DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten Dairi mempersembahakan cerita Siberru Leto pada malam Pesta Budaya Njuah-njuah di Stadion Utama Sidikalang, Kamis (2/11).
Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Anggara Sinurat, Minggu (5/11) mengatakan,
Siberru Leto merupakan sebuah legenda Pakpak yang menceritakan tentang seekor burung yang mempunyai seorang anak perempuan. Namun, anak perempuannya malu dan tidak mau mengakui bahwa ibunya adalah siluman burung.
Singkat cerita, setelah menikahi seorang pemuda, sang ibu datang mengunjungi desa tempat anak dan menantunya tinggal, dalam wujud burung. Karena tidak mengetahui, sang menantu memburu dan memanah burung tersebut hingga tewas.
Mengetahui hal itu, sang putri terkejut dan merasa bersalah karena tidak berkata jujur kepada suaminya. Sejak saat itu, ia menjadi sering mengunjungi hutan dan bersedih.
Setelah mengetahui kebenarannya, sang suami pun mengajak istrinya pergi dan melakukan ritual agar ibunya hidup kembali. Beruntung, ibunya kembali hidup dan mereka hidup bahagia.
Lysken Rosiana Angkat, penulis sekaligus koreografer Siberru Leto, menyampaikan pertunjukan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan legenda-legenda Budaya Pakpak kepada masyarakat sehingga tetap lestari dan semakin dikenal oleh masyarakat luas, khususnya kalangan muda.
Selain melestarikan cerita legenda Pakpak, kata Lysken, cerita ini juga mengajarkan untuk tidak pernah malu dan takut mengakui orang tua, bagaimanapun kondisinya.
“Karena orangtua kita adalah orang yang berjasa dalam membesarkan dan merawat kita, yang harus kita bahagiakan sepanjang hidup kita,” ucap Lysken.
Lysken juga menyampaikan, persembahan Siberru Leto ini mendapat dukungan dari semua pihak seperti Sanggar Tari Dairi, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, dan Olahraga Kabupaten Dairi, serta seluruh pihak yang terlibat dalam memeriahkan perayaan Pesta Njuah-njuah. (rud/azw)