25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Belasan Ekor Ayam Mati Mendadak di Siantar

SIANTAR-Tindak lanjut laporan warga terkait matinya belasan ekor ternak ayam secara mendadak, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Siantar melakukan penyemprotan kandang unggas radius 1 kilometer (Km) di Jalan Batu Permata Raya, Kelurahan Bahkapul, Siantar Sitalasari, Kamis (4/7). Penyemprotan dengan cairan disinfektan terhadap kandang unggas dimaksudkan untuk pencegahan penyebaran penyakit yang dapat mematikan manusia.

Amatan Metro Siantar, penyemprotan dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB diawali dari rumah Kobul Tambunan (65) yang ternak unggasnya pertama kali ditemukan mendadak sekitar 4 hari lalu. Malah sebelum dimulai penyemprotan, dua ekor ayam Kobul kembali ditemukan mati dalam kandang. Sehingga dalam tiga hari, sebanyak 15 ekor miliknya mati hingga merugi mencapai Rp650 ribu.
Sedangkan ayam milik Dasrin Parapat (45), tetangga Kobul juga mengalami nasib serupa. Hingga memasuki hari ketiga, sebayak 10 ekor ayam ternaknya mati dan merugi Rp400 ribu. Malah kedua warga ini sempat menjual beberapa ekor ayam yang belum mati untuk menghindari kerugian lebih besar lagi.

Padahal oleh petugas Distanak, penjualan ayam tersebut belum bisa dipastikan bersih dari virus mirip susfec flu burung.

“Kalau bisa ayam dari kandang ayam milik warga yang sebelumnya sudah terjangkit virus ini sebaiknya jangan dijual, karena kita juga belum tau apakah ayam yang masih sehat itu sudah terjangkit apa belum,” kata Oloan Marpaung, petugas Distanak Siantar.

Diterangkan, pihaknya juga belum mengetahui apakah penyakit yang menyerang unggas milik warga itu benar-benar virus flu burung (H5N1) atau penyakit lainnya. Namun penyemprotan dilakukan karena ciri-ciri kematian puluhan ayam itu mirip dengan visrus flu burung. Sementara ini masih mengambil sampel bangkai ayam untuk dikirim dan diteliti di Laboratorium Dinas Peternakan Sumatera Utara. Sementara, pihaknya menyimpulkan kematian unggas secara mendadak itu tidak lain karena pergantian cuaca. “Sebelumnya juga, kasus yang sama terjadi di Kelurahan Aeknauli, Siantar Selatan dan hasil uji lab tidak terkandung virus flu burung melainkan sesuatu penyakit akibat pergantian cuaca,” kata Oloan.(dho/smg)

SIANTAR-Tindak lanjut laporan warga terkait matinya belasan ekor ternak ayam secara mendadak, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Siantar melakukan penyemprotan kandang unggas radius 1 kilometer (Km) di Jalan Batu Permata Raya, Kelurahan Bahkapul, Siantar Sitalasari, Kamis (4/7). Penyemprotan dengan cairan disinfektan terhadap kandang unggas dimaksudkan untuk pencegahan penyebaran penyakit yang dapat mematikan manusia.

Amatan Metro Siantar, penyemprotan dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB diawali dari rumah Kobul Tambunan (65) yang ternak unggasnya pertama kali ditemukan mendadak sekitar 4 hari lalu. Malah sebelum dimulai penyemprotan, dua ekor ayam Kobul kembali ditemukan mati dalam kandang. Sehingga dalam tiga hari, sebanyak 15 ekor miliknya mati hingga merugi mencapai Rp650 ribu.
Sedangkan ayam milik Dasrin Parapat (45), tetangga Kobul juga mengalami nasib serupa. Hingga memasuki hari ketiga, sebayak 10 ekor ayam ternaknya mati dan merugi Rp400 ribu. Malah kedua warga ini sempat menjual beberapa ekor ayam yang belum mati untuk menghindari kerugian lebih besar lagi.

Padahal oleh petugas Distanak, penjualan ayam tersebut belum bisa dipastikan bersih dari virus mirip susfec flu burung.

“Kalau bisa ayam dari kandang ayam milik warga yang sebelumnya sudah terjangkit virus ini sebaiknya jangan dijual, karena kita juga belum tau apakah ayam yang masih sehat itu sudah terjangkit apa belum,” kata Oloan Marpaung, petugas Distanak Siantar.

Diterangkan, pihaknya juga belum mengetahui apakah penyakit yang menyerang unggas milik warga itu benar-benar virus flu burung (H5N1) atau penyakit lainnya. Namun penyemprotan dilakukan karena ciri-ciri kematian puluhan ayam itu mirip dengan visrus flu burung. Sementara ini masih mengambil sampel bangkai ayam untuk dikirim dan diteliti di Laboratorium Dinas Peternakan Sumatera Utara. Sementara, pihaknya menyimpulkan kematian unggas secara mendadak itu tidak lain karena pergantian cuaca. “Sebelumnya juga, kasus yang sama terjadi di Kelurahan Aeknauli, Siantar Selatan dan hasil uji lab tidak terkandung virus flu burung melainkan sesuatu penyakit akibat pergantian cuaca,” kata Oloan.(dho/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/