30 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Siaga Banjir Rob Berulang 29 Januari-2 Februari

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Syahnan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan, fenomena Supermoon diprediksi akan terjadi lagi pada 30 dan 31 Januari mendatang. Tanggal tersebut merupakan penutupan fenomena alam itu.

“Dampak fenomena Supermoon yang terjadi pada awal tahun dan di akhir Januari 2018, masyarakat di sekitar pesisir pantai diimbau tetap waspada dan siaga terhadap peningkatan Pasang Air Laut Maksimum, yang mengakibatkan terjadinya banjir rob (genangan air laut di daratan). Banjir rob diprediksi terjadi antara pada 1-4 Januari 2018 dan diulang 29 Januari-2 Februari 2018,” ungkap Syahnan.

Fenomena Supermoon, jelasnya, merupakan fenomena astronomi yang biasa terjadi ,dengan selisih waktu terdekat antara bulan dalam fase purnama. Bulan berada di perigee ini disebut sebagai Purnama Perigee atau lebih dikenal sebagai Supermoon.

“Pada saat supermoon ini, bulan akan tampak lebih besar 14 persen dan lebih terang sekitar 30 persen dari ukuran saat purnama biasa/apogee (bulan di dekat titik terjauhnya dari bumi). Selain itu, purnama perigee kali ini menjadi supermoon pembuka pada tiga rangkaian supermoon yang berdekatan. Fenomena supermoon kali ini biasa disebut dengan fenomena trilogi supermoon (tiga kali terjadi),” paparnya.

Dalam trilogi supermoon ini, fenomena alam pertama terjadi pada 3 Desember 2017 lalu. Kedua, 2 Januari 2018, dan ditutup pada 30 hingga 31 Januari 2018 nanti.

Pada 30 Januari 2018, pukul 16:56 WIB, bulan berada di perigee sejarak 358.993 km. Pada 29,5 jam berikutnya, yaitu pada 31 Januari 2018 pukul 20:26 WIB, Bulan pun berada dalam puncak fase purnamanya.

“Kejadian purnama perigee penutup dari tiga rangkaian supermoon ini adalah yang banyak ditunggu. Kkarena pada saat itu terjadi pula peristiwa Gerhana Bulan Total, yang dapat diamati dari seluruh Indonesia dari awal malam hingga tengah malam. Peristiwa totalitasnya akan terjadi selama satu jam 16 menit, yang menyebabkan bulan akan berwarna merah,” tuturnya.

Beberapa wilayah di Sumut yang terkena dampak dari fenomena alam ini di antaranya Belawan, Kuala Tanjung, Pangkalan Susu, Sibolga, dan Nias.

“Untuk wilayah tersebut, kami mengimbau agar masyarakat di sekitar pesisir tetap waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari air laut pasang maksimum,” ucap Syahnan.

Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG. “Kita sudah menerima laporan dari Belawan bahwa dampak dari supermoon tersebut sudah mulai terjadi sekitar 30 cm. Umumnya fenomena supermoon itu terjadi mulai dari malam hingga pagi hari,” imbuhnya.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Syahnan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan, fenomena Supermoon diprediksi akan terjadi lagi pada 30 dan 31 Januari mendatang. Tanggal tersebut merupakan penutupan fenomena alam itu.

“Dampak fenomena Supermoon yang terjadi pada awal tahun dan di akhir Januari 2018, masyarakat di sekitar pesisir pantai diimbau tetap waspada dan siaga terhadap peningkatan Pasang Air Laut Maksimum, yang mengakibatkan terjadinya banjir rob (genangan air laut di daratan). Banjir rob diprediksi terjadi antara pada 1-4 Januari 2018 dan diulang 29 Januari-2 Februari 2018,” ungkap Syahnan.

Fenomena Supermoon, jelasnya, merupakan fenomena astronomi yang biasa terjadi ,dengan selisih waktu terdekat antara bulan dalam fase purnama. Bulan berada di perigee ini disebut sebagai Purnama Perigee atau lebih dikenal sebagai Supermoon.

“Pada saat supermoon ini, bulan akan tampak lebih besar 14 persen dan lebih terang sekitar 30 persen dari ukuran saat purnama biasa/apogee (bulan di dekat titik terjauhnya dari bumi). Selain itu, purnama perigee kali ini menjadi supermoon pembuka pada tiga rangkaian supermoon yang berdekatan. Fenomena supermoon kali ini biasa disebut dengan fenomena trilogi supermoon (tiga kali terjadi),” paparnya.

Dalam trilogi supermoon ini, fenomena alam pertama terjadi pada 3 Desember 2017 lalu. Kedua, 2 Januari 2018, dan ditutup pada 30 hingga 31 Januari 2018 nanti.

Pada 30 Januari 2018, pukul 16:56 WIB, bulan berada di perigee sejarak 358.993 km. Pada 29,5 jam berikutnya, yaitu pada 31 Januari 2018 pukul 20:26 WIB, Bulan pun berada dalam puncak fase purnamanya.

“Kejadian purnama perigee penutup dari tiga rangkaian supermoon ini adalah yang banyak ditunggu. Kkarena pada saat itu terjadi pula peristiwa Gerhana Bulan Total, yang dapat diamati dari seluruh Indonesia dari awal malam hingga tengah malam. Peristiwa totalitasnya akan terjadi selama satu jam 16 menit, yang menyebabkan bulan akan berwarna merah,” tuturnya.

Beberapa wilayah di Sumut yang terkena dampak dari fenomena alam ini di antaranya Belawan, Kuala Tanjung, Pangkalan Susu, Sibolga, dan Nias.

“Untuk wilayah tersebut, kami mengimbau agar masyarakat di sekitar pesisir tetap waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari air laut pasang maksimum,” ucap Syahnan.

Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG. “Kita sudah menerima laporan dari Belawan bahwa dampak dari supermoon tersebut sudah mulai terjadi sekitar 30 cm. Umumnya fenomena supermoon itu terjadi mulai dari malam hingga pagi hari,” imbuhnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/