LANGKAT, SUMUTPOS.CO -Kisruh yang terjadi di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu Langkat, terus bergulir. Sejumlah karyawan terus menggelar unjuk rasa. Aksi ini tentu akan mengganggu kinerja perusahaan tersebut dalam berbenah.
Tak hanya itu, aksi juga akan membuat situasi di Kabupaten Langkat, dinilai tidak kondusif. Padahal, di bawah kepemimpinan Direktur Utama PDAM Tirta Wampu Langkat Puncana Sitepu, segala permasalahan perusahaan perlahan membaik. Bahkan beberapa pencapaian telah diraih.
“Saya juga tidak tahu kenapa karyawan saya terus menggelar aksi demonstrasi. Padahal saya sudah bekerja maksimal dan terus berbuat yang terbaik untuk PDAM Tirta Wampu,” ungkap Puncana, Kamis (5/4).
Puncana mengatakan, pada 2016 sebelum ia menjabat, PDAM Tirta Wwampu sempat merugi hingga mencapai Rp1 miliar. “Saya menjadi dirut pada 2016 akhir. Di situ saya lihat hasil audit, perusahaan merugi mencapai Rp1 miliar,” bebernya.
Saat itu, lanjutnya, meski mengalami keterpurukan, Puncana terus berusaha memperbaiki perusahaan untuk kepentingan bersama. Hasilnya, memasuki 2017 perusahaan terus membaik. Bahkan, hasil audit pihak perusahaan bisa mencapai laba atau keuntungan hingga Rp500,6 juta. “Tak hanya itu, dari hasil saya memimpin setahun belakangan, PDAM Tirta Wampu meraih juara pertama perusahaan yang menyelesaikan utang di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dari 156 perusahaan,” katanya, seraya mengungkapkan, saat itu utang di Kemenkeu mencapai Rp46 miliar.
Tak ayal, Puncana menduga, selama ini ada yang menunggangi aksi demonstrasi untuk menjatuhkannya dari pucuk pimpinan. Sebab, selama ini keputusan yang diambil hanya untuk membuat perusahaan daerah itu menjadi yang terbaik. “Saya hanya berpasrah diri, semoga Allah SWT dan pemimpin tahu, mana yang benar. Dan semua pencapaian yang kami dapat, tak terlepas dari kerja sama PDAM dengan DPRD, serta Pemkab Langkat, juga anggota saya,” tegasnya, sembari mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membuat PDAM terus berbenah.
Dari informasi yang dihimpun, aksi demonstrasi yang dilakukan para karyawan ini, diduga didalangi Kabag Teknik Hafiz. Kabar beredar, ia berambisi mengantikan posisi Dirut PDAM Tirta Wampu, yang sebentar lagi memasuki masa pensiun.
Sebelumnya, Hafiz sudah berusaha ingin menjadi dirut. Namun masa jabatan bertugas yang harus 10 tahun di PDAM, tidak mencukupi. Aksi memimpin demonstrasi yang dilakukan, juga memperlihatkan ambisi Hafiz. Dengan menggunakan topi warna cokelat, berkemeja putih, dan celana hitam, ia terus berkoordinasi dengan para karyawan.
Saat coba dikonfirmasi terkait keterlibatannya memimpin aksi demonstrasi, Hafiz tidak dapat ditemui. Bahkan, nomor telepon selular 085361xxxxxx, yang coba dihubungi wartawan, tak kunjung diterima, meski nada aktif terus berdering. (bam/saz)