26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Debu Vulkanik ‘Serbu’ 11 Kecamatan di Karo

SUMUTPOS.CO-Sinabung meletus lagi. Letusan kemarin, Minggu (3/11), bisa dikatakan cukup besar. Selain ‘memaksa’ warga di empat desa untuk mengungsi, semburan debu vulkanik mencapai 7 kilometer ke udara. Debunya juga menyerbu ke 11 dari 17 kecamatan yang ada di Karo. Praktis hanya 6 kecamatan di Karo yang terbebas dari debu vulkanik Sinabung.

DEBU VULKANIK: Rumah-rumah warga di salah satu kecamatan yang ada di Karo diselimuti debu vulkanik dari Gunung Sinabung yang meletus, Minggu (3/11).//nanang/posmetro karo/smg/jpnn
DEBU VULKANIK: Rumah-rumah warga di salah satu kecamatan yang ada di Karo diselimuti debu vulkanik dari Gunung Sinabung yang meletus, Minggu (3/11).//nanang/posmetro karo/smg/jpnn

Kemarin pun status Gunung Sinabung kembali ditingkatkan menjadi Siaga (level III). Meningkatnya status ini menyusul
tingginya intensitas kegempaan dan erupsi yang dalam beberapa hari belakangan kerap terjadi. Perubahan ini juga memberikan rekomendasi pada warga di radius 3 km yang berada di tiga Kecamatan, yakni Desa Bekerah dan Simacem(Kecamatan Namanteran), Sukameriah (Kecamatan Payung), dan Mardinding (Kecamatan Tiganderket) untuk mengungsi lagi dari lokasi tinggal mereka.

Menurut Kasubdit Pengamatan Gunung Merapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan pihaknya menaikkan status Gunung Sinabung sejak pukul 03.00 WIB dini hari, Minggu (3/11) sebagaimana surat yang dikeluarkan bernomor 2606/45/BGL-2013. Lebih lanjut terang Hendra, setelah mempertimbangkan laporan 4 stasiun seismig yang berada di sekitar gunung, tidak ada alasan lain bagi pihaknya untuk tidak menaikkan status.

Selain itu, kenaikan status ini juga diputuskan setelah mereka memantau amplitudo tremor letusan serta lama tremor yang dari hari ke hari semakin bertambah besar. Kemudian Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung juga dalam kesimpulannya ini mempertimbangkan pengukuran deformasi dengan electronic distance measurement (EDM) pada periode 29 Oktober-1 November 2013 pada baseline SBN 1-SBN 2 dan SBN 1-SBN 3 yang mengindikasikan deformasi inflasi relatif tidak besar. Sedangkan pada baseline SBN 8- SBN 9 merupakan titik baru sehingga variasi baseline lebih diakibatkan stabilisasi titik ukur.

Dalam kesimpulannya PPGA Sinabung juga merujuk akan pengukuran fluks emisi gas SO2 (sulfur dioxide) dalam periode 29 Oktober-2 November 2013 menunjukkan kecenderungan yang menurun secara signifikan yang tentu mengindikasikan gejala penyumbatan fluks emisi gas. “Data dan analisis yang hadir itulah yang akhirnya membuat kita menaikkan status Gunung Api Sinabung mulai pukul 03.00 WIB dinihari , Minggu ( 3/11),” jelas Hendra.

7 Kali Erupsi

Meningkatnya status Sinabung juga didukung fakta cenderung meningkatnya tremor dan kegempaan di sana. Tercatat, sejak 29 Oktober hingga 3 November 2013 (sampai pukul 02.00 WIB) terjadi 103 kali gempa hembusan, 48 kali gempa low frekwensi, 11 kali gempa hybrid, 3 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 134 kali gempa vulkanik dalam (VA),  11 kali gempa tektonik lokal (TL), dan 16 kali gempa tektonik jauh (TJ).

Pada rentang yang sama, mulai 29 Oktober 2013,  PPGA Sinabung juga mendata melalui pemantauan visual erupsi. Secara detail hingga pukul 02.00 WIB, Minggu ( 3/11) atau satu jam sebelum dinaikkannya status Sinabung tercatat telah terjadi 9 kali erupsi dengan tinggi tembakan debu vulkanik dan asap antara 200–7.000 meter. Lama masa erupsi juga makin menguat antara 5-48 menit. “Dari data yang ada, sebaran debu vulkanik semakin menyebar, jika dulu kerap mengenai Kecamatan Namanteran, Merdeka, Berastagi, Simpangempat, Dolatrayat, dan Barusjahe kini makin meluas. Di waktu terakhir ini, debu sudah menyentuh Kecamatan Kabanjahe, Payung, Tiganderket, Kutabuluh, dan Tigabinanga,” ujar sumber di PPGA Sinabung.

