MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tewasnya Alfansyah Munthe alias Ucok Sing (42) di lahan garapan Jl. Ksatria, Datuk Kabu Pasar III, Tembung, Kec. Percut Sei Tuan dilatar belakangi perebutan lahan garapan seluas 6 hektar di sekitar lokasi. Pelaku yang sudah menyerahkan diri ke Polresta Medan menyatakan, tak ada perintah penyerangan dari Ketua OKP, tempatnya bernaung.
Hal tersebut dibenarkan Rochmadsyah alias Mamat (33) pelaku pembantaian Ucok Sing yang akhirnya memilih menyerahkan diri ke pihak kepolisian setelah 7 jam melarikan diri.
Mamat membenarkan jika dirinya tergabung dalam OKP AMPI yang dipimpin oleh Heri B. Akan tetapi dijelaskannya, penyerangan tersebut tak pernah diperintahkan oleh ketua OKP nya dan hanya inisiatif para anggota yang merasa terusik akan saling klaim lahan yang digarap oleh kelompok Ucok Sing.
“Tak pernah ada perintah menyerang bang dari ketua mana pun. Itu murni inisiatif kami yang geram soal klaim lahan itu. Kami merasa kalau lahan itu adalah milik kami,” kata Mamat
“Ya gimanalah bang, kami juga makan dari situ. Dan kalau diributi kami mau makan dengan cara apa? Makanya kami inisiatif sendiri saat itu bang, dan tak pernah diperintahkan kami,” terang Mamat.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Medan mengatakan jika pihaknya akan terus mendalami kasus tersebut mengingat bentrokan di sekitar lokasi sudah sering terjadi.
“Sudah sering terjadi ya bentrokannya, jadi kita dalami dulu seperti apa. Pelaku menyerahkan diri kemarin dan kita dalami dulu, kita kenakan Pasal 338 Jo 351 ayat 3 KUHPidana,” terangnya.
Pertikaian dengan Ucok Sing sendiri bermula pada Senin (4/8) sekira pukul 03.00 wib, kelompok massa dari OKP mendatangi lokasi guna mengambil lahan yang dikuasai oleh kelompok Ucok Sing yang juga dari OKP berbeda.
Bentrokan pun terjadi di lokasi, kedua kubu massa terlibat aksi saling serang. Hingga sekira pukul 08.00 wib, dengan sendirinya massa pun memilih membubarkan diri. Disini lah petaka bagi Ucok Sing terjadi, saat itu secara tak sengaja ia bertemu dengan Mamat yang sedang berjalan kaki menuju kediamannya.
Ketika itu pula, Ucok yang memegang sebilah klewang dan pisau sangkur mengajak Mamat berduel satu lawan satu. Ajakan duel itu pun diterima oleh Mamat yang juga telah mempersiapkan 2 klewang sepanjang 1 meter.
“Uda mau pulang sebenarnya bang, cuma entah kenapa bisa ketemu kami di lahan itu. Itu pun dia mengajak satu lawan satu bang, karena dia megang sangkur sama kelewang. Jadi aku terima aja bang,” kata Mamat
Saat itu pula, keduanya terlibat duel ‘maut’ dan saling kejar. Sempat terkena sabetan sangkur milik Ucok di tangan kanannya, akhirnya Mamat yang emosi pun menghabisi korban. Pertama ia membacok lengan kiri korban sebanyak 2 kali, kemudian setelah korban terjatuh ia kembali membacok bagian punggung dan kaki kiri korban. seketika itu pula korban bersimbah darah tak berdaya, melihat itu Mamat memilih kabur.
“Main lah kami disitu bang, aku disabet di tangan kanan pakai sangkurnya. Terus ku bacok di tangan kirinya, disitu lah dia jatuh terus ku bacok lagi pundak sama kakinya. Langsung ku tinggal dia bang. Jadi perlu juga ku bilang bang kalau dia lah yang pertama mengajak duel dan mau menyerang aku, ya aku dalam posisi gitu mau tak mau harus main bang,” kata bapak 3 anak ini.
