Data sementara, dari 7 Kecamatan yang mengalami banjir akibat luapan sungai adalah, Kecamatan Tebingtinggi sebanyak 984 KK, Sipispis sebanyak 70 KK, Bandar Khalipah sebanyak 690 KK, Sei Rampah sebanyak 350 KK, Tebing Syahbandar sebanyak 35 KK, Dolok Masihul sebanyak 339 KK,Bintang bayu 25 KK.
“Ini diakibatkan tingginya intensitas curah hujan yang mengakibatkan sungai meluap dan merendam rumah warga. Kemudian ada sejumlah kecamatan belum melaporkan rumah warga yang terendam banjir dan kita masih dilapangan untuk memantau dan membantu warga yang terkena banjir ini,”Jelas Suharto.
Sementara, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir saat dikonfirmasi mengenai bencana alam yang melanda Sumut, sejak Jumat (1/12) hingga Minggu (3/12) kemarin, enggan berkomentar banyak. Saat ditanya data berapa daerah yang terkena dampak banjir maupun longsor di Sumatera Utara, Riadil menyebut, datanya ada di kantornya. “Besok ya Pak, datanya ada di kantor,” kata Riadil.
Termasuk ketika disinggung soal ketidakhadirannya pada saat tinjauan Gubernur ke Tebingtinggi melihat kondisi banjir, Riadil menyampaikan pesan sedikit bertanya seolah tidak mengerti. “Bapak mau cari saya atau cari berita? Kok repot sih?,” sebut Riadil dalam pesannya kepada wartawan yang ingin mewawancarainya.
Begitu juga saat seorang Kabid, bawahan Riadil ditanya soal data bencana yang terjadi sepekan terakhir, yang bersangkutan menjawab dengan menyebutkan beberapa daerah sertifikat Langkat, Medan, Tebing Tinggi, Sergai, Simalungun, Batubara, Asahan, Tanjung Balai, Labura, Tapsel dan Madina. Namun untuk data berapa jumlah korban dan sebagainya, dirinya menyebut hal yang sama dengan atasannya. “Ada di kantor,” sebutnya singkat. (ian/sur/adz)