32.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Masakan di Warung Pojok Lebih Nikmat Bersama Mbaknya

SUMUTPOS.CO –  Kurang diperhatikan dan jarang mendapat pelayanan membuat Tongat mencari pelampiasan. Yang disasar adalah Mbak penjaga warung yang berada di dekat pojok rumahnya.

Sambil sarapan dan keseringan bertemu setiap pagi, Mbak pekerja warung nasi penjual sayur bening jadi tempat berlabuhnya hati Tongat.

Sudah menjadi kebiasaan Tongat (40), setiap istrinya bekerja, dia selalu sarapan di warung pojok dekat rumahnya. Maklumlah, Karin (35), wanita karier yang sibuk dan harus masuk kantor tepat waktu.

Karin pun oke-oke saja ketika suaminya nongkrong dulu usai sarapan, lalu kerja nungguin bengkelnya.

Namun ibu dua anak ini mulai curiga karena suaminya dalam kurun waktu sekitar enam bulan ini jarang ada di bengkel usai membeli sarapan.

Alasannya sedang cari spare part-lah, cari oli lah dan sebagainya. Usut punya usut melalui orang suruhan, Karin tahu jika suaminya sering jalan bareng dengan perempuan muda yang lebih seksi darinya.

Laporan tersebut komplit didukung dengan foto suaminya dengan sephia yang tak lain adalah penjual nasi sayur bening. Di antara beberapa foto itu, diambil saat keduanya sedang berada di supermarket. Pakai gandengan tangan lagi.

Hati Karin pun mendidih. Ternyata, perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah pegawai warung langganan Tongat. Yang baru bekerja sekitar sebulan.

Tanpa ampun, Karin pun marah kepada Tongat. Tapi suaminya juga balik marah karena menganggap istrinya tidak pernah membuatkan sarapan dan tak perhatian lagi.

Sampai mereka saling mengeluarkan jurus cakar kucing dan bogem mentah. Karena tak terima perlakuan suaminya, Karin memilih pulang ke rumah orang tuanya.

Sedangkan Tongat bertahan di rumah mereka bersama dua anaknya. Dua bulan kemudian, Karin melayangkan gugatan cerai. Kini mereka sudah tiga kali memenuhi panggilan hakim. Hakim mensarankan agar keduanya rujuk. Namun upaya mediasi sudah tak sanggup mendamaikan keduanya. Tongat dan Karin ngotot ingin berpisah.

“Gak ada pilihan lagi. Saya minta cerai saja. Anak anak sudah besar, sudah tahu siapa yang salah siapa yang benar,” ungkap Karin dengan penuh semangat.

Sedangkan Tongat mengaku siap berpisah karena sudah lama memendam kekesalannya kepada Karin.

“Bikin sarapan bisa dihitung dengan jari. Kalau masak, rasanya gak karuan. Saya dan anak anak sering beli. Dia juga banyak menghabiskan waktu buat kerjaan. Kalau libur ya tidur,” kata Tongat.

Apa nggak pernah dibicarakan? “Ya pernah. Tapi dia nganggap enteng. Saya sebagai kepala rumah tangga merasa direndahkan. Gak dihargai sama sekali,” tambah Tongat.

Dia mengaku karena sering sarapan di warung, tumbuhlah benih-benih cinta kepada Sephia. Terlebih masakan di warung pojok yang tak jauh dari rumahnya memang rasanya enak dan sedap.(jpg)

SUMUTPOS.CO –  Kurang diperhatikan dan jarang mendapat pelayanan membuat Tongat mencari pelampiasan. Yang disasar adalah Mbak penjaga warung yang berada di dekat pojok rumahnya.

Sambil sarapan dan keseringan bertemu setiap pagi, Mbak pekerja warung nasi penjual sayur bening jadi tempat berlabuhnya hati Tongat.

Sudah menjadi kebiasaan Tongat (40), setiap istrinya bekerja, dia selalu sarapan di warung pojok dekat rumahnya. Maklumlah, Karin (35), wanita karier yang sibuk dan harus masuk kantor tepat waktu.

Karin pun oke-oke saja ketika suaminya nongkrong dulu usai sarapan, lalu kerja nungguin bengkelnya.

Namun ibu dua anak ini mulai curiga karena suaminya dalam kurun waktu sekitar enam bulan ini jarang ada di bengkel usai membeli sarapan.

Alasannya sedang cari spare part-lah, cari oli lah dan sebagainya. Usut punya usut melalui orang suruhan, Karin tahu jika suaminya sering jalan bareng dengan perempuan muda yang lebih seksi darinya.

Laporan tersebut komplit didukung dengan foto suaminya dengan sephia yang tak lain adalah penjual nasi sayur bening. Di antara beberapa foto itu, diambil saat keduanya sedang berada di supermarket. Pakai gandengan tangan lagi.

Hati Karin pun mendidih. Ternyata, perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah pegawai warung langganan Tongat. Yang baru bekerja sekitar sebulan.

Tanpa ampun, Karin pun marah kepada Tongat. Tapi suaminya juga balik marah karena menganggap istrinya tidak pernah membuatkan sarapan dan tak perhatian lagi.

Sampai mereka saling mengeluarkan jurus cakar kucing dan bogem mentah. Karena tak terima perlakuan suaminya, Karin memilih pulang ke rumah orang tuanya.

Sedangkan Tongat bertahan di rumah mereka bersama dua anaknya. Dua bulan kemudian, Karin melayangkan gugatan cerai. Kini mereka sudah tiga kali memenuhi panggilan hakim. Hakim mensarankan agar keduanya rujuk. Namun upaya mediasi sudah tak sanggup mendamaikan keduanya. Tongat dan Karin ngotot ingin berpisah.

“Gak ada pilihan lagi. Saya minta cerai saja. Anak anak sudah besar, sudah tahu siapa yang salah siapa yang benar,” ungkap Karin dengan penuh semangat.

Sedangkan Tongat mengaku siap berpisah karena sudah lama memendam kekesalannya kepada Karin.

“Bikin sarapan bisa dihitung dengan jari. Kalau masak, rasanya gak karuan. Saya dan anak anak sering beli. Dia juga banyak menghabiskan waktu buat kerjaan. Kalau libur ya tidur,” kata Tongat.

Apa nggak pernah dibicarakan? “Ya pernah. Tapi dia nganggap enteng. Saya sebagai kepala rumah tangga merasa direndahkan. Gak dihargai sama sekali,” tambah Tongat.

Dia mengaku karena sering sarapan di warung, tumbuhlah benih-benih cinta kepada Sephia. Terlebih masakan di warung pojok yang tak jauh dari rumahnya memang rasanya enak dan sedap.(jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/