25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Longsor di Areal PLTA Batangtoru-Tapsel, Poldasu: 8 Korban Telah Dievakuasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 13 korban tertimbun longsor di areal proyek PLTA Batangtoru, Desa Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), hingga hari kelima, masih 8 korban yang ditemukan dan dievakuasi oleh tim gabungan, terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, masyarakat, perusahaan dan pihak terkait lainnya.

LONGSOR: Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, saat meninjau lokasi longsor di areal proyek PLTA Batangtoru, Desa Marancar, Tapsel, Minggu (2/5). Hingga kemarin, tim gabungan telah menemukan 8 jenazah korban tertimbun longsor.

“Korban longsor yang ditemukan total sudah 8 orang,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, kepada Sumut Pos di Medan, Senin (3/5).

Data diperoleh, kedua korban yang ditemukan petugas gabungan yakni atas nama Yasmani Halawa, perempuan berusia 50 tahun (ditemukan 2 Mei pukul 10.50 WIB); dan Nursofiah, perempuan berusia 12 tahun (ditemukan 2 Mei pukul 11.08 WIB).

“Sisa lima orang korban lagi atas nama Elmawati Waruwu, perempuan berusia 31 tahun, Jupiter Gulo, laki-laki berusia 10 tahun, dan Risda Gulo, perempuan berusia 2,5 tahun. Sedangkan dua korban lainnya, masih dilakukan identifikasi,” terang Kepala Bidang Penanganan Darurat dan Peralatan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Fahri Azhari menjawab Sumut Pos, tadi malam.

Hingga H5 longsor, kata dia, tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban, hingga beberapa hari ke depan. “Masih pencarian. Namun sejumlah tim sudah kembali, mengingat sulitnya sinyal komunikasi untuk membuat laporan di lokasi kejadian,” kata Fahri. Pihaknya masih menunggu laporan dari tim di lapangan, sekaitan hasil pencarian.

“Jika ada informasi terbaru terutama menyangkut korban yang berhasil kami temukan, akan segera saya kabari. Tim gabungan akan terus melakukan pencairan esok hari dan semoga ada perkembangan di lapangan,” katanya.

Gubsu Edy Rahmayadi sebelumnya meminta upaya evakuasi korban dilakukan lebih optimal dan terpadu, dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada dan melibatkan berbagai pihak terkait. Begitupun tetap memerhatikan keselamatan, karena kondisi lokasi bencana masih rawan.

“Evakuasi korban harus kita lakukan lebih optimal dan terpadu, dengan harapan seluruh korban hilang dapat segera ditemukan seluruhnya,” ujarnya saat meninjau ke lokasi bencana longsor.

Hingga kini, tim gabungan masih menyelidiki penyebab musibah tanah longsor yang terjadi pada Kamis (29/4) sekira pukul 06.30 WIB tersebut. Namun dugaan sementara, karena faktor alam. Di mana saat itu wilayah Tapsel sedang dilanda hujan sejak siang hari.

Setelah terjadi banjir lumpur, pukul 06.30, sebagian material longsor jatuh ke dasar Sungai Batangtoru, mengakibatkan 13 korban terbawa dan tertimbun longsor. Hingga kini, tim gabungan masih terus berupaya mencari 5 lagi korban yang belum ditemukan.

10 Korban Masih Sekeluarga

Informasi dihimpun, dari 13 orang korban yang tertimbun longsor di area proyek PLTA Batangtoru, 10 orang di antaranya masih satu keluarga.

Adapun 5 dari 8 korban yang ditemukan, sudah berhasil diidentifikasi. Mereka masih berasal dari satu keluarga. Sementara, tiga korban lainnya masih dalam proses otopsi di Rumah Sakit Umum (RSU) Sipirok, Tapsel.

“Ya benar itu. Mereka masih satu keluarga,” kata Humas Pemkab Tapanuli Selatan, Isnut Siregar, Senin (3/5).

Nama-nama korban yang tertimbun longsor berdasarkan rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, yakni: 1. Anius Waruwu (60); 2. Yasmani Halawa (50); 3. Elmawati Waruwu (anak perempuan) usia 31 tahun; 4. Jupiter Gulo (anak Elmawati) berusia 10 tahun; 5. Novita Gulo (anak dari Elmawati) berusia 8 tahun; 6. Sultan Fahri (anak dari Elmawati) berusia 6 tahun; 7. Rio (anak dari Elmawati) berusia 4 tahun; 8. Risda (anak dari Elmawati) berusia 2,5 tahun; 9. Nursofiah (cucu) berusia 12 tahun; 10. Sadarman Kristian (cucu) berusia 14 tahun.

Kemudian, tiga korban dari pekerja PLTA Batangtoru merupakan karyawan Shinohydro, yakni 1. Mister Long (WN China); 2. Dolan Sitompul; dan 3. Doly Sitompul.

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, meminta tim gabungan yang terdiri dari Polres Tapanuli Selatan, TNI, BPBD, Batalyon C Brimob Polda Sumut, dan Basarnas agar menangani bencana alam tanah longsor di Batangtoru dengan cepat dan tepat.

“Kerahkan segala kemampuan kalian dengan baik, lakukan penanganan korban dengan tepat dan bekerjasama dalam melakukan SAR,” tegasnya, Minggu.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Medan Toto Mulyono menyebutkan saat ini, pencarian masih dilanjutkan dengan menggunakan excavator 2 unit milik PLTA dan K9 dari Dit Samapta Polda Sumut.

