnya. (gus)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/