26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Sang Ibu Menjerit karena Pintu Dikunci Suami dari Luar

Foto: Anita/PM Jenazah Marneta beru Sembiring Depari, dan tiga anaknya yakni Zesika Sitepu, Zehan, dan Zeriko di antara reruntuhan rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Pekong, Dusun III, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Karo, Rabu (2/12) pukul 06.40 WIB.
Foto: Anita/PM
Jenazah Marneta beru Sembiring Depari, dan tiga anaknya yakni Zesika Sitepu, Zehan, dan Zeriko di antara reruntuhan rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Pekong, Dusun III, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Karo, Rabu (2/12) pukul 06.40 WIB.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Polisi belum mengetahui penyebab kebakaran yang menewaskan ibu dan ketiga anaknya, di rumah kontrakan Jalan Pekong, Dusun III, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Karo, Rabu (2/12) pukul 06.40 WIB. Tapi hasil penelusuran di lokasi, saat kebakaran terjadi, pintu depan rumahnya terkunci dari luar.

Saat itu, sang suami, Zakaria Sitepu pergi ke warung kopi yang berjarak 50 meter dari kediamannya. Saat itu, Zakaria mengunci pintu depan dan meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang masih tidur.

Sebelum beranjak, Zakaria yang hingga berita ini dilansir belum bersedia diwawancarai karena masih syok itu, sempat memasak air menggunakan kompor gas di dapur. Para saksi mata menyebut api berasal dari dapur yang ditengarai dari gas. Saat api mulai berkobar, Marneta terbangun dan mulai bingung serta panik.

Marneta sempat membangunkan dan berusaha menyelamatkan ketiga anaknya. Tapi niatnya gagal karena pintu depan terkunci. Marneta makin panik sebab jalan keluar satu-satunya hanya dari pintu depan. Sedang pintu belakang (dapur) tak bisa dilalui karena kobaran api.

Hal ini juga dikuatkan oleh keterangan warga sekitar yang sempat mendengar teriakan minta tolong dari Marneta.

“Masih sempat Marneta teriak minta tolong dan memanggil-manggil Mama Ogah (tetangganya-red),” beber Muliani beru Jawa (48), pemilik warung kopi Villa Bukit Mas. Karena tak kunjung ada yang membukakan pintu,Marneta yang makin panik hanya bisa berusaha melindungi ketiga anaknya dengan pelukan. Hal ini dikuatkan juga karena saat api padam, Marneta ditemukan tewas gosong dalam posisi memeluk ketiga anaknya.

Lalu kenapa api begitu cepat membara? Data yang dirangkum, ternyata selain ledakan gas, di dapur rumah korban juga terparkir sebuah sepeda motor. Hal itu yang menyababkan api cepat melalap rumah semi permanen berdinding tepas dan triplek dan semua isinya.

“Saat itu suami dan warga sekitar sempat berusaha menyelematkan korban, tapi tak sempat lagi. Apinya besar kali,” kata saksi mata lagi. (deo)

Foto: Anita/PM Jenazah Marneta beru Sembiring Depari, dan tiga anaknya yakni Zesika Sitepu, Zehan, dan Zeriko di antara reruntuhan rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Pekong, Dusun III, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Karo, Rabu (2/12) pukul 06.40 WIB.
Foto: Anita/PM
Jenazah Marneta beru Sembiring Depari, dan tiga anaknya yakni Zesika Sitepu, Zehan, dan Zeriko di antara reruntuhan rumah kontrakan yang terbakar di Jalan Pekong, Dusun III, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Karo, Rabu (2/12) pukul 06.40 WIB.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Polisi belum mengetahui penyebab kebakaran yang menewaskan ibu dan ketiga anaknya, di rumah kontrakan Jalan Pekong, Dusun III, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Karo, Rabu (2/12) pukul 06.40 WIB. Tapi hasil penelusuran di lokasi, saat kebakaran terjadi, pintu depan rumahnya terkunci dari luar.

Saat itu, sang suami, Zakaria Sitepu pergi ke warung kopi yang berjarak 50 meter dari kediamannya. Saat itu, Zakaria mengunci pintu depan dan meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang masih tidur.

Sebelum beranjak, Zakaria yang hingga berita ini dilansir belum bersedia diwawancarai karena masih syok itu, sempat memasak air menggunakan kompor gas di dapur. Para saksi mata menyebut api berasal dari dapur yang ditengarai dari gas. Saat api mulai berkobar, Marneta terbangun dan mulai bingung serta panik.

Marneta sempat membangunkan dan berusaha menyelamatkan ketiga anaknya. Tapi niatnya gagal karena pintu depan terkunci. Marneta makin panik sebab jalan keluar satu-satunya hanya dari pintu depan. Sedang pintu belakang (dapur) tak bisa dilalui karena kobaran api.

Hal ini juga dikuatkan oleh keterangan warga sekitar yang sempat mendengar teriakan minta tolong dari Marneta.

“Masih sempat Marneta teriak minta tolong dan memanggil-manggil Mama Ogah (tetangganya-red),” beber Muliani beru Jawa (48), pemilik warung kopi Villa Bukit Mas. Karena tak kunjung ada yang membukakan pintu,Marneta yang makin panik hanya bisa berusaha melindungi ketiga anaknya dengan pelukan. Hal ini dikuatkan juga karena saat api padam, Marneta ditemukan tewas gosong dalam posisi memeluk ketiga anaknya.

Lalu kenapa api begitu cepat membara? Data yang dirangkum, ternyata selain ledakan gas, di dapur rumah korban juga terparkir sebuah sepeda motor. Hal itu yang menyababkan api cepat melalap rumah semi permanen berdinding tepas dan triplek dan semua isinya.

“Saat itu suami dan warga sekitar sempat berusaha menyelematkan korban, tapi tak sempat lagi. Apinya besar kali,” kata saksi mata lagi. (deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/