28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Selamat Jalan Marah Halim…

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Tangis duka keluarga saat pemakaman militer almarhum Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan Medan, Kamis (3/12). Gubernur Sumut ke 11 ini, meninggal dunia di usia 94 tahun.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Tangis duka keluarga saat pemakaman militer almarhum Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan Medan, Kamis (3/12). Gubernur Sumut ke 11 ini, meninggal dunia di usia 94 tahun.

Sumatera Utara kehilangan salah satu putra terbaiknya, Marah Halim Harahap. Mantan Gubsu periode 1967-1978 ini disemayamkan di kediamannya Jalan Sakti Lubis No. 10, Kelurahan Siti Rejo II, Medan Amplas, Kamis (3/12). Namanya melegenda lewat turnamen sepakbola kebanggaan masyarakat Sumut ‘Marah Halim Cup’.

—————————-
PRAN HS, Medan
—————————-
PURNAWIRAWAN TNI Angkatan Darat berpangkat Mayor Jenderal ini tutup usia pada 94 tahun, meninggalkan 10 anak, 24 cucu dan 24 cicit. Selain keluarga besarnya, rekan sejawat, kolega serta para jiran tetangga tampak mendatangi rumah tersebut, untuk melayat dan mendoakan kepergiannya.

Tampak pula Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Hasban Ritonga, mantan Gubsu Syamsul Arifin, Ketua Palang Merah Indonesia Cabang Medan Musarajech Shah, Ketua Umum PSMS Medan Muhyono, sejumlah pejabat dan mantan pejabat dilingkup Pemprovsu, serta awak media baik dari media cetak, elektronik dan online.

Muchsin Pohan, cucu pertama Alm Marah Halim menuturkan, kondisi sang kakek menurun dan dilarikan ke Rumah Sakit Permata Bunda Jalan Sisingamangaraja Medan, Rabu (2/12) pukul 23.00 WIB. Kondisinya terus menurun hingga jantung melemah dan dinyatakan meninggal dunia Kamis (3/12) pukul 06.00 WIB.

“Selama ini kakek sakit stroke, sudah sekitar 10 tahun tapi masih bisa jalan pakai tongkat atau dipapah. Strokenya juga sudah dioperasi 6 kali,” ujar Muchsin.

Diakuinya, kondisi kesehatan sang kakek juga karena faktor usia yang mengharuskan almarhum rutin menjalani perawatan ke rumah sakit. “Faktor usia juga, kakek sudah tua, ditambah juga dengan keluar-masuk rumah sakit. Jadi, kadang drop (kondisi kesehatan) dan dirawat di rumah sakit,” katanya.

Menurut Muchsin, keluarga juga tak punya firasat apapun sebelum kepergian sang kakek. Namun ia berharap, meninggalnya Marah Halim menjadi cambuk para pemangku kepentingan untuk kembali menggelorakan Marah Halim Cup. “Kami berharap turnamen Marah Halim Cup kembali digelar. Inilah yang ditinggalkan almarhum selama ini,” kata dia.

Ketua Umum PSMS Medan Mahyono, yang ditemui di rumah duka mengatakan, meninggalnya Marah Halim menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Sumut dan pencinta sepakbola.

“Kita sangat berduka kehilangan tokoh pemimpin yang selama ini peduli dengan sepakbola,” ungkapnya.

Dia menegaskan, Marah Halim Cup yang menjadi barometer sepakbola Sumut dan nasional, sepatutnya kembali digelar. Sebab ajang inilah yang melekat bagi PSMS yang telah merasakan dua kali kemenangan pada turnamen tersebut.

“Kita dukung Marah Halim kembali digelar, karena itu sudah masuk dalam kalender tetap FIFA. Marah Halim tidak bisa lepas dari PSMS, kita akan beri dukungan untuk kembali menggelar Marah Halim Cup,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Ketua PMI Kota Medan Musa Rajeckshah mengaku, sepantasnya Marah Halim menjadi panutan bagi pemimpin bangsa ini. Menurutnya kepergian Marah Halim menjadi kedukaan bagi Sumut.