Diketahui, longsor yang terjadi di kawasan PLTA Batangtoru, Desa Marancar pada Kamis (29/4), diduga akibat hujan deras yang terjadi sejak siang hari. (mag-1/prn/bbs)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 13 korban tertimbun longsor di areal proyek PLTA Batangtoru, Desa Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), hingga hari kelima, masih 8 korban yang ditemukan dan dievakuasi oleh tim gabungan, terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD, masyarakat, perusahaan dan pihak terkait lainnya.

LONGSOR: Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, saat meninjau lokasi longsor di areal proyek PLTA Batangtoru, Desa Marancar, Tapsel, Minggu (2/5). Hingga kemarin, tim gabungan telah menemukan 8 jenazah korban tertimbun longsor.

“Korban longsor yang ditemukan total sudah 8 orang,” kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, kepada Sumut Pos di Medan, Senin (3/5).

Data diperoleh, kedua korban yang ditemukan petugas gabungan yakni atas nama Yasmani Halawa, perempuan berusia 50 tahun (ditemukan 2 Mei pukul 10.50 WIB); dan Nursofiah, perempuan berusia 12 tahun (ditemukan 2 Mei pukul 11.08 WIB).

“Sisa lima orang korban lagi atas nama Elmawati Waruwu, perempuan berusia 31 tahun, Jupiter Gulo, laki-laki berusia 10 tahun, dan Risda Gulo, perempuan berusia 2,5 tahun. Sedangkan dua korban lainnya, masih dilakukan identifikasi,” terang Kepala Bidang Penanganan Darurat dan Peralatan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara, Fahri Azhari menjawab Sumut Pos, tadi malam.

Hingga H5 longsor, kata dia, tim gabungan masih terus melakukan pencarian korban, hingga beberapa hari ke depan. “Masih pencarian. Namun sejumlah tim sudah kembali, mengingat sulitnya sinyal komunikasi untuk membuat laporan di lokasi kejadian,” kata Fahri. Pihaknya masih menunggu laporan dari tim di lapangan, sekaitan hasil pencarian.

“Jika ada informasi terbaru terutama menyangkut korban yang berhasil kami temukan, akan segera saya kabari. Tim gabungan akan terus melakukan pencairan esok hari dan semoga ada perkembangan di lapangan,” katanya.

Gubsu Edy Rahmayadi sebelumnya meminta upaya evakuasi korban dilakukan lebih optimal dan terpadu, dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada dan melibatkan berbagai pihak terkait. Begitupun tetap memerhatikan keselamatan, karena kondisi lokasi bencana masih rawan.

“Evakuasi korban harus kita lakukan lebih optimal dan terpadu, dengan harapan seluruh korban hilang dapat segera ditemukan seluruhnya,” ujarnya saat meninjau ke lokasi bencana longsor.

Hingga kini, tim gabungan masih menyelidiki penyebab musibah tanah longsor yang terjadi pada Kamis (29/4) sekira pukul 06.30 WIB tersebut. Namun dugaan sementara, karena faktor alam. Di mana saat itu wilayah Tapsel sedang dilanda hujan sejak siang hari.

Setelah terjadi banjir lumpur, pukul 06.30, sebagian material longsor jatuh ke dasar Sungai Batangtoru, mengakibatkan 13 korban terbawa dan tertimbun longsor. Hingga kini, tim gabungan masih terus berupaya mencari 5 lagi korban yang belum ditemukan.

10 Korban Masih Sekeluarga

Informasi dihimpun, dari 13 orang korban yang tertimbun longsor di area proyek PLTA Batangtoru, 10 orang di antaranya masih satu keluarga.

Adapun 5 dari 8 korban yang ditemukan, sudah berhasil diidentifikasi. Mereka masih berasal dari satu keluarga. Sementara, tiga korban lainnya masih dalam proses otopsi di Rumah Sakit Umum (RSU) Sipirok, Tapsel.

“Ya benar itu. Mereka masih satu keluarga,” kata Humas Pemkab Tapanuli Selatan, Isnut Siregar, Senin (3/5).

Nama-nama korban yang tertimbun longsor berdasarkan rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, yakni: 1. Anius Waruwu (60); 2. Yasmani Halawa (50); 3. Elmawati Waruwu (anak perempuan) usia 31 tahun; 4. Jupiter Gulo (anak Elmawati) berusia 10 tahun; 5. Novita Gulo (anak dari Elmawati) berusia 8 tahun; 6. Sultan Fahri (anak dari Elmawati) berusia 6 tahun; 7. Rio (anak dari Elmawati) berusia 4 tahun; 8. Risda (anak dari Elmawati) berusia 2,5 tahun; 9. Nursofiah (cucu) berusia 12 tahun; 10. Sadarman Kristian (cucu) berusia 14 tahun.

Kemudian, tiga korban dari pekerja PLTA Batangtoru merupakan karyawan Shinohydro, yakni 1. Mister Long (WN China); 2. Dolan Sitompul; dan 3. Doly Sitompul.

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, meminta tim gabungan yang terdiri dari Polres Tapanuli Selatan, TNI, BPBD, Batalyon C Brimob Polda Sumut, dan Basarnas agar menangani bencana alam tanah longsor di Batangtoru dengan cepat dan tepat.

“Kerahkan segala kemampuan kalian dengan baik, lakukan penanganan korban dengan tepat dan bekerjasama dalam melakukan SAR,” tegasnya, Minggu.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Medan Toto Mulyono menyebutkan saat ini, pencarian masih dilanjutkan dengan menggunakan excavator 2 unit milik PLTA dan K9 dari Dit Samapta Polda Sumut.

Diketahui, longsor yang terjadi di kawasan PLTA Batangtoru, Desa Marancar pada Kamis (29/4), diduga akibat hujan deras yang terjadi sejak siang hari. (mag-1/prn/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/