28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Bahas Nasib Peternak Dampak Virus ASF, DPRD Ajak Pemkab Dairi Gelar RDP

Depriwanto Sitohang
Depriwanto Sitohang

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD mengajak Pemkab Dairi menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), untuk mencari solusi dan penanganan masalah virus African Swim Faver (ASF) menyerang ternak babi.

Ajakan itu disampaikan Ketua fraksi Golkar, Depriwanto Sitohang di gedung dewan, Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang, Senin (2/3).

Menurutnya, selama ini perhatian pemerintah hanya pada permasalahan virus yang mengakibatkan babi mati.

Sementara perhatian terhadap masalah dihadapi peternak nyaris tidak ada, termasuk upaya ganti rugi bagi peternak yang mengalami kerugian.

Maka dari itu, kata Depriwanto, RDP sangat dibutuhkan untuk mencarikan solusi. RDP dan rapat kerja antara legislatif dengan eksekutif sudah biasa dan tujuanya untuk mencarikan solusi. “Sudah enam bulan DPRD sekarang bertugas, tetapi belum pernah melakukan RDP ataupun rapat kerja dengan pemerintah,”imbuhnya.

Depriwanto menyampaikan, fraksi Golkar sudah mengusulkan penjadwalan RDP kepada pimpinan dewan terkait aspirasi masyarakat, yakni masalah Badan Pertanahan Nasional (BPN), kasus ASF pada ternak babi, mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan aspirasi masalah masyarakat dengan PT Dairi Prima Mineral (DPM).

Depriwanto menegaskan, RDP masalah virus ASF memdesak kita lakukan. Masyarakat butuh solusi. Bukan hanya menangani virus, tetapi bagaimna solusi untuk kerugian masyarakat peternak. “Ditaksir, akibat ke jadian itu, kerugian peternak (masyarakat) biasa dan peternak besar (pengusaha) masing-masing peternak sekitar Rp50juta-Rp500 juta,”ungkapnya.

Legislatif dan eksekutif perlu duduk bersama untuk membicarakan solusi. “Misalnya, jika saat ini masih belum dimungkinkan untuk memberi ternak babi maka bantuan apa yang cocok kita kasih membantu masyarakat untuk memulihkan ekonomi mereka pasca serangan virus ASF dimaksud. Bisa lewat bantuan bibit pertanian supaya ditampung dananya pada APBD untuk bisa dikembang kan masyarakat, tandasnya.

Justru RDP yang tidak terjadwal sebelumnya, yakni masalah keuangan terkait menurunnya pendapatan asli daerah (PAD) saya dengar sudah dilakukan.

Seperti diberitakan sebelumnya, data diperoleh dari Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Dairi periode bulan September – Desember 2019, 13 ribu ternak babi mati akibat serangan ASF.(rud/han).

Depriwanto Sitohang
Depriwanto Sitohang

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Fraksi Golongan Karya (Golkar) DPRD mengajak Pemkab Dairi menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), untuk mencari solusi dan penanganan masalah virus African Swim Faver (ASF) menyerang ternak babi.

Ajakan itu disampaikan Ketua fraksi Golkar, Depriwanto Sitohang di gedung dewan, Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang, Senin (2/3).

Menurutnya, selama ini perhatian pemerintah hanya pada permasalahan virus yang mengakibatkan babi mati.

Sementara perhatian terhadap masalah dihadapi peternak nyaris tidak ada, termasuk upaya ganti rugi bagi peternak yang mengalami kerugian.

Maka dari itu, kata Depriwanto, RDP sangat dibutuhkan untuk mencarikan solusi. RDP dan rapat kerja antara legislatif dengan eksekutif sudah biasa dan tujuanya untuk mencarikan solusi. “Sudah enam bulan DPRD sekarang bertugas, tetapi belum pernah melakukan RDP ataupun rapat kerja dengan pemerintah,”imbuhnya.

Depriwanto menyampaikan, fraksi Golkar sudah mengusulkan penjadwalan RDP kepada pimpinan dewan terkait aspirasi masyarakat, yakni masalah Badan Pertanahan Nasional (BPN), kasus ASF pada ternak babi, mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan aspirasi masalah masyarakat dengan PT Dairi Prima Mineral (DPM).

Depriwanto menegaskan, RDP masalah virus ASF memdesak kita lakukan. Masyarakat butuh solusi. Bukan hanya menangani virus, tetapi bagaimna solusi untuk kerugian masyarakat peternak. “Ditaksir, akibat ke jadian itu, kerugian peternak (masyarakat) biasa dan peternak besar (pengusaha) masing-masing peternak sekitar Rp50juta-Rp500 juta,”ungkapnya.

Legislatif dan eksekutif perlu duduk bersama untuk membicarakan solusi. “Misalnya, jika saat ini masih belum dimungkinkan untuk memberi ternak babi maka bantuan apa yang cocok kita kasih membantu masyarakat untuk memulihkan ekonomi mereka pasca serangan virus ASF dimaksud. Bisa lewat bantuan bibit pertanian supaya ditampung dananya pada APBD untuk bisa dikembang kan masyarakat, tandasnya.

Justru RDP yang tidak terjadwal sebelumnya, yakni masalah keuangan terkait menurunnya pendapatan asli daerah (PAD) saya dengar sudah dilakukan.

Seperti diberitakan sebelumnya, data diperoleh dari Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Dairi periode bulan September – Desember 2019, 13 ribu ternak babi mati akibat serangan ASF.(rud/han).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/