25 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Yakin Djarot Diusung

Sementara, DPD Partai Hanura Sumut yang sedari awal menjagokan Edy Rahmayadi, sampai saat ini belum mendapatkan kepastian, apakah usulan mereka diterima atau ditolak Ketua Umum DPP Partai Hanura, Oesman Sapta Odang. “Saya lagi di Jakarta, memang mau bertanya tentang calon gubernur. Tapi, Ketum sedang berada di luar negeri,” ujar Sekretaris DPD Hanura Sumut, Edison Sianturi secara terpisah.

Ditanya tentang peluang koalisi dengan PDIP, Edison Sianturi mengaku masih menunggu keputusan dari DPP Partai Hanura. “Siapapun yang diputuskan, DPD Hanura Sumut akan berjuang untuk memenangkannya,” sebut Edison.

Senada, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut, Djafaruddin Harahap mengatakan, pihaknya belum menerima surat keputusan (SK) dari DPP PPP tentang nama Balon Gubernur dan Wakil Gubernur. Dia memastikan keputusan DPP tidak akan meleset dari dua nama yang direkomendasikan yakni Edy Rahmayadi atau Tengku Erry. “Kalau Ketum bilang kemarin condong ke Erry, jadi peluang koalisi dengan PDIP seperti tidak,” katanya.

Djafaruddin memprediksi keputusan DPP PPP belum juga keluar, dikarenakan Tengku Erry belum memutuskan siapa pendampingnya kelak. “Direkomendasi atau SK yang dikeluarkan DPP itu sudah sepaket, antara calon gubernur dan calon wakil gubernur. Tengku Erry saja belum putuskan siapa wakilnya, jadi bagaimana DPP mau keluarkan rekomendasi,” tuturnya.

Pengamat politik dari UMSU, Sohibul Ansor Siregar meyakini, PDIP akan mengusung Djarot di Pilgub Sumut 2018. Sebab, kata dia, mantan Wali Kota Blitar itu memiliki popularitas yang tinggi. Bahkan, popularitas Djarot di Indonesia berada di posisi ke lima.

“Popularitas tertinggi tentu berada di Presiden Jokowi. Kedua, Prabowo. Ketiga, Anies Baswedan. Keempat, Sandiaga Uno. Kelima, Djarot. Saya melihat PDIP begitu berkeinginan berkuasa di Sumut, sampai-sampai Djarot harus turun gunung setelah kalah di Pilkada DKI,” katanya.

Menarik baginya adalah siapa sosok yang akan mendampingi Djarot. Dia menyebut ada tiga sosok yang berpeluang yakni Nurhajizah, Sahril Tumanggor, serta Sihar Sitorus. Sohibul memprediksi Djarot akan dipasangkan dengan Nurhajizah. Pasalnya, kader Partai Hanura itu memiliki politik identitas. “Nurhajizah wakil gubernur saat ini. Dia boru Marpaung yang berasal dari suku Batak. Beliau juga berhijab, dianggap dekat dengan umat Islam. Terakhir, Nurhajizah juga punya kedekatan dengan masyarakat di wilayah Tanjungbalai dan Asahan, itu nilai lebih,” jelasnya.

Karena PDIP melihat Provinsi Sumut begitu penting, menurutnya PDIP akan berjuang mati-matian untuk bisa memperebutkan kursi Sumut 1.

Sementara, DPD Partai Hanura Sumut yang sedari awal menjagokan Edy Rahmayadi, sampai saat ini belum mendapatkan kepastian, apakah usulan mereka diterima atau ditolak Ketua Umum DPP Partai Hanura, Oesman Sapta Odang. “Saya lagi di Jakarta, memang mau bertanya tentang calon gubernur. Tapi, Ketum sedang berada di luar negeri,” ujar Sekretaris DPD Hanura Sumut, Edison Sianturi secara terpisah.

Ditanya tentang peluang koalisi dengan PDIP, Edison Sianturi mengaku masih menunggu keputusan dari DPP Partai Hanura. “Siapapun yang diputuskan, DPD Hanura Sumut akan berjuang untuk memenangkannya,” sebut Edison.

Senada, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut, Djafaruddin Harahap mengatakan, pihaknya belum menerima surat keputusan (SK) dari DPP PPP tentang nama Balon Gubernur dan Wakil Gubernur. Dia memastikan keputusan DPP tidak akan meleset dari dua nama yang direkomendasikan yakni Edy Rahmayadi atau Tengku Erry. “Kalau Ketum bilang kemarin condong ke Erry, jadi peluang koalisi dengan PDIP seperti tidak,” katanya.

Djafaruddin memprediksi keputusan DPP PPP belum juga keluar, dikarenakan Tengku Erry belum memutuskan siapa pendampingnya kelak. “Direkomendasi atau SK yang dikeluarkan DPP itu sudah sepaket, antara calon gubernur dan calon wakil gubernur. Tengku Erry saja belum putuskan siapa wakilnya, jadi bagaimana DPP mau keluarkan rekomendasi,” tuturnya.

Pengamat politik dari UMSU, Sohibul Ansor Siregar meyakini, PDIP akan mengusung Djarot di Pilgub Sumut 2018. Sebab, kata dia, mantan Wali Kota Blitar itu memiliki popularitas yang tinggi. Bahkan, popularitas Djarot di Indonesia berada di posisi ke lima.

“Popularitas tertinggi tentu berada di Presiden Jokowi. Kedua, Prabowo. Ketiga, Anies Baswedan. Keempat, Sandiaga Uno. Kelima, Djarot. Saya melihat PDIP begitu berkeinginan berkuasa di Sumut, sampai-sampai Djarot harus turun gunung setelah kalah di Pilkada DKI,” katanya.

Menarik baginya adalah siapa sosok yang akan mendampingi Djarot. Dia menyebut ada tiga sosok yang berpeluang yakni Nurhajizah, Sahril Tumanggor, serta Sihar Sitorus. Sohibul memprediksi Djarot akan dipasangkan dengan Nurhajizah. Pasalnya, kader Partai Hanura itu memiliki politik identitas. “Nurhajizah wakil gubernur saat ini. Dia boru Marpaung yang berasal dari suku Batak. Beliau juga berhijab, dianggap dekat dengan umat Islam. Terakhir, Nurhajizah juga punya kedekatan dengan masyarakat di wilayah Tanjungbalai dan Asahan, itu nilai lebih,” jelasnya.

Karena PDIP melihat Provinsi Sumut begitu penting, menurutnya PDIP akan berjuang mati-matian untuk bisa memperebutkan kursi Sumut 1.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/