“Sumut berduka cita dengan berpulang ke rahmatullah Pak Marah Halim. Kepemimpinan beliau betul-betul berbuat untuk masyarakat Sumatera Utara,” kata pria yang akrab disapa Ijeck itu.

Ijeck menilai sosok Marah Halim selama memimpin Sumut benar-benar berbuat dengan bentuk nyata, tanpa adanya kepentingan pribadi maupun golongan. Dia mengaku mengenal Marah Halim dari sang ayah, H Anif.

“Zaman sekarang jarang pemimpin seperti beliau. Saya tahu almarhum dari orangtua saya, Pak Marah Halim ini kalau berbuat sesuatu benar-benar serius untuk masyarakat Sumut, tidak ada untuk kepentingan pribadi. Mudah-mudahan ke depan, Sumut bisa mendapatkan pemimpin seperti beliau,” tukasnya.

Kemarin, selepas diberangkatkan dari rumah duka, jenazah Marah Halim dibawa ke Mesjid Salman, tak jauh dari lokasi untuk disalatkan sekitar pukul 16.00 WIB. Turut hadir dalam pelepasan jenazah Plt Gubsu Tengku Erry Nuradi, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, dan mantan Gubsu Syamsul Arifin. Pangdam bertindak sebagai inspektur upacara persemayaman jenazah di halaman mesjid Salman.

Jenazah kemudian dibawa prajurit ke Taman Makam Pahlawan di Jalan Sisingamangaraja Medan untuk dimakamkan melalui upacara militer.

Dalam sambutannya, Plt Gubsu mengatakan, kalau Marah Halim Harahap telah menorehkan sejarah kebanggaan bagi Sumut. Menurutnya generasi penerus perlu melanjutkan cita-cita Almarhum membangun Sumut.

“Sejarah yang telah ditorehkan almarhum, bagi kita yang masih diberi umur panjang adalah catatan sendiri untuk dapat melanjutkan cita cita almarhum, membangun Sumut yang kita banggakan,” kata Erry.

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Tangis duka keluarga saat pemakaman militer almarhum Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan Medan, Kamis (3/12). Gubernur Sumut ke 11 ini, meninggal dunia di usia 94 tahun.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Tangis duka keluarga saat pemakaman militer almarhum Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan Medan, Kamis (3/12). Gubernur Sumut ke 11 ini, meninggal dunia di usia 94 tahun.

Sumatera Utara kehilangan salah satu putra terbaiknya, Marah Halim Harahap. Mantan Gubsu periode 1967-1978 ini disemayamkan di kediamannya Jalan Sakti Lubis No. 10, Kelurahan Siti Rejo II, Medan Amplas, Kamis (3/12). Namanya melegenda lewat turnamen sepakbola kebanggaan masyarakat Sumut ‘Marah Halim Cup’.

—————————-
PRAN HS, Medan
—————————-
PURNAWIRAWAN TNI Angkatan Darat berpangkat Mayor Jenderal ini tutup usia pada 94 tahun, meninggalkan 10 anak, 24 cucu dan 24 cicit. Selain keluarga besarnya, rekan sejawat, kolega serta para jiran tetangga tampak mendatangi rumah tersebut, untuk melayat dan mendoakan kepergiannya.

Tampak pula Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Hasban Ritonga, mantan Gubsu Syamsul Arifin, Ketua Palang Merah Indonesia Cabang Medan Musarajech Shah, Ketua Umum PSMS Medan Muhyono, sejumlah pejabat dan mantan pejabat dilingkup Pemprovsu, serta awak media baik dari media cetak, elektronik dan online.

Muchsin Pohan, cucu pertama Alm Marah Halim menuturkan, kondisi sang kakek menurun dan dilarikan ke Rumah Sakit Permata Bunda Jalan Sisingamangaraja Medan, Rabu (2/12) pukul 23.00 WIB. Kondisinya terus menurun hingga jantung melemah dan dinyatakan meninggal dunia Kamis (3/12) pukul 06.00 WIB.

