MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usai mengikuti rangkaian munas, Golkar Sumut yang ikut mendukung pencalonan dan mengapresiasi terpilihnya Ical, akan segera mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) awal 2015. Selain itu, penguatan Koalisi Merah Putih (KMP) hingga tingkat kabupaten/kota juga akan menjadi kerja para kader dan pengurus kedepan.
Ketua DPD Golkar Sumut H Ajib Shah mengatakan pihaknya akan segera menyosialisasikan hasil Munas Golkar di Bali, 30 November – 3 Desember 2014 yang melahirkan sejumlah keputusan penting terkait langkah politik partai berlambang pohon beringin ini lima tahun kedepan, seperti menjadi partai diluar Pemerintahan Jokowi-Jk dan kabinetnya.
“Munas ini, akan dijadikan acuan bagi Golkar Sumut nantinya untuk langsung melaksanakan Musda pada awal 2015. Selain itu, kita akan meneruskan KMP hingga ke kabupaten/kota se Sumut,” ujkar Ajib kepada wartawan, Kamis (4/12).
Munas Golkar juga menghasilkan rekomendasi agar KMP membahas persoalan Undang-Undang MD3 serta mengajukan usul untuk sistem pemilihan umum (pemilu) legislatif dilakukan dengan cara proporsional tertutup. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ‘perang’ antar sesama kader dalam satu daerah pemilihan (dapil) seperti sebelumnya.
“Kita di Sumut, berharap Munas ke IX ini menjadi bekal DPP untuk bisa menempatkan pengurus yang baik, amanah, cakap serta cerdas. Jangan hanya karena kedekatan pada Ketum dan formatur semata,” ujar Ketua DPRD Sumut ini.
Sementara terkait kisruh yang muncul di internal partai, salah satu kader Golkar di Sumut yang saat ini duduk sebagai anggota DPR Sumut Janter Sirait mengaku tidak khawatir dengan ancaman pemecatan yang dihembuskan pihak ARB karena mendukung rencana Munas tandingan yang diprakarsai Agung Laksono Januari 2015 mendatang. Ia pun siap kehilangan jabatannya sebagai wakil rakyat.
“Saya hadir di Bali menyaksikan jalanya Munas ke IX. Menurut saya itu tidak demokratis dan tidak menonjolkan semangat kekeluargaan yang terkenal hebat di Partai Golkar,” katanya.
Ia juga menyesalkan sikap Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar terpilih, Akbar Tanjung yang tidak konsisten. Sebab sebelumnya sempat melarang pelaksanaan Munas di Bali berdasarkan hasil pertemuan dengan anggota Dewan Pertimbangan. Namun belakangan mendukung Munas Bali yang dianggapnya melanggar AD/ART partai.
Ia pun dengan tegas menyatakan siap menghadiri Munas versi Agung Laksono meskipun bertentangan dengan DPD Golkar Sumut. Ia pun menyebutka sikap takut dengan ancaman pemecatan tersebut tidak punya nyali melawan yang salah.
“Politik itu pertaruhan. Saya siap dipecat dari posisi anggota DPRD karena mendukung Munas Jakarta setelah pemecatan saya sebagai Ketua DPD II Simalungun. Politik bagi saya perlu nyali,” sebutnya. (fat/jpnn/sam/bal/rbb)