28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Nunggak Listrik Rp 1 Miliar, Listrik Pompa Air PDAM Tirta Malem Diputus

KARO, SUMUTPOS.CO – PT PLN lakukan pemutusan aliran listrik ke mesin pompa sedot mata air milik Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Malem Kabanjahe Karo diputus PT PLN Cabang Kabanjahe karena menunggak tagihan listrik selama 8 bulan. Akibatnya, ribuan pelanggan terancam tidak dapat pasokan air bersih.

Menurut seorang warga, D Saragih (45) warga Jalan Katepul, Kabanjahe, mengaku kalau sudah 2 bulan terakhir air tidak mengalir ke rumahnya.

”Biasanya air mengalir 2 hari sekali, tapi belakangan sudah 2 bulan inilah air gak mengalir lagi,” jelasnya kepada wartawan, Senin (2/12) siang.

Lanjutnya kalau dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan membeli air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

“Terpaksa beli air bang Rp30 ribu per drum. Mau gak mau harus dibeli karena kan kita butuh untuk kebutuhan sehari hari,”kesalnya

Terpisah, Plt Direktur PDAM Tirta Malem Kabanjahe, Jonara Tarigan, saat ditanyai mengenai air yang tidak mengalir ke rumah warga. Dirinya mengaku kalau pendistribusian air mengalami kendala akibat aliran listrik diputus PLN. Pemutusan ini dikarenakan pihaknya belum membayarkan tagihan listrik selama 8 bulan sejak April 2019 hingga November 2019, dengan total sekitar Rp1 miliar.

“Benar, memang ada kendala. Aliran listrik diputus PLN. Karena belum kita bayar tagihannya,” jelasnya kepada wartawan.

Menurutnya tidak dibayarnya tagihan listrik tersebut dikarenakan pelanggan tidak membayarkan tagihan listriknya. Dan sesuai data tunggakan tagihan air pelanggan Rp5 miliar, sejak tahun 2000 an.

“Gimana mau kita bayar tagihan listrik. Pelanggan saja tidak mau bayar tagihan airnya. Itu ada Rp5 miliar tunggakan pelanggan diperkirakan sekitar 12 ribuan lebih pelanggan. Perbulannya itu sekitar Rp180 juta untuk tagihan listrik untuk mesin pompa lau bawang itu aja,” ungkapnya.

Saat ditanyai apakah tidak ada bantuan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Karo, dirinya mengaku kalau bantuan yang diberikan bersifat fisik dan bukan tunai.

“Kita udah minta bantuan sama Pemda terkait penyertaan modal, tapi mereka hanya bisa bantu fisik. Karena memang begitulah peraturannya. Kita memang dibawah Pemda, tapi kita sudah mandiri. Regulasinya memang seperti itu, dan untuk biaya perawatan, perbaikan, dan lain-lain itu uangnya dari pelanggan semua, tidak ada bantuan dana segar dari pemerintah,” jelasnya.

Lanjutnya kalau PT PLN memutus aliran listrik mesin pompa sedot air di mata air Lau Bawang, Kabanjahe. Aliran air itu mendistribusikan kepada sebanyak 7000 lebih pelanggan di Kecamatan Kabanjahe.

“Yang diputus itu aliran listrik untuk mesin sedot dari mata airnya yang di Lau Bawang. Itu untuk 7000 lebih lah ke pelanggan. Sisanya ada 4 mata air lagi yang masih bisa difungsikan karna tidak menggunakan energi listrik dan hanya memakai sistem grafitasi,” terangnya.

Sementara ini, untuk tetap memberikan pelayanan air kepada pelanggan.Pihaknya mengoptimalkan 4 mata air untuk mendistribusikan air kepada pelanggan.

”Langkah kita sekarang ini ya kita optimalkan lah sisa 4 mata air lagi yang masih berfungsi. Ya kalaupun menyendat, ya gimana lagi,” ungkapnya.

Saat ditanyai apakah sudah memohon keringanan kepada PT PLN agar tidak dilakukan pemutusan, dirinya mengaku sudah berkali-kali mengajukan penundaan pemutusan.

