Pasangannya blusukan di Medan, Calon Wagub Sumut Musa Rajekshah memilih blusukan ke Pasar Tradisional Glugur Rantau Prapat, Labuhanbatu, Selasa (6/3/2018) pagi.
Sejumlah pedagang mengungkap unek-unek kepadanya, di antaranya soal penataan pasar hingga persoalann rentenir yang mencekik leher.
Ibu Dewi, pedagang tomat di sana mencurahkan harapannya kepada Musa Rajekshah soal penataan Pasar Glugur Rantau Prapat. “Tolonglah Pak. Pasar ini ditata. Tengoklah kondisinya ini Pak,” kata Ibu Dewi kepada Ijeck.
Ijeck pun menyahuti curahan itu. Dikatakannya, penataan Pasar Tradisional jangan sampai merugikan pedagang yang ada. “Penataan tentu harus melibatkan pedagang yang ada. Di sini lah peran pemerintah daerah agar pasar trasisional kita nyaman dan teratur. Insha Allah persoalan pasar tradisional ini memang jadi bagian visi kita,” ungkap Ijeck.
Pedagang makanan dan minuman ringan, Delviana Dalimunthe, ikut mengungkapkan sulitnya permodalan dalam usaha. “Bantuan modal tidak ada. Kami terpaksa harus berutang dengan rentenir dengan bunga 20 persen tiap bulannya,” kata Delviana.
Mendengar bunga rentenir itu, Ijeck tampak terkejut. “Ya susah kalau seperti itu. Harusnya pinjaman modal untuk UMKM ini bisa dikomunikasikan dengan bank-bank pemerintah dalam hal penyaluran kredit UMKM, tak perlu agunan,” kata Ijeck.
Usai dari Pasar Glugur, Ijeck dan rombongan menuju ke penginapan dengan menumpang becak motor. (rel)
Pedagang Rantauprapat Curhat
Pasangannya blusukan di Medan, Calon Wagub Sumut Musa Rajekshah memilih blusukan ke Pasar Tradisional Glugur Rantau Prapat, Labuhanbatu, Selasa (6/3/2018) pagi.
Sejumlah pedagang mengungkap unek-unek kepadanya, di antaranya soal penataan pasar hingga persoalann rentenir yang mencekik leher.
Ibu Dewi, pedagang tomat di sana mencurahkan harapannya kepada Musa Rajekshah soal penataan Pasar Glugur Rantau Prapat. “Tolonglah Pak. Pasar ini ditata. Tengoklah kondisinya ini Pak,” kata Ibu Dewi kepada Ijeck.
Ijeck pun menyahuti curahan itu. Dikatakannya, penataan Pasar Tradisional jangan sampai merugikan pedagang yang ada. “Penataan tentu harus melibatkan pedagang yang ada. Di sini lah peran pemerintah daerah agar pasar trasisional kita nyaman dan teratur. Insha Allah persoalan pasar tradisional ini memang jadi bagian visi kita,” ungkap Ijeck.
Pedagang makanan dan minuman ringan, Delviana Dalimunthe, ikut mengungkapkan sulitnya permodalan dalam usaha. “Bantuan modal tidak ada. Kami terpaksa harus berutang dengan rentenir dengan bunga 20 persen tiap bulannya,” kata Delviana.
Mendengar bunga rentenir itu, Ijeck tampak terkejut. “Ya susah kalau seperti itu. Harusnya pinjaman modal untuk UMKM ini bisa dikomunikasikan dengan bank-bank pemerintah dalam hal penyaluran kredit UMKM, tak perlu agunan,” kata Ijeck.
Usai dari Pasar Glugur, Ijeck dan rombongan menuju ke penginapan dengan menumpang becak motor. (rel)