“Selama ini kakek sakit stroke, sudah sekitar 10 tahun tapi masih bisa jalan pakai tongkat atau dipapah. Strokenya juga sudah dioperasi 6 kali,” ujar Muchsin.

Diakuinya, kondisi kesehatan sang kakek juga karena faktor usia yang mengharuskan almarhum rutin menjalani perawatan ke rumah sakit. “Faktor usia juga, kakek sudah tua, ditambah juga dengan keluar-masuk rumah sakit. Jadi, kadang drop (kondisi kesehatan) dan dirawat di rumah sakit,” katanya.

Menurut Muchsin, keluarga juga tak punya firasat apapun sebelum kepergian sang kakek. Namun ia berharap, meninggalnya Marah Halim menjadi cambuk para pemangku kepentingan untuk kembali menggelorakan Marah Halim Cup. “Kami berharap turnamen Marah Halim Cup kembali digelar. Inilah yang ditinggalkan almarhum selama ini,” kata dia.

Ketua Umum PSMS Medan Mahyono, yang ditemui di rumah duka mengatakan, meninggalnya Marah Halim menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Sumut dan pencinta sepakbola.

“Kita sangat berduka kehilangan tokoh pemimpin yang selama ini peduli dengan sepakbola,” ungkapnya.

Dia menegaskan, Marah Halim Cup yang menjadi barometer sepakbola Sumut dan nasional, sepatutnya kembali digelar. Sebab ajang inilah yang melekat bagi PSMS yang telah merasakan dua kali kemenangan pada turnamen tersebut.

“Kita dukung Marah Halim kembali digelar, karena itu sudah masuk dalam kalender tetap FIFA. Marah Halim tidak bisa lepas dari PSMS, kita akan beri dukungan untuk kembali menggelar Marah Halim Cup,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Ketua PMI Kota Medan Musa Rajeckshah mengaku, sepantasnya Marah Halim menjadi panutan bagi pemimpin bangsa ini. Menurutnya kepergian Marah Halim menjadi kedukaan bagi Sumut.

“Sumut berduka cita dengan berpulang ke rahmatullah Pak Marah Halim. Kepemimpinan beliau betul-betul berbuat untuk masyarakat Sumatera Utara,” kata pria yang akrab disapa Ijeck itu.

Ijeck menilai sosok Marah Halim selama memimpin Sumut benar-benar berbuat dengan bentuk nyata, tanpa adanya kepentingan pribadi maupun golongan. Dia mengaku mengenal Marah Halim dari sang ayah, H Anif.

“Zaman sekarang jarang pemimpin seperti beliau. Saya tahu almarhum dari orangtua saya, Pak Marah Halim ini kalau berbuat sesuatu benar-benar serius untuk masyarakat Sumut, tidak ada untuk kepentingan pribadi. Mudah-mudahan ke depan, Sumut bisa mendapatkan pemimpin seperti beliau,” tukasnya.

Kemarin, selepas diberangkatkan dari rumah duka, jenazah Marah Halim dibawa ke Mesjid Salman, tak jauh dari lokasi untuk disalatkan sekitar pukul 16.00 WIB. Turut hadir dalam pelepasan jenazah Plt Gubsu Tengku Erry Nuradi, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, dan mantan Gubsu Syamsul Arifin. Pangdam bertindak sebagai inspektur upacara persemayaman jenazah di halaman mesjid Salman.

Jenazah kemudian dibawa prajurit ke Taman Makam Pahlawan di Jalan Sisingamangaraja Medan untuk dimakamkan melalui upacara militer.

Dalam sambutannya, Plt Gubsu mengatakan, kalau Marah Halim Harahap telah menorehkan sejarah kebanggaan bagi Sumut. Menurutnya generasi penerus perlu melanjutkan cita-cita Almarhum membangun Sumut.

“Sejarah yang telah ditorehkan almarhum, bagi kita yang masih diberi umur panjang adalah catatan sendiri untuk dapat melanjutkan cita cita almarhum, membangun Sumut yang kita banggakan,” kata Erry.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/