Pengakuan Kojek Pembunuh Isteri Ketiga
TEBING TINGGI-Hendra Syahputra (41), pelaku penganiaya isteri, Nurhasanah br Purba (22) hingga tewas, ternyata memiliki kebiasaan buruk. Yakni, suka mengonsumsi sabu-sabu. Itu dibuktikan saat dirinya tertangkap pada Sabtu kemarin (1/12), ditemukan satu paket kecil sabu-sabu di dalam mobil sedan Timor BK 1554 BD yang dikendarainya. Sabu-sabu tersebut sebagian sudah digunakannya selama dalam perjalanan dari Medan menuju Kota Tebingtinggi.
Lelaki yang akrab disapa Kojek ini mengaku jika mengonsumsi sabu-sabu bisa membangkitkan libido seksualnya. “Kalau nggak nyabu dulu, rasaku kurang puas berhubungan badan dengan isteriku,” ucap tersangka yang baru sebulan mengontrak rumah bersama almarhumah isteri ketiganya, Nurhasanah di Jalan Gunung Sibayak Lingkungan III Kelurahan Tanjungmarulak Hilir Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi.
Ketika diwawancari POSMETRO MEDAN (Grup Sumut Pos), Minggu (2/12), kebiasaan buruk tersangka Kojek, sudah diketahui oleh Nurhasanah. Tapi ketika dilarang, wanita yang baru memeluk agama Islam ini malah membuat Kojek marah-marah pada Rabu, tiga pekan lalu (7/11). “Memang Nur sering melarangku, tapi tak kuhiraukan, namanya aku sudah kecanduan bang. Kadang-kadang aku pun marah gara-gara dilarang Nur nyabu,” bilang tersangka.
Fahmi, rekan Kojek mengakui hal itu. “Aku masih emosi kalau mengingat perbuatan si Kojek sama isterinya sendiri. Tega sekali Kojek buat seperti itu sampai isterinya meninggal. Setahuku Kojek itu tukang kawin dan maniak seks,” bilang Fahmi yang datang ke Mapolres Tebingtinggi karena penasaran ingin melihat Kojek yang didengarnya telah ditangkap petugas.
“Seandainya diizinkan polisi, akulah orang pertama yang memukuli si Kojek, salahnya tak dikasih izin sama polisi”, ucap Fahmi dengan kesalnya.
Sebagaimana berita sebelumnya, tersangka Kojek sudah tiga kali menikah. Ketiganya istrinya tidak ada yang diceraikannya.
Tahun 1993, ketika Kojek merantau ke Batam dia pertama sekali menikah dengan Nita br Ginting. Dari pernikahannya itu, Kojek dikaruniai tiga anak. Tahun 1998, Kojek dan Nita pindah ke Tebingtinggi. Kojek sempat jadi sopir angkutan umum CV Tambun. Tahun 2002, Kojek dan Nita kembali pindah rumah ke Padang Bulan, Medan. Di Medn Kojek bekerja sebagai sopir angkot. Diam-diam, tanpa sepengetahuan Nita, Kojek menikah siri dengan Mardia br Pasaribu tahun 2006, tapi pernikahannya itu tidak dikaruniai anak. Lama kelamaan, isteri pertamanya tahu. Tapi Kojek tidak memberitahu kepada istri keduanya. Isteri keduanya sekarang mengontrak rumah di Jalan KL Yos Sudarso, Kelurahan Martubung, Kota Medan. Kemudian, karena pernah tinggal di Kota Tebingtinggi, Kojek sering datang ke Tebingtinggi untuk bertemu dengan kawan-kawannya. Kojek berkenalan lalu pacaran dengan Nurhasanah br Pasaribu yang saat itu statusnya janda anak dua. Tak lama Kojek berpacaran dengan Nurhasanah, pada bulan Oktober 2012 lalu, Nur dinikahi secara siri.
Baru jalan sebulan usia pernikahan ketiganya itu, Kojek melihat Nur berselingkuh. Nur kembali menjalin komunikasi dengan mantan suaminya bernama Yusuf yang sudah bercerai dengan Nur 6 bulan lalu. “Hal itulah yang memicu emosiku hingga aku menganiaya Nur,” akunya. (awi/smg)