30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Mobil Dirusak, Sepeda Motor Dibakar, Rumah Dipanah

Puluhan Oknum Berpistol Mengamuk di Binjai

BINJAI- Sekitar 50-an pria bersenjata pistol, kelewang dan panah beracun mengamuk di Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Jumat (4/5) pukul 11.30 WIB.

Para pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut menunggangi mobil Daihatsu Taft dan beberapa sepeda motor. Mereka menghancurkan satu unit mobil, membakar dua unit sepeda motor dan menghancurkan rumah warga. Sejumlah anak panah beracun pun menancap di dinding rumah warga. Suasana kampung mendadakn mencekam. Warga kampung memilih bersembunyi daripada konyol, menjadi korban. Kendati demikian, tetap saja serangan membabibuta itu makan korban. Seorang pemuda bernama Napulisa yang tengah duduk dipopor dengan gagang pistol. “Aku nggak tahu apa-apa. Tiba-tiba mereka memukuliku dengan gagang pistol,” ucapnya.

Napulisa menegaskan, gerombolan pria itu datang membawa senjata. “Mereka bersenjata lengkap, mulai dari kelewang, panah beracun dan senja api,” sebutnya.

“Melihat mereka marah dan menghancurkan kampung ini, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Selain jumlah mereka banyak, juga dilengkapi senjata tajam dan senjata api,” tambah Juliani Boru Sembiring, warga setempat.

Aparat keamanan dari Mapolsek Sei Bingai yang menerima kabar penyerangan, langsung turun ke lokasi dengan mobil patroli. Sayangnya, setelah melakukan penyisiran selama 1 jam, polisi tidak berhasil menemukan tersangka yang meggunakan mobil Daihatsu Taft dan sepeda motor tersebut. Malahan, mobil petugas diserang secara sembunyi-sembunyi hingga kaca depan mobil rusak.

Mendapat perlawanan, aparat Polsek Sei Bingei meminta bantaun ke Polres Binjai. Beberapa menit kemudian, Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon dan puluhan anggotanya dibantu anggota Sat Brimob, datang ke lokasi kejadian.

Petugas akhirnya berhasil mengamankan tiga unit sepeda motor diduga milik para pelaku penyerangan serta empat pemuda warga Desa Namu Ukur.
Kehadiran petugas kepolisian mampu mengendurkan suasana yang sempat menegangkan. Setelah kondisi di Dusun Tanjung Bingai, berangsur kondusif, Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, berniat meninggalkan lokasi sekitar pukul 14.30 WIB.

Saat orang nomor satu di jajaran Polres Binjai ini tengah menyeusuri jalan utama keluar Desa Namu Ukur, mereka dihadang warga kampung yang terdiri dari ibu-ibu.

Kaum ibu tersebut menghentikan mobil Toyota Avanza BK 1282 LA yang membawa empat pemuda kampung yang diamankan. Kapolres dan rombongan pun dipaksa menghentikan laju mobilnnya.

Jumlah warga bertambah. Mereka mengelilingi mobil Avanza dan mencoba mengeluarkan empat pemuda tersebut. Polisi tak bisa berbuat apa-apa. Empat pemuda kampung itu kemudian dibawa warga.

Ratusan tidak mengizinkan rombongan Kapolres melintas sebelum memastikan tidak ada warga mereka yang dibawa ke Mapolresta Binjai.
“Permasalahan ini sudah berlarut-larut, kami tidak percaya lagi sama polisi. Saat (pemuda desa ditangkap), katannya hanya dijadiakan saksi, tapi setelah dibawa malah ditahan,” teriak warga marah, menghalangi rombongan polisi.

Akhirnya, Kapolres dan rombongan turun dari mobil dan meminta bantuan anggota Satuan Brimob dan Sabara untuk mengawal mereka. Keempat pemuda yang sempat dibawa warga kembali diamankan.

Warga kampung makin marah. “Bagaimana kami percaya? Pertikaian ini bukannya baru sekali ini saja terjadi. Tapi apa kerja polisi, sampai sekarang kampung kami tetap ribut tanpa ada penyelesaiannya,” keluh warga.

