30.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

APMS Pakpak Bharat Utamakan Pembeli Jeriken

PAKPAK BHARAT- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dua pekan terakhir ini dimanfaatkan sejumlah pengusaha nakal untuk meraup keuntungan yang lebih besar. Ulah pengusaha tersebut berdampak kepada masyarakat luas yang sehari-hari membutuhkan BBM untuk kebutuhan rumah tangga dan lainnya.

Misalnya saja, agen premium dan minyak solar (APMS) yang berada di Jalan Runding  Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat.

Agen penyalur BBM tersebut lebih memprioritaskan kepada pengecer minyak ketengan yang mengisi BBM dengan menggunakan jeriken, karena untuk mengisi BBM satu jeriken dikenakan tarif sekisar Rp10 ribuhingga Rp20 ribu.

Pantauan wartawan koran ini di lapangan, beberapa warga tampak antre membeli BBM di galon APMS Jalan Runding dengan menggunakan jeriken. Seorang pembeli, Selasa (5/6) sore sekira pukul 17.00 WIB mengaku terpaksa membayar uang tambahan yang diminta karyawan galon APMS tersebut agar bisa diisi. Jika tidak, maka jiregen mereka tidak diisi.

Para pembeli itu ternyata bukan warga setempat saja, melainkan dari luar daerah juga berdatangan. Seperti warga yang berdomisili di Kota Sebulusalam, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Hal itu tentu saja telah meresahkan warga khususnya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat.

Pengusaha APMS Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat Rosmina Silaban kepada Sumut Pos, Rabu (6/6) mengatakan bahwa pengutipan yang dilakukan karyawannya adalah hal yang biasa dan sudah menjadi budaya yang turun-menurun (tradisi).

“Keberadaan APMS di Kabupaten Pakpak Bharat, bukan semata-mata untuk penyaluran BBM di daerah ini saja, melainkan melayani untuk umum. Walaupun pengutipan itu ada, pastinya hal itu bukan merupakan suatu pelanggaran hukum, namun sudah tradisi”, aku Rosmina. (mag-14)

PAKPAK BHARAT- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dua pekan terakhir ini dimanfaatkan sejumlah pengusaha nakal untuk meraup keuntungan yang lebih besar. Ulah pengusaha tersebut berdampak kepada masyarakat luas yang sehari-hari membutuhkan BBM untuk kebutuhan rumah tangga dan lainnya.

Misalnya saja, agen premium dan minyak solar (APMS) yang berada di Jalan Runding  Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat.

Agen penyalur BBM tersebut lebih memprioritaskan kepada pengecer minyak ketengan yang mengisi BBM dengan menggunakan jeriken, karena untuk mengisi BBM satu jeriken dikenakan tarif sekisar Rp10 ribuhingga Rp20 ribu.

Pantauan wartawan koran ini di lapangan, beberapa warga tampak antre membeli BBM di galon APMS Jalan Runding dengan menggunakan jeriken. Seorang pembeli, Selasa (5/6) sore sekira pukul 17.00 WIB mengaku terpaksa membayar uang tambahan yang diminta karyawan galon APMS tersebut agar bisa diisi. Jika tidak, maka jiregen mereka tidak diisi.

Para pembeli itu ternyata bukan warga setempat saja, melainkan dari luar daerah juga berdatangan. Seperti warga yang berdomisili di Kota Sebulusalam, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Hal itu tentu saja telah meresahkan warga khususnya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat.

Pengusaha APMS Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat Rosmina Silaban kepada Sumut Pos, Rabu (6/6) mengatakan bahwa pengutipan yang dilakukan karyawannya adalah hal yang biasa dan sudah menjadi budaya yang turun-menurun (tradisi).

“Keberadaan APMS di Kabupaten Pakpak Bharat, bukan semata-mata untuk penyaluran BBM di daerah ini saja, melainkan melayani untuk umum. Walaupun pengutipan itu ada, pastinya hal itu bukan merupakan suatu pelanggaran hukum, namun sudah tradisi”, aku Rosmina. (mag-14)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/