25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Nelayan Hanyut Terseret Arus Sungai Kualuh

Ilustrasi

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Seorang nelayan warga Dusun 4 Desa Kuala Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara hanyut terseret arus air Sungai Kualuh di Lubuk Badak Desa setempat, Sabtu (4/1) sekira pukul 21.00 WIB.

Maut yang menimpa Aris Tampubolon, berawal saat dirinya menjala ikan di sungai tersebut. Namun naas, arus air sungai mendadak membesar dan menenggelamkan korban.

“Mereka menjala di pertemuan arus sungai Kualuh dan dua anak sungai,” kata anggota keluarga korban, Asmar Tanjung, Minggu (5/1) saat dihubungi via seluler.

Sebelumnya terseret arus sungai, korban bersama temannya Idin Hasibuan, naik ke hulu sungai sejauh 7 kilometer.

Ketika itu, kondisi air sungai sedang surut. Sehingga keduanya, turun ke sungai untuk menebar jala. Namun saat sedang asik menangkap ikan, pada petang hari di hulu tampak petir dan sedang hujan.

Tiba-tiba saja air naik. Teman korban Idin Hasibuan, berinisiatif naik ke darat, sembari mengajak korban ikut bergegas naik.

“Teman korban naik begitu melihat ada tanda-tanda air sungai mulai naik. Dan terdengar juga deru air datang dari hulu,” papar Asmar.

Namun korban tetap asik menjala ikan, hingga terseret air pasang. Mendapat informasi korban hanyut, sejumlah pihak langsung melakukan pencarian hingga Minggu (5/1) pagi.

Sekira jam 11.30 WIB, masyarakat yang melakukan pecarian menemukan jasad korban dalam kondisi terapung sekira 3 kilometer dari lokasi pertama kali korban hanyut.

Setelah dievakuasi, jasad korban dibawa ke rumah duka. Dan selanjutnya dikebumikan di perkuburan muslim terdekat.

Kepala Polisi Sektor Kualuh Hulu, AKP Sahrial membenarkan peristiwa apa yang dialami korban. “Korban ditemukan dengan kondisi sudah tewas,” papar Sahrial. (fdh/han)

Ilustrasi

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Seorang nelayan warga Dusun 4 Desa Kuala Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara hanyut terseret arus air Sungai Kualuh di Lubuk Badak Desa setempat, Sabtu (4/1) sekira pukul 21.00 WIB.

Maut yang menimpa Aris Tampubolon, berawal saat dirinya menjala ikan di sungai tersebut. Namun naas, arus air sungai mendadak membesar dan menenggelamkan korban.

“Mereka menjala di pertemuan arus sungai Kualuh dan dua anak sungai,” kata anggota keluarga korban, Asmar Tanjung, Minggu (5/1) saat dihubungi via seluler.

Sebelumnya terseret arus sungai, korban bersama temannya Idin Hasibuan, naik ke hulu sungai sejauh 7 kilometer.

Ketika itu, kondisi air sungai sedang surut. Sehingga keduanya, turun ke sungai untuk menebar jala. Namun saat sedang asik menangkap ikan, pada petang hari di hulu tampak petir dan sedang hujan.

Tiba-tiba saja air naik. Teman korban Idin Hasibuan, berinisiatif naik ke darat, sembari mengajak korban ikut bergegas naik.

“Teman korban naik begitu melihat ada tanda-tanda air sungai mulai naik. Dan terdengar juga deru air datang dari hulu,” papar Asmar.

Namun korban tetap asik menjala ikan, hingga terseret air pasang. Mendapat informasi korban hanyut, sejumlah pihak langsung melakukan pencarian hingga Minggu (5/1) pagi.

Sekira jam 11.30 WIB, masyarakat yang melakukan pecarian menemukan jasad korban dalam kondisi terapung sekira 3 kilometer dari lokasi pertama kali korban hanyut.

Setelah dievakuasi, jasad korban dibawa ke rumah duka. Dan selanjutnya dikebumikan di perkuburan muslim terdekat.

Kepala Polisi Sektor Kualuh Hulu, AKP Sahrial membenarkan peristiwa apa yang dialami korban. “Korban ditemukan dengan kondisi sudah tewas,” papar Sahrial. (fdh/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/