Pukul 17.00 WIB, satu unit mobil Brimob dan satu unit mobil Sabara yang terdiri dari 40 orang bersenjata lengkap tiba di lokasi dan mengamankan dua warga untuk dijadikan saksi. Warga tak tinggal diam dan menghalang-halangi polisi sambil berteriak-teriak. Kedua warga tersebut kembali dilepas polisi. Namun, petugas menyisir rumah warga untuk mencari keberadaan 4 orang warga yang tadinya sempat diamankan. Tapi penyisiran gagal, tak berhasil mengamankan keempat warga yang dicari.

Malah, petugas berhasil menangkap seorang warga bernama Bergen Sembiring, warga Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, karena kedapatan membawa senjata api jenis air soft gun.

Puluhan polisi dengan sigap menaikkannya ke mobil. Rombongan Kapolres yang dikawal Brimob dan Sabara, meninggalkan lokasi. Hingga menjelang malam, suasana di lokasi penyerangan masih mencekam. Puluhan petugas disiagakan dan warga setempat masih berjaga-jaga, mengantisipasi serangan lanjutan dari sekelompok pemuda yang tak dikenal tersebut.

Informasi dihimpun di lokasi kejadian, penyerangan yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal ini merupakan buntut dari penganiayaan yang menimpa Abdulah Sani (47) dan Natangsyah Ginting (52). Keduanya warga Desa Tanjung Bingai, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat itu disiram soda api, beberapa waktu lalu. Diduga, pelakunya berinisial K dan belum ditangkap petugas Polres Binjai.

Diduga, kelompok penyerang melihat K berkeliaran di lokasi tersebut, sehingga menyulut emosi mereka. Kelompok tersebut lantas menyisir seluruh kampung untuk menemukan K.

Mereka melakukan penyisiran dari rumah ke rumah warga, tapi tidak menemukannya. Diduga kesal dengan warga yang dianggap menyembunyikan K, kelompok pemuda ini lantas menghancurkan rumah yang diduga menjadi tempat persembuyian K.
Tidak berhenti sampai disitu, mereka terus memburunya hinga meluluhlantakan kampung tersebut. Puluhan anak panah juga mereka arahkan ke rumah-rumah warga untuk memancing K keluar dari persembunyiannya. (ndi)

Puluhan Oknum Berpistol Mengamuk di Binjai

BINJAI- Sekitar 50-an pria bersenjata pistol, kelewang dan panah beracun mengamuk di Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Jumat (4/5) pukul 11.30 WIB.

Para pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut menunggangi mobil Daihatsu Taft dan beberapa sepeda motor. Mereka menghancurkan satu unit mobil, membakar dua unit sepeda motor dan menghancurkan rumah warga. Sejumlah anak panah beracun pun menancap di dinding rumah warga. Suasana kampung mendadakn mencekam. Warga kampung memilih bersembunyi daripada konyol, menjadi korban. Kendati demikian, tetap saja serangan membabibuta itu makan korban. Seorang pemuda bernama Napulisa yang tengah duduk dipopor dengan gagang pistol. “Aku nggak tahu apa-apa. Tiba-tiba mereka memukuliku dengan gagang pistol,” ucapnya.

Napulisa menegaskan, gerombolan pria itu datang membawa senjata. “Mereka bersenjata lengkap, mulai dari kelewang, panah beracun dan senja api,” sebutnya.

“Melihat mereka marah dan menghancurkan kampung ini, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Selain jumlah mereka banyak, juga dilengkapi senjata tajam dan senjata api,” tambah Juliani Boru Sembiring, warga setempat.

Aparat keamanan dari Mapolsek Sei Bingai yang menerima kabar penyerangan, langsung turun ke lokasi dengan mobil patroli. Sayangnya, setelah melakukan penyisiran selama 1 jam, polisi tidak berhasil menemukan tersangka yang meggunakan mobil Daihatsu Taft dan sepeda motor tersebut. Malahan, mobil petugas diserang secara sembunyi-sembunyi hingga kaca depan mobil rusak.

Mendapat perlawanan, aparat Polsek Sei Bingei meminta bantaun ke Polres Binjai. Beberapa menit kemudian, Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon dan puluhan anggotanya dibantu anggota Sat Brimob, datang ke lokasi kejadian.