Masih menurut Mamat, jika kelompok Ucok Sing menguasai lahan seluas 6 hektar yang juga telah digarap oleh pihaknya kurang lebih 2 tahun belakangan ini.
“Jadi orang itu bawa nama Kelompok Tani Abadi bang, cuma dia dari OKP juga. Mereka kuasai lahan 6 hektar yang juga sudah 2 tahun kami garap. Jadi itu juga penyebab bentrokan antara kedua kubu OKP bang, kalau aku anggota Heri B bang dari AMPI,” kata tersangka yang pernah ditahan kasus narkoba pada tahun 2003 ini.
Namun berdasarkan kesaksian seorang warga berinisial SI yang mengaku melihat langsung pembantaian tersebut menyebut korban dikeroyok. Saat kejadian berlangsung, SI tengah menggendong anaknya dan akan masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba saja Ucok Sing berlari ke arahnya dan pada jarak 10 meter berhenti dengan nafas terengah-engah.
Tak lama, mucul dua pria dari semak-semak sembari menenteng klewang. Sempat terlihat perkelahian dan Ucok Sing sempat mengeluarkan sangkur. Namun tebasan klewang pelaku terlebih dulu mendarat ke tubuh korban dan langsung tersungkur. Selanjutnya pelaku langsung membacoki korban berulang ulang hingga korban ngorok dan tewas di tempat.
“Aku masih gendong anak bang. Aku lihat ada orang lari dan berhenti sambil ngos-ngosan. Belum lagi dia jalan tiba tiba dari semak semak ladang ubi keluar dua orang bawa klewang dan orang yang nenteng parang panjang itu langsung membacok yang ngos-ngosan tadi. Tapi dia melawan rupanya kawan yang bacok tadi dari arah belakang bacok kakinya yang ngos-ngosan tadi sampai jatuh, baru mereka bacoki dan aku jerit baru mereka lari,” ungkap saksi kunci dalam peristiwa pembunuhan ini.
IS mengatakan pelaku pembunuhan berkulit putih pakai baju kaos oblong coklat dan pakai topi coklat serta berbadan tegap dan tidak tinggi. “Mereka membacoki kayak bunuh babi sambil maki-maki cakap kotor mereka dan yang dibacoki ini cuman bilang allahu akbar,” ujar saksi, usai dimintai keterangan di Polsek Percut Seituan, kemarin (4/8).
ILMU UCOK BELUM BERISI PENUH
Di samping bermotif perebutan lahan seluas 6 hektar di Pasar III, Datuk Kabu, Tembung, Kec. Percut Sei Tuan, kematian Ucok Sing pun ternyata dilatar belakangi dendam lama. Pasalnya beberapa waktu lalu, Mamat pun pernah terlibat perkelahian dengan korban dan hal itu membuat pelaku menaruh dendam.
Tak hanya itu saja, korban pun dikatakan pernah secara sengaja menabrak pelaku dengan sepeda motor di kawasan lahan garapan Jermal VII hingga mengakibatkan dirinya luka-luka.
Dikatakan pelaku, jika bentrokan yang terjadi saat itu menjadi moment untuknya membalaskan dendamnya terhadap korban. Akan tetapi, diakuinya jika dirinya tak pernah menaruh niat secara khusus untuk menghabisi korban.
“Memang ada dendam lama juga bang, tapi saat itu tak pernah ada niat ku khusus mencari dia. Tapi entah kenapa kami bisa jumpa di lokasi,” kata tersangka
Bahkan dikatakan tersangka jika ilmu yang miliki Ucok Sing belum berisi penuh. “Belum berisi penuh ilmu dia bang, kena klewang jadi juga dia,” katanya seraya tak menampik jika dirinya pun memiliki ‘penjaga badan’. (wel/bd)