”Kalau kita mohon untuk ditunda pemutusan, udah berkali kali lah. Pemutusan sementara itu, 31 Oktober kemarin. Karena gak terbayar juga, kemarin 29 November lah diputus total,” jelasnya.(smg/btr)

KARO, SUMUTPOS.CO – PT PLN lakukan pemutusan aliran listrik ke mesin pompa sedot mata air milik Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Malem Kabanjahe Karo diputus PT PLN Cabang Kabanjahe karena menunggak tagihan listrik selama 8 bulan. Akibatnya, ribuan pelanggan terancam tidak dapat pasokan air bersih.

Menurut seorang warga, D Saragih (45) warga Jalan Katepul, Kabanjahe, mengaku kalau sudah 2 bulan terakhir air tidak mengalir ke rumahnya.

”Biasanya air mengalir 2 hari sekali, tapi belakangan sudah 2 bulan inilah air gak mengalir lagi,” jelasnya kepada wartawan, Senin (2/12) siang.

Lanjutnya kalau dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan membeli air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

“Terpaksa beli air bang Rp30 ribu per drum. Mau gak mau harus dibeli karena kan kita butuh untuk kebutuhan sehari hari,”kesalnya

Terpisah, Plt Direktur PDAM Tirta Malem Kabanjahe, Jonara Tarigan, saat ditanyai mengenai air yang tidak mengalir ke rumah warga. Dirinya mengaku kalau pendistribusian air mengalami kendala akibat aliran listrik diputus PLN. Pemutusan ini dikarenakan pihaknya belum membayarkan tagihan listrik selama 8 bulan sejak April 2019 hingga November 2019, dengan total sekitar Rp1 miliar.

“Benar, memang ada kendala. Aliran listrik diputus PLN. Karena belum kita bayar tagihannya,” jelasnya kepada wartawan.

Menurutnya tidak dibayarnya tagihan listrik tersebut dikarenakan pelanggan tidak membayarkan tagihan listriknya. Dan sesuai data tunggakan tagihan air pelanggan Rp5 miliar, sejak tahun 2000 an.

“Gimana mau kita bayar tagihan listrik. Pelanggan saja tidak mau bayar tagihan airnya. Itu ada Rp5 miliar tunggakan pelanggan diperkirakan sekitar 12 ribuan lebih pelanggan. Perbulannya itu sekitar Rp180 juta untuk tagihan listrik untuk mesin pompa lau bawang itu aja,” ungkapnya.

Saat ditanyai apakah tidak ada bantuan yang diberikan Pemerintah Kabupaten Karo, dirinya mengaku kalau bantuan yang diberikan bersifat fisik dan bukan tunai.

“Kita udah minta bantuan sama Pemda terkait penyertaan modal, tapi mereka hanya bisa bantu fisik. Karena memang begitulah peraturannya. Kita memang dibawah Pemda, tapi kita sudah mandiri. Regulasinya memang seperti itu, dan untuk biaya perawatan, perbaikan, dan lain-lain itu uangnya dari pelanggan semua, tidak ada bantuan dana segar dari pemerintah,” jelasnya.

Lanjutnya kalau PT PLN memutus aliran listrik mesin pompa sedot air di mata air Lau Bawang, Kabanjahe. Aliran air itu mendistribusikan kepada sebanyak 7000 lebih pelanggan di Kecamatan Kabanjahe.

“Yang diputus itu aliran listrik untuk mesin sedot dari mata airnya yang di Lau Bawang. Itu untuk 7000 lebih lah ke pelanggan. Sisanya ada 4 mata air lagi yang masih bisa difungsikan karna tidak menggunakan energi listrik dan hanya memakai sistem grafitasi,” terangnya.

Sementara ini, untuk tetap memberikan pelayanan air kepada pelanggan.Pihaknya mengoptimalkan 4 mata air untuk mendistribusikan air kepada pelanggan.

”Langkah kita sekarang ini ya kita optimalkan lah sisa 4 mata air lagi yang masih berfungsi. Ya kalaupun menyendat, ya gimana lagi,” ungkapnya.

Saat ditanyai apakah sudah memohon keringanan kepada PT PLN agar tidak dilakukan pemutusan, dirinya mengaku sudah berkali-kali mengajukan penundaan pemutusan.

”Kalau kita mohon untuk ditunda pemutusan, udah berkali kali lah. Pemutusan sementara itu, 31 Oktober kemarin. Karena gak terbayar juga, kemarin 29 November lah diputus total,” jelasnya.(smg/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/