25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Jabatan Erry Berakhir Lebih Cepat

MASYARAKAT PALING DIRUGIKAN

Pengamat politik asal Universitas Sumatera Utara (USU) Warjio menilai, tidak hanya merugikan Erry Nuradi selaku petahana, juga parpol yang akan mengusung para calon dalam pilkada.

“Lebih dirugikan lagi sebenarnya adalah masyarakat. Artinya masyarakat tidak dapat memilih figur pemimpin berkualitas sesuai harapannya, dikarenakan waktu parpol melakukan penjaringan para calon semakin singkat. Intinya ini merugikan banyak pihak,” ujarnya kepada Sumut Pos, tadi malam.

Terlebih, imbuh dia, KPU baik pusat dan kabupaten/kota selaku penyelenggara pilkada 2018, menjadi pihak paling dirugikan. “Persiapan mereka bisa jadi tergopoh-gopoh. Mau tidak mau KPU harus menjalankan kebijakan itu, karena mereka pelaksana UU. Jadi KPU juga dirugikan atas kondisi tersebut,” katanya.

Begitu juga dengan parpol, akhirnya tidak bisa hati-hati dan selektif dalam memilih calon yang bakal diusung. “Harapan kita tidak banyak perubahan signifikan untuk menempatkan calon-calon itu dalam partai politik,” katanya.

Sedangkan kerugian bagi Erry selaku petahana yang berkeinginan maju kembali, Warjio menilai dari sisi politik koordinasi dengan seluruh SKPD dalam rangka persiapan pilkada. Kedua, sebut dia, konsolidasi dan sosialisasi sebagai calon baik kepada parpol dan masyarakat Sumut. “Ini juga akan bisa mengubah peta petahana, sebab sering kali calon petahana memanfaatkan SKPD yang ada dalam pengertian garis panduan pembangunan, dan dia bisa punya banyak waktu memperkenalkan pada masyarakat luas,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, hal itu akan terpotong apalagi dengan program yang selama ini dijalankan Erry di masa jabatannya. “Alhasil dia tidak bisa terlalu banyak eksis terhadap program-programnya. Tetapi saya melihat tidak ada keuntungan bagi calon manapun atas keputusan tersebut, justru yang ada merugikan banyak pihak termasuk kita masyarakat,” pungkasnya. (dik/prn/adz)

MASYARAKAT PALING DIRUGIKAN

Pengamat politik asal Universitas Sumatera Utara (USU) Warjio menilai, tidak hanya merugikan Erry Nuradi selaku petahana, juga parpol yang akan mengusung para calon dalam pilkada.

“Lebih dirugikan lagi sebenarnya adalah masyarakat. Artinya masyarakat tidak dapat memilih figur pemimpin berkualitas sesuai harapannya, dikarenakan waktu parpol melakukan penjaringan para calon semakin singkat. Intinya ini merugikan banyak pihak,” ujarnya kepada Sumut Pos, tadi malam.

Terlebih, imbuh dia, KPU baik pusat dan kabupaten/kota selaku penyelenggara pilkada 2018, menjadi pihak paling dirugikan. “Persiapan mereka bisa jadi tergopoh-gopoh. Mau tidak mau KPU harus menjalankan kebijakan itu, karena mereka pelaksana UU. Jadi KPU juga dirugikan atas kondisi tersebut,” katanya.

Begitu juga dengan parpol, akhirnya tidak bisa hati-hati dan selektif dalam memilih calon yang bakal diusung. “Harapan kita tidak banyak perubahan signifikan untuk menempatkan calon-calon itu dalam partai politik,” katanya.

Sedangkan kerugian bagi Erry selaku petahana yang berkeinginan maju kembali, Warjio menilai dari sisi politik koordinasi dengan seluruh SKPD dalam rangka persiapan pilkada. Kedua, sebut dia, konsolidasi dan sosialisasi sebagai calon baik kepada parpol dan masyarakat Sumut. “Ini juga akan bisa mengubah peta petahana, sebab sering kali calon petahana memanfaatkan SKPD yang ada dalam pengertian garis panduan pembangunan, dan dia bisa punya banyak waktu memperkenalkan pada masyarakat luas,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, hal itu akan terpotong apalagi dengan program yang selama ini dijalankan Erry di masa jabatannya. “Alhasil dia tidak bisa terlalu banyak eksis terhadap program-programnya. Tetapi saya melihat tidak ada keuntungan bagi calon manapun atas keputusan tersebut, justru yang ada merugikan banyak pihak termasuk kita masyarakat,” pungkasnya. (dik/prn/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/