30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Istri Oknum Polisi Tewas Gantung Diri, Korban Dikenal Rajin dan Pekerja Keras

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Renova Suryani Br Panjaitan (38) merupakan sosok wanita pekerja keras dan rajin. Namun hidupnya berakahir tragis saat ditemukan tewas gantung diri di kediamannya.

Hal tersebut disampaikan, Misran Pais yang menjabat Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar yang mengaku heran kenapa bawahannya tersebut nekad mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Kepada media, Misran mengatakan bahwa Renova Suryani Panjaitan (38) merupakan sosok pekerja keras dan rajin.

“Makanya kami semua di sini heran kenapa bisa sampai gantung diri,” jelas Misran saat ditemui di kantornya, Kamis (2/11) sore.

Sebagaimana diketahui, korban yang merupakan istri Jefri Gultom personel Polres Simalungun ditemukan meninggal gantung diri di kediamannya, di Jalan Naga Huta, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, pada Rabu (1/11) sekira pukul 16.10 WIB. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pihak kepolisian, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Pihak keluarga selanjutnya membawa jasad korban untuk dikebumikan. Belum diketahui secara pasti apa motif korban sampai nekad gantung diri.

Menurut pengakuan Jefri, korban belakangan ini sering merenung bahkan sering pulang lama-lama dari kantor dengan alasan banyak pekerjaan.

Sementara itu, keterangan Misran, mengatakan bahwa selama ini korban bekerja dengan baik dan tidak ada masalah. Korban sudah lebih setahun pindah dari bidang Pelayanan Masyarakat ke Bidang P2P Dinkes Kesehatan.

Di P2P korban bertugas mengurusi bagian vaksin imunisasi. “Mereka ada tiga orang sebagai tim. Tugas mereka membuat laporan kebutuhan vaksin imunisasi ke provinsi untuk kemudian disalurkan ke Puskesmas dan mengambil vaksin itupun bagian farmasi. Jadi tugas mereka lebih kepada bagian administrasi,” ujarnya.

“Jadi menurut saya, pekerjaanya tidaklah berat karena mereka ada tiga orang. Dia (korban) pindah ke P2P naik jabatan fungsional madya. Artinya tunjanganya juga semakin besar dibanding tukin di bidang sebelumnya,” ujar Misran.

Dikatakan juga, selama ini korban tidak pernah lama pulang. Sama seperti pegawai lainnya pulang kantor pukul 16.00 WIB.

Sehingga Misran mengaku heran kenapa sampai ada berita korban lama-lama pulang kantor.

“Memang korban pernah bercerita kalau ia punya kerabat di Jalan Cokro. Di sana anaknya sering dititip. “Mungkin habis pulang kantor dia ke sana, jadinya lama pulang. Tapi pastinya, korban tidak pernah lama pulang dari kantor ini,” jelasnya.

Korban yang sudah memiliki 3 orang anak ini juga menurut Misran bekerja dengan baik. Tidak pernah absen dan tidak ada masalah di kantor. Hanya saja korban agak pendiam. “Kita sangat sayangkan atas peristiwa ini. Kami berharap keluarga yang ditinggal korban bisa tabah,” terangnya. (mag-7/azw)

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Renova Suryani Br Panjaitan (38) merupakan sosok wanita pekerja keras dan rajin. Namun hidupnya berakahir tragis saat ditemukan tewas gantung diri di kediamannya.

Hal tersebut disampaikan, Misran Pais yang menjabat Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar yang mengaku heran kenapa bawahannya tersebut nekad mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Kepada media, Misran mengatakan bahwa Renova Suryani Panjaitan (38) merupakan sosok pekerja keras dan rajin.

“Makanya kami semua di sini heran kenapa bisa sampai gantung diri,” jelas Misran saat ditemui di kantornya, Kamis (2/11) sore.

Sebagaimana diketahui, korban yang merupakan istri Jefri Gultom personel Polres Simalungun ditemukan meninggal gantung diri di kediamannya, di Jalan Naga Huta, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, pada Rabu (1/11) sekira pukul 16.10 WIB. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pihak kepolisian, tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Pihak keluarga selanjutnya membawa jasad korban untuk dikebumikan. Belum diketahui secara pasti apa motif korban sampai nekad gantung diri.

Menurut pengakuan Jefri, korban belakangan ini sering merenung bahkan sering pulang lama-lama dari kantor dengan alasan banyak pekerjaan.

Sementara itu, keterangan Misran, mengatakan bahwa selama ini korban bekerja dengan baik dan tidak ada masalah. Korban sudah lebih setahun pindah dari bidang Pelayanan Masyarakat ke Bidang P2P Dinkes Kesehatan.

Di P2P korban bertugas mengurusi bagian vaksin imunisasi. “Mereka ada tiga orang sebagai tim. Tugas mereka membuat laporan kebutuhan vaksin imunisasi ke provinsi untuk kemudian disalurkan ke Puskesmas dan mengambil vaksin itupun bagian farmasi. Jadi tugas mereka lebih kepada bagian administrasi,” ujarnya.

“Jadi menurut saya, pekerjaanya tidaklah berat karena mereka ada tiga orang. Dia (korban) pindah ke P2P naik jabatan fungsional madya. Artinya tunjanganya juga semakin besar dibanding tukin di bidang sebelumnya,” ujar Misran.

Dikatakan juga, selama ini korban tidak pernah lama pulang. Sama seperti pegawai lainnya pulang kantor pukul 16.00 WIB.

Sehingga Misran mengaku heran kenapa sampai ada berita korban lama-lama pulang kantor.

“Memang korban pernah bercerita kalau ia punya kerabat di Jalan Cokro. Di sana anaknya sering dititip. “Mungkin habis pulang kantor dia ke sana, jadinya lama pulang. Tapi pastinya, korban tidak pernah lama pulang dari kantor ini,” jelasnya.

Korban yang sudah memiliki 3 orang anak ini juga menurut Misran bekerja dengan baik. Tidak pernah absen dan tidak ada masalah di kantor. Hanya saja korban agak pendiam. “Kita sangat sayangkan atas peristiwa ini. Kami berharap keluarga yang ditinggal korban bisa tabah,” terangnya. (mag-7/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/