Terakhir sebelum berita ini terkirim, sekitar pukul 16.12 WIB , Minggu ( 3/11) juga terjadi erupsi. Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, letusan terbaru ini dilaporkan oleh petugas TNI yang berada di Desa Bekerah berjarak 2 kilometer dari puncak kawah Sinabung.

Dilaporkan, sebanyak 1.293 jiwa warga sekitar Sinabung telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. “Pengungsi akan bertambah lagi karena saat ini warga di Desa Bekerah, Desa Simacem, dan Desa Sukameriah sedang bersiap-siap mengungsi ke Namanteran. Jumlah warga yang akan mengungsi masih dalam pendataan oleh petugas,” kata Sutopo, Minggu (3/11) petang.

Menurutnya, belum semua warga di 4 desa di radius 3 km mengungsi sesuai rekomendasi PVMBG. Warga masih banyak yang berada di rumahnya. Aparat TNI dan Polri saat ini berpatroli di Desa Bekerah.

Kondisi gunungapi Sinabung masih mengeluarkan asap hitam dari puncak kawah. Gunungapi Sinabung tertutup oleh awan bercampur dengan asap kehitaman dan gerimis. Aktivitas gunung masih menunjukkan peningkatan.

Dikatakan Sutopo, BNPB telah merekomendasikan agar Bupati Karo segera menggelar rapat koordinasi dengan semua unsur terkait, kemudian menetapkan status keadaan daruratnya. Selain itu Pemda Karo juga harus menetapkan pos komando dan komandan tanggap darurat
“Melaksanakan rekomendasi PVMBG dan berkoordinasi dengan BPBD Sumut karena Kabupaten Karo belum membentuk BPBD. Semua kendaraan penanggulangan bencana di BPBD Sumut dikerahkan ke Sinabung untuk melakukan penanganan darurat,” tambahnya.

Sebelumnya, sejak tanggal 29 September 2013, status Sinabung sudah diturunkan menjadi waspada (level II). Namun naiknya status ini tidak begitu menghambat mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat di Karo. Aktivitas sebagaimana biasa tetap berlangsung, di luar wilayah yang direkomendasikan untuk mengungsi. (nng/smg/fat/jpnn)

Saran BNPB kepada Bupati Karo

1.    Mengadakan rapat koordinasi dengan semua unsur terkait
2.    Menetapkan status keadaan darurat
3.    Menetapkan pos komando dan komandan tanggap darurat
4.    Melaksanakan rekomendasi PVMBG
5.    Koordinasi dengan BPBD Sumut karena Karo belum membentuk BPBD
6.    Semua kendaraan penanggulangan bencana di BPBD Sumut dikerahkan ke Sinabung untuk melakukan penanganan darurat.

Kawasan Wajib Dikosongkan (Radius 3 Km)

1.    Desa Bekerah Kecamatan Namanteran
2.    Desa Simacem Kecamatan Namanteran
3.    Desa Sukameriah Kesamatan Payung
4.    Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket

Kawasan Terimbas Debu Vulkanik
1.    Kecamatan Namanteran
2.    Kecamatan Merdeka
3.    Kecamatan Berastagi
4.    Kecamatan Simpangempat
5.    Kecamatan Dolatrayat
6.    Kecamatan Barusjahe
7.    Kecamatan Kabanjahe
8.    Kecamatan Payung
9.    Kecamatan Tiganderket
10.    Kecamatan Kutabuluh
11.    Kecamatan Tigabinanga

Gempa di Sinabung, 29 Oktober-3 November 2013

1.    Gempa hembusan     103 kali
2.    Gempa low frekwensi       48 kali
3.    Gempa hybrid       11 kali
4.    Gempa vulkanik dangkal         3 kali
5.    Gempa vulkanik dalam     134 kali
6.    Gempa tektonik lokal       11 kali
7.    Gempa tektonik jauh       16 kali

Total    326 kali

Sumber: Berbagai Sumber

SUMUTPOS.CO-Sinabung meletus lagi. Letusan kemarin, Minggu (3/11), bisa dikatakan cukup besar. Selain ‘memaksa’ warga di empat desa untuk mengungsi, semburan debu vulkanik mencapai 7 kilometer ke udara. Debunya juga menyerbu ke 11 dari 17 kecamatan yang ada di Karo. Praktis hanya 6 kecamatan di Karo yang terbebas dari debu vulkanik Sinabung.

