KABANJAHE,SUMUTPOS.CO – Petani cabai dan tomat di Kabupaten Karo mulai resah dengan serangan penyakit jamur (patek) pada tanaman mereka. Dampak penyakit jamur ini berimbas pada penurunan produksi cabai dan tomat.
Penyakit jamur pada tanaman cabai dan tomat mulai terjadi seiring dengan masuknya musim penghujan sejak September 2018. Petani cabai Desa Sumbul, Kecamatan Kabanjahe, Andri Sembiring menyebutkan, memasuki musim penghujan, dengan intensitas curah hujan yang tinggi, menyebabkan suburnnya organisme pengganggu tanaman, seperti patek dan jamur.
Andri mengungkapkan, akibat penyakit jamur itu, produksi cabainya turun drastis hingga 70 persen. “Akibatnya, produksi cabai turun 60-70 persen. Produksi satu batang pohon cabai merah saat ini tidak lebih dari 400 gram. Padahal, jika cuacanya baik rata-rata bisa mencapai 1 kilogram,” kata Andri, Selasa (2/10)
Selain serangan jamur, sebut Andri, air genangan hujan menjadi masalah terhadap tanaman cabai. Genangan air hujan mengakibatkan batang tanaman cabai cepat busuk. Dampak penyakit jamur patek juga dialami Riajona Ginting. Dia menyebutkan, tanaman tomat dan cabainya di lahan seluas 2.000 meter persegi terkena penyakit jamur patek, menyebabkan buah tanaman cepat busuk.
Dalam mengatasi penyakit jamur patek ini, petani di sentra pertanian kawasan Kecamatan Berastagi, Kabanjahe dan Merek, meningkatkan penyemprotan pestisida (fungisida) dan insektisida. Petani berharap pihak Dinas Pertanian Karo turun ke lapangan guna membantu para petani. (deo/han)
KABANJAHE,SUMUTPOS.CO – Petani cabai dan tomat di Kabupaten Karo mulai resah dengan serangan penyakit jamur (patek) pada tanaman mereka. Dampak penyakit jamur ini berimbas pada penurunan produksi cabai dan tomat.
Penyakit jamur pada tanaman cabai dan tomat mulai terjadi seiring dengan masuknya musim penghujan sejak September 2018. Petani cabai Desa Sumbul, Kecamatan Kabanjahe, Andri Sembiring menyebutkan, memasuki musim penghujan, dengan intensitas curah hujan yang tinggi, menyebabkan suburnnya organisme pengganggu tanaman, seperti patek dan jamur.
Andri mengungkapkan, akibat penyakit jamur itu, produksi cabainya turun drastis hingga 70 persen. “Akibatnya, produksi cabai turun 60-70 persen. Produksi satu batang pohon cabai merah saat ini tidak lebih dari 400 gram. Padahal, jika cuacanya baik rata-rata bisa mencapai 1 kilogram,” kata Andri, Selasa (2/10)
Selain serangan jamur, sebut Andri, air genangan hujan menjadi masalah terhadap tanaman cabai. Genangan air hujan mengakibatkan batang tanaman cabai cepat busuk. Dampak penyakit jamur patek juga dialami Riajona Ginting. Dia menyebutkan, tanaman tomat dan cabainya di lahan seluas 2.000 meter persegi terkena penyakit jamur patek, menyebabkan buah tanaman cepat busuk.
Dalam mengatasi penyakit jamur patek ini, petani di sentra pertanian kawasan Kecamatan Berastagi, Kabanjahe dan Merek, meningkatkan penyemprotan pestisida (fungisida) dan insektisida. Petani berharap pihak Dinas Pertanian Karo turun ke lapangan guna membantu para petani. (deo/han)