Petugas akhirnya berhasil mengamankan tiga unit sepeda motor diduga milik para pelaku penyerangan serta empat pemuda warga Desa Namu Ukur.
Kehadiran petugas kepolisian mampu mengendurkan suasana yang sempat menegangkan. Setelah kondisi di Dusun Tanjung Bingai, berangsur kondusif, Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, berniat meninggalkan lokasi sekitar pukul 14.30 WIB.

Saat orang nomor satu di jajaran Polres Binjai ini tengah menyeusuri jalan utama keluar Desa Namu Ukur, mereka dihadang warga kampung yang terdiri dari ibu-ibu.

Kaum ibu tersebut menghentikan mobil Toyota Avanza BK 1282 LA yang membawa empat pemuda kampung yang diamankan. Kapolres dan rombongan pun dipaksa menghentikan laju mobilnnya.

Jumlah warga bertambah. Mereka mengelilingi mobil Avanza dan mencoba mengeluarkan empat pemuda tersebut. Polisi tak bisa berbuat apa-apa. Empat pemuda kampung itu kemudian dibawa warga.

Ratusan tidak mengizinkan rombongan Kapolres melintas sebelum memastikan tidak ada warga mereka yang dibawa ke Mapolresta Binjai.
“Permasalahan ini sudah berlarut-larut, kami tidak percaya lagi sama polisi. Saat (pemuda desa ditangkap), katannya hanya dijadiakan saksi, tapi setelah dibawa malah ditahan,” teriak warga marah, menghalangi rombongan polisi.

Akhirnya, Kapolres dan rombongan turun dari mobil dan meminta bantuan anggota Satuan Brimob dan Sabara untuk mengawal mereka. Keempat pemuda yang sempat dibawa warga kembali diamankan.

Warga kampung makin marah. “Bagaimana kami percaya? Pertikaian ini bukannya baru sekali ini saja terjadi. Tapi apa kerja polisi, sampai sekarang kampung kami tetap ribut tanpa ada penyelesaiannya,” keluh warga.

Pukul 17.00 WIB, satu unit mobil Brimob dan satu unit mobil Sabara yang terdiri dari 40 orang bersenjata lengkap tiba di lokasi dan mengamankan dua warga untuk dijadikan saksi. Warga tak tinggal diam dan menghalang-halangi polisi sambil berteriak-teriak. Kedua warga tersebut kembali dilepas polisi. Namun, petugas menyisir rumah warga untuk mencari keberadaan 4 orang warga yang tadinya sempat diamankan. Tapi penyisiran gagal, tak berhasil mengamankan keempat warga yang dicari.

Malah, petugas berhasil menangkap seorang warga bernama Bergen Sembiring, warga Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, karena kedapatan membawa senjata api jenis air soft gun.

Puluhan polisi dengan sigap menaikkannya ke mobil. Rombongan Kapolres yang dikawal Brimob dan Sabara, meninggalkan lokasi. Hingga menjelang malam, suasana di lokasi penyerangan masih mencekam. Puluhan petugas disiagakan dan warga setempat masih berjaga-jaga, mengantisipasi serangan lanjutan dari sekelompok pemuda yang tak dikenal tersebut.

Informasi dihimpun di lokasi kejadian, penyerangan yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal ini merupakan buntut dari penganiayaan yang menimpa Abdulah Sani (47) dan Natangsyah Ginting (52). Keduanya warga Desa Tanjung Bingai, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat itu disiram soda api, beberapa waktu lalu. Diduga, pelakunya berinisial K dan belum ditangkap petugas Polres Binjai.

Diduga, kelompok penyerang melihat K berkeliaran di lokasi tersebut, sehingga menyulut emosi mereka. Kelompok tersebut lantas menyisir seluruh kampung untuk menemukan K.

Mereka melakukan penyisiran dari rumah ke rumah warga, tapi tidak menemukannya. Diduga kesal dengan warga yang dianggap menyembunyikan K, kelompok pemuda ini lantas menghancurkan rumah yang diduga menjadi tempat persembuyian K.
Tidak berhenti sampai disitu, mereka terus memburunya hinga meluluhlantakan kampung tersebut. Puluhan anak panah juga mereka arahkan ke rumah-rumah warga untuk memancing K keluar dari persembunyiannya. (ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/