Kemudian, wakilnya dapat mudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah guna memenangkannya pada Pilgubsu 2018 mendatang. “Itu strategi politik, condongnya ke arah itu,” ulas Sohibul.
Sementara menyikapi sosok Zulkifli Siregar yang digadang-gadang Partai Hanura untuk mewakili Tengku Erry, dinilai Sohibul sebagai seorang petarung sejati. Ia pun mencontohkan saat Pileg 2009 lalu, dimana Zulkifli yang lama menimba ilmu di luar negeri, tiba-tiba datang ke Deliserdang untuk ikut Pileg dan dalam waktu yang cukup singkat bertranspormasi menjadi tokoh yang cukup diperhitungkan di kancah politik Sumut.
“Semua keputusan pencalonan atau pengusulan calon wakil gubernur ada di tingkat pusat. Bisa saja Zulkifli sudah berkomunikasi dengan Presiden PKS Sohibul Iman, Ketum Hanura Wiranto, Ketum Patriot Yapto, Ketum PPN Oesman Sapta. Kalau sudah kepala dipegang, tinggal petik saja,” papar Sohibul.
Sementara Syamsul Qadri Marpaung yang mewakili PKS, meyakini seluruh partai politik yang menjadi pengusung pasangan Ganteng memiliki hasrat yang sama, yakni mengajukan nama calon wakil gubernur. Termasuk juga PKS.
“Tidak ada partai politik yang tidak ingin berkuasa, semua sama karena itu tujuan akhir dari berdirinya partai politik. Dengan kekuasaan, partai politik bisa membenahi atau memperbaiki pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Internal PKS, lanjut Syamsul, sudah berporses melakukan penjaringan nama-nama yang dianggap layak menjadi pendamping Tengku Erry. Meski, proses tersebut belum selesai secara penuh.
“Belum ada nama yang dipilih, tapi kita membuka diri dengan siapapun untuk berkomunikasi. Ketua Fraksi PKS, Zulfikar dipercaya partai untuk menjadi jembatan atau penghubung, dan sudah berkomunikasi dengan Zulkifli Effendi Siregar, namun pertemuan belum juga terlaksana karena kesibukan masing-masing,” katanya.
Syamsul juga menyebut, PKS tidak menutup kemungkinan untuk mengusung calon wakil gubernur dari kalangan eksternal khususnya para akademisi. Selain itu, Syamsul juga berkenginan agar wakil gubernur yang terpilih nantinya tidak ikut bertarung pada Pilgubsu 2018 agar dapat memimpin Sumut sehingga tidak terjadi kekosongan.
“Nantinya gubernur akan mundur dari jabatannya ketika hendak mencalonkan diri, kalau wakil tidak ikut pilkada maka akan diangkat menjadi gubernur jika masa jabatannya belum habis,” urainya.
Wakil Sekretaris Partai Patriot Sumut, Edy Surianto mengaku, pihaknya juga memiliki keinginan yang sama yakni dapat mengusung salah satu calonya untuk dikirim ke DPRD. Edi berkeyakinan, pasangannya nanti dapat mendapinginya bertarung pada Pilgubsu 2018.
“Tidak ada kewajiban partai pengusung untuk berkonsultasi dengan Gubernur, kalau Gubernur ingin calonnya diakomodir, tentu harus ada komunikasi politik dengan partai pengusung,” kata Edy.
Patriot, diakuinya juga tidak anti dengan siapapun calon yang akan diusung nantinya. Hanya saja, dia berpesan agar calon wakil gubernur nantinya harus bersih dari dosa-dosa lama. Pasalnya, hal tersebut akan dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
“Tidak mungkin kita hanya memikirkan calon wakil gubernur, padahal masih banyak janji kampanye pasangan Ganteng yang belum terealisasi,” terangnya.