26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Mainkan Lakon Wayang Gatot Kaca di Sumut, Ganjar Beri Pesan Kerukunan

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyapa Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) dalam pagelaran wayang kulit di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) secara daring. Pada acara ini, Ganjar ikut memainkan lakon Gatot Kaca.

Awalnya Ganjar berbincang dengan Ketua Umum DPP Pujakesuma, Eko Sopianto. Ganjar mendoakan semua anggota Pajukesuma selalu sehat. “Boleh nanti setelah Covid-nya agak turun, insya Allah saya mau ke sana. Karena saya sudah ada undangan di Medan sama di Aceh, tapi belum bisa hadir,” tutur Ganjar melalui virtual meeting, Sabtu (5/3).

Selanjutnya, Ganjar diajak mengikuti lakon wayang Pujakesuma. Ganjar tampak memegang wayang dengan tokoh Gatot Kaca. Ganjar kemudian memainkan wayangnya dengan lawan Dalang Ki Joko Santoso. Keduanya bermain dalam sebuah lakon singkat. “Lo ini akal-akalan (tim) konten kreatif. Gatot Koco ini lo,” tutur Ganjar sambil tersenyum.

Ganjar pun berpesan kepada semua anggota Pujakesuma agar dapat membangun keakraban dan kebersamaan. Dia juga meminta Pujakesuma menghormati masyarakat Sumatera asli. “Kita diberi makan, diberi minum, berkeluarga, berteman, bahkan banyak yang menikah dengan orang di sana (Sumatera), itulah saudara-saudara kita, itulah bhineka tunggal ika, itulah Indonesia kita,” imbuhnya.

Bumikan Kebudayaan Jawa

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Pajukesuma, Eko Sopianto mengatakan, pagelaran wayang kali ini bertujuan untuk membumikan kebudayaan Jawa. Menurutnya, kebudayaan wayang kulit harus lestari. “Kami Pujakesuma itu ingin membumikan budaya Jawa dan kalau bisa dengan visi misi kita yaitu Pujakesuma yang guyub, rukun, dan mulia serta mendunia,” ucap Eko.

Lebih lanjut, Eko menekankan bahwa wayang kulit juga mesti digemari anak-anak muda. Sebab itu, kata Eko, pihaknya membentuk generasi muda Pujakesuma. “Tujuannya agar anak-anak milenial itu bangga dengan budayanya. Jadi selama ini kita melihat anak-anak muda milenial itu kurang antuasias dengan budaya-budaya Indonesia yang kaya raya ini,” imbuhnya.

Eko berharap, pagelaran wayang kulit ini bisa membangkitkan anak-anak muda dalam dunia pewayangan. Dia pun berharap rasa cinta budaya Indonesia kembali bangkit. “Oleh sebab itu dengan adanya istilah ‘new era’ dalam kegiatan ini, tentunya bisa membangkitkan kembali anak-anak muda Indonesia untuk mencintai Indonesia,” imbuhnya. (rel)

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyapa Paguyuban Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) dalam pagelaran wayang kulit di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) secara daring. Pada acara ini, Ganjar ikut memainkan lakon Gatot Kaca.

Awalnya Ganjar berbincang dengan Ketua Umum DPP Pujakesuma, Eko Sopianto. Ganjar mendoakan semua anggota Pajukesuma selalu sehat. “Boleh nanti setelah Covid-nya agak turun, insya Allah saya mau ke sana. Karena saya sudah ada undangan di Medan sama di Aceh, tapi belum bisa hadir,” tutur Ganjar melalui virtual meeting, Sabtu (5/3).

Selanjutnya, Ganjar diajak mengikuti lakon wayang Pujakesuma. Ganjar tampak memegang wayang dengan tokoh Gatot Kaca. Ganjar kemudian memainkan wayangnya dengan lawan Dalang Ki Joko Santoso. Keduanya bermain dalam sebuah lakon singkat. “Lo ini akal-akalan (tim) konten kreatif. Gatot Koco ini lo,” tutur Ganjar sambil tersenyum.

Ganjar pun berpesan kepada semua anggota Pujakesuma agar dapat membangun keakraban dan kebersamaan. Dia juga meminta Pujakesuma menghormati masyarakat Sumatera asli. “Kita diberi makan, diberi minum, berkeluarga, berteman, bahkan banyak yang menikah dengan orang di sana (Sumatera), itulah saudara-saudara kita, itulah bhineka tunggal ika, itulah Indonesia kita,” imbuhnya.

Bumikan Kebudayaan Jawa

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Pajukesuma, Eko Sopianto mengatakan, pagelaran wayang kali ini bertujuan untuk membumikan kebudayaan Jawa. Menurutnya, kebudayaan wayang kulit harus lestari. “Kami Pujakesuma itu ingin membumikan budaya Jawa dan kalau bisa dengan visi misi kita yaitu Pujakesuma yang guyub, rukun, dan mulia serta mendunia,” ucap Eko.

Lebih lanjut, Eko menekankan bahwa wayang kulit juga mesti digemari anak-anak muda. Sebab itu, kata Eko, pihaknya membentuk generasi muda Pujakesuma. “Tujuannya agar anak-anak milenial itu bangga dengan budayanya. Jadi selama ini kita melihat anak-anak muda milenial itu kurang antuasias dengan budaya-budaya Indonesia yang kaya raya ini,” imbuhnya.

Eko berharap, pagelaran wayang kulit ini bisa membangkitkan anak-anak muda dalam dunia pewayangan. Dia pun berharap rasa cinta budaya Indonesia kembali bangkit. “Oleh sebab itu dengan adanya istilah ‘new era’ dalam kegiatan ini, tentunya bisa membangkitkan kembali anak-anak muda Indonesia untuk mencintai Indonesia,” imbuhnya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/