DEBU VULKANIK: Rumah-rumah warga di salah satu kecamatan yang ada di Karo diselimuti debu vulkanik dari Gunung Sinabung yang meletus, Minggu (3/11).//nanang/posmetro karo/smg/jpnn
DEBU VULKANIK: Rumah-rumah warga di salah satu kecamatan yang ada di Karo diselimuti debu vulkanik dari Gunung Sinabung yang meletus, Minggu (3/11).//nanang/posmetro karo/smg/jpnn

Kemarin pun status Gunung Sinabung kembali ditingkatkan menjadi Siaga (level III). Meningkatnya status ini menyusul
tingginya intensitas kegempaan dan erupsi yang dalam beberapa hari belakangan kerap terjadi. Perubahan ini juga memberikan rekomendasi pada warga di radius 3 km yang berada di tiga Kecamatan, yakni Desa Bekerah dan Simacem(Kecamatan Namanteran), Sukameriah (Kecamatan Payung), dan Mardinding (Kecamatan Tiganderket) untuk mengungsi lagi dari lokasi tinggal mereka.

Menurut Kasubdit Pengamatan Gunung Merapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan pihaknya menaikkan status Gunung Sinabung sejak pukul 03.00 WIB dini hari, Minggu (3/11) sebagaimana surat yang dikeluarkan bernomor 2606/45/BGL-2013. Lebih lanjut terang Hendra, setelah mempertimbangkan laporan 4 stasiun seismig yang berada di sekitar gunung, tidak ada alasan lain bagi pihaknya untuk tidak menaikkan status.

Selain itu, kenaikan status ini juga diputuskan setelah mereka memantau amplitudo tremor letusan serta lama tremor yang dari hari ke hari semakin bertambah besar. Kemudian Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung juga dalam kesimpulannya ini mempertimbangkan pengukuran deformasi dengan electronic distance measurement (EDM) pada periode 29 Oktober-1 November 2013 pada baseline SBN 1-SBN 2 dan SBN 1-SBN 3 yang mengindikasikan deformasi inflasi relatif tidak besar. Sedangkan pada baseline SBN 8- SBN 9 merupakan titik baru sehingga variasi baseline lebih diakibatkan stabilisasi titik ukur.

Dalam kesimpulannya PPGA Sinabung juga merujuk akan pengukuran fluks emisi gas SO2 (sulfur dioxide) dalam periode 29 Oktober-2 November 2013 menunjukkan kecenderungan yang menurun secara signifikan yang tentu mengindikasikan gejala penyumbatan fluks emisi gas. “Data dan analisis yang hadir itulah yang akhirnya membuat kita menaikkan status Gunung Api Sinabung mulai pukul 03.00 WIB dinihari , Minggu ( 3/11),” jelas Hendra.

7 Kali Erupsi

Meningkatnya status Sinabung juga didukung fakta cenderung meningkatnya tremor dan kegempaan di sana. Tercatat, sejak 29 Oktober hingga 3 November 2013 (sampai pukul 02.00 WIB) terjadi 103 kali gempa hembusan, 48 kali gempa low frekwensi, 11 kali gempa hybrid, 3 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 134 kali gempa vulkanik dalam (VA),  11 kali gempa tektonik lokal (TL), dan 16 kali gempa tektonik jauh (TJ).

Pada rentang yang sama, mulai 29 Oktober 2013,  PPGA Sinabung juga mendata melalui pemantauan visual erupsi. Secara detail hingga pukul 02.00 WIB, Minggu ( 3/11) atau satu jam sebelum dinaikkannya status Sinabung tercatat telah terjadi 9 kali erupsi dengan tinggi tembakan debu vulkanik dan asap antara 200–7.000 meter. Lama masa erupsi juga makin menguat antara 5-48 menit. “Dari data yang ada, sebaran debu vulkanik semakin menyebar, jika dulu kerap mengenai Kecamatan Namanteran, Merdeka, Berastagi, Simpangempat, Dolatrayat, dan Barusjahe kini makin meluas. Di waktu terakhir ini, debu sudah menyentuh Kecamatan Kabanjahe, Payung, Tiganderket, Kutabuluh, dan Tigabinanga,” ujar sumber di PPGA Sinabung.

Terakhir sebelum berita ini terkirim, sekitar pukul 16.12 WIB , Minggu ( 3/11) juga terjadi erupsi. Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, letusan terbaru ini dilaporkan oleh petugas TNI yang berada di Desa Bekerah berjarak 2 kilometer dari puncak kawah Sinabung.

Dilaporkan, sebanyak 1.293 jiwa warga sekitar Sinabung telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. “Pengungsi akan bertambah lagi karena saat ini warga di Desa Bekerah, Desa Simacem, dan Desa Sukameriah sedang bersiap-siap mengungsi ke Namanteran. Jumlah warga yang akan mengungsi masih dalam pendataan oleh petugas,” kata Sutopo, Minggu (3/11) petang.

Menurutnya, belum semua warga di 4 desa di radius 3 km mengungsi sesuai rekomendasi PVMBG. Warga masih banyak yang berada di rumahnya. Aparat TNI dan Polri saat ini berpatroli di Desa Bekerah.

Kondisi gunungapi Sinabung masih mengeluarkan asap hitam dari puncak kawah. Gunungapi Sinabung tertutup oleh awan bercampur dengan asap kehitaman dan gerimis. Aktivitas gunung masih menunjukkan peningkatan.

Dikatakan Sutopo, BNPB telah merekomendasikan agar Bupati Karo segera menggelar rapat koordinasi dengan semua unsur terkait, kemudian menetapkan status keadaan daruratnya. Selain itu Pemda Karo juga harus menetapkan pos komando dan komandan tanggap darurat
“Melaksanakan rekomendasi PVMBG dan berkoordinasi dengan BPBD Sumut karena Kabupaten Karo belum membentuk BPBD. Semua kendaraan penanggulangan bencana di BPBD Sumut dikerahkan ke Sinabung untuk melakukan penanganan darurat,” tambahnya.

Sebelumnya, sejak tanggal 29 September 2013, status Sinabung sudah diturunkan menjadi waspada (level II). Namun naiknya status ini tidak begitu menghambat mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat di Karo. Aktivitas sebagaimana biasa tetap berlangsung, di luar wilayah yang direkomendasikan untuk mengungsi. (nng/smg/fat/jpnn)

Saran BNPB kepada Bupati Karo

1.    Mengadakan rapat koordinasi dengan semua unsur terkait
2.    Menetapkan status keadaan darurat
3.    Menetapkan pos komando dan komandan tanggap darurat
4.    Melaksanakan rekomendasi PVMBG
5.    Koordinasi dengan BPBD Sumut karena Karo belum membentuk BPBD
6.    Semua kendaraan penanggulangan bencana di BPBD Sumut dikerahkan ke Sinabung untuk melakukan penanganan darurat.

Kawasan Wajib Dikosongkan (Radius 3 Km)

1.    Desa Bekerah Kecamatan Namanteran
2.    Desa Simacem Kecamatan Namanteran
3.    Desa Sukameriah Kesamatan Payung
4.    Desa Mardinding Kecamatan Tiganderket

Kawasan Terimbas Debu Vulkanik
1.    Kecamatan Namanteran
2.    Kecamatan Merdeka
3.    Kecamatan Berastagi
4.    Kecamatan Simpangempat
5.    Kecamatan Dolatrayat
6.    Kecamatan Barusjahe
7.    Kecamatan Kabanjahe
8.    Kecamatan Payung
9.    Kecamatan Tiganderket
10.    Kecamatan Kutabuluh
11.    Kecamatan Tigabinanga

Gempa di Sinabung, 29 Oktober-3 November 2013

1.    Gempa hembusan     103 kali
2.    Gempa low frekwensi       48 kali
3.    Gempa hybrid       11 kali
4.    Gempa vulkanik dangkal         3 kali
5.    Gempa vulkanik dalam     134 kali
6.    Gempa tektonik lokal       11 kali
7.    Gempa tektonik jauh       16 kali

Total    326 kali

Sumber: Berbagai